"It's okay"
"It's okay"
"It's okay"
JAKARTA -Riyadh akan menjadi saksi pertarungan dua raksasa sepak bola Italia, Juventus dan AC Milan, dalam laga semifinal kedua Supercoppa Italiana pada Jumat malam, 3 Januari. Kompetisi ini hadir dengan format baru, menghadirkan empat tim terbaik dari Serie A dan Coppa Italia, menjadikan pertandingan ini salah satu momen paling dinantikan oleh para penggemar sepak bola di awal tahun.
Juventus, yang berhasil lolos ke turnamen ini setelah menjuarai Coppa Italia musim lalu, memiliki sejarah panjang dan sukses di Supercoppa Italiana. Dengan sembilan trofi di lemari mereka, Juventus menjadi tim dengan rekor terbaik dalam sejarah kompetisi ini. Meski begitu, mereka juga telah merasakan kekalahan di delapan final, menegaskan bahwa turnamen ini selalu menghadirkan tantangan tersendiri.
Di sisi lain, AC Milan, yang menjadi runner-up Serie A musim lalu, datang dengan semangat baru setelah menunjuk Sergio Conceicao sebagai pelatih kepala. Mantan pelatih FC Porto ini menggantikan Paulo Fonseca, yang dipecat setelah gagal memenuhi ekspektasi klub. Milan, yang telah memenangkan tujuh gelar Supercoppa, berharap memulai era baru di bawah Conceicao dengan meraih trofi bergengsi ini.
Juventus memasuki pertandingan ini dengan modal hasil imbang 2-2 melawan Fiorentina dalam laga Serie A terakhir mereka. Dalam pertandingan tersebut, gelandang Khephren Thuram tampil gemilang dengan mencetak dua gol, namun Juventus tetap tertinggal dari empat besar klasemen. Dengan 18 pertandingan tanpa kekalahan di liga, tim asuhan Thiago Motta masih menghadapi masalah konsistensi dalam meraih kemenangan.
Thiago Motta mengambil alih posisi pelatih dari Massimiliano Allegri pada musim panas lalu dengan harapan membawa perubahan signifikan. Juventus melakukan beberapa pembelian besar untuk menyegarkan skuad yang mulai menua, namun hasil di lapangan belum sesuai harapan. Sepanjang tahun 2024, Juventus mencatatkan 21 hasil imbang di Serie A, hanya terpaut satu dari rekor sepanjang masa yang dipegang Perugia.
Meski begitu, Juventus masih memiliki peluang besar di berbagai kompetisi. Mereka sudah memastikan tempat di babak 16 besar Liga Champions dan juga lolos ke perempat final Coppa Italia. Namun, memenangkan trofi seperti Supercoppa Italiana menjadi target minimal bagi Thiago Motta untuk mempertahankan posisinya.
Kondisi AC MilanDi sisi lain, AC Milan menghadapi tekanan besar setelah musim yang mengecewakan. Klub yang kini berada di peringkat kedelapan Serie A, lima poin di belakang Juventus, mengalami pergantian pelatih setelah Paulo Fonseca gagal memenuhi ekspektasi. RedBird Capital, pemilik klub, menghadapi protes dari para fans, dan menunjuk Conceicao sebagai langkah strategis untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Di tengah performa tim yang kurang konsisten, beberapa pemain Milan tampil menonjol, salah satunya adalah gelandang asal Belanda, Tijjani Reijnders. Pemain ini telah terlibat dalam 11 gol Milan musim ini dan menjadi salah satu pemain kunci dalam sistem baru yang diterapkan Conceicao. Reijnders mencetak gol penyeimbang dalam hasil imbang 1-1 melawan Roma sebelum libur Natal, menunjukkan kemampuannya untuk tampil di momen-momen penting.
Milan memasuki laga ini dengan harapan besar untuk mengakhiri puasa gelar di kompetisi ini sejak 2016. Bagi Conceicao, memenangkan Supercoppa Italiana akan menjadi cara ideal untuk memulai eranya di klub.
Juventus membawa skuad yang relatif lengkap ke Riyadh, dengan hanya tiga pemain yang absen karena cedera: Arkadiusz Milik, Bremer, dan Juan Cabal. Jonas Rouhi dan Timothy Weah telah kembali berlatih, sementara Douglas Luiz pulih tepat waktu untuk masuk dalam daftar skuad.
Namun, mantan kapten Danilo tidak akan tampil karena sedang menyelesaikan proses transfer ke Napoli. Kehilangan Danilo memberikan kesempatan bagi bek muda seperti Pierre Kalulu untuk tampil sejak awal, terutama melawan mantan klubnya, AC Milan. Di lini depan, Dusan Vlahovic akan menjadi andalan utama, didukung Francisco Conceicao, yang akan menghadapi ayahnya, Sergio Conceicao, dalam pertandingan ini.
Di sisi Milan, Conceicao mendapatkan dorongan besar dengan kembalinya Rafael Leao dan Christian Pulisic dari cedera. Kedua pemain ini diharapkan dapat memberikan kreativitas dan ancaman di lini serang Milan. Ruben Loftus-Cheek dan Yunus Musah juga diperkirakan kembali mengisi lini tengah setelah absen di beberapa pertandingan terakhir.
Namun, Milan masih harus bermain tanpa Noah Okafor, Samu Chukwueze, dan Alessandro Florenzi, yang belum pulih dari cedera. Kehadiran pemain-pemain kunci seperti Leao dan Pulisic akan sangat penting untuk memberikan keseimbangan di tengah jadwal yang padat.
Laga ini akan menjadi ajang adu strategi antara Thiago Motta dan Sergio Conceicao, dua pelatih dengan pendekatan taktik yang berbeda. Di lapangan, duel di lini tengah antara Khephren Thuram dan Tijjani Reijnders diperkirakan akan menjadi penentu hasil akhir. Thuram, dengan kemampuannya menyerang dari lini kedua, akan mencoba mengeksploitasi celah di pertahanan Milan, sementara Reijnders harus menjaga stabilitas permainan Milan.
SEE ALSO:
Di sisi lain, pertarungan di sayap juga menarik untuk disimak, dengan Rafael Leao berusaha mengalahkan bek sayap Juventus dan Francisco Conceicao mencoba menciptakan peluang bagi Vlahovic di depan gawang.
Supercoppa Italiana tahun ini memberikan kesempatan bagi Juventus dan AC Milan untuk mengawali tahun 2025 dengan gelar penting. Juventus datang dengan rekor terbaik dalam sejarah turnamen ini, sementara Milan berharap memulai era baru di bawah Sergio Conceicao dengan kemenangan besar.
Dengan kekuatan pemain dan ambisi kedua tim, laga ini menjanjikan duel sengit yang tidak hanya memperebutkan tiket ke final, tetapi juga menjadi ajang pembuktian bagi kedua pelatih dan pemain. Apakah Juventus akan melanjutkan dominasi mereka di Supercoppa, atau Milan akan memberikan kejutan besar di Riyadh?
Prediksi Susunan Pemain
Juventus: Di Gregorio; Savona, Kalulu, Gatti, Cambiaso; Locatelli, Thuram; Conceicao, Koopmeiners, Yildiz; Vlahovic
AC Milan: Maignan; Emerson, Gabbia, Thiaw, Hernandez; Fofana, Reijnders; Pulisic, Morata, Jimenez; Abraham
JAKARTA -Riyadh akan menjadi saksi pertarungan dua raksasa sepak bola Italia, Juventus dan AC Milan, dalam laga semifinal kedua Supercoppa Italiana pada Jumat malam, 3 Januari. Kompetisi ini hadir dengan format baru, menghadirkan empat tim terbaik dari Serie A dan Coppa Italia, menjadikan pertandingan ini salah satu momen paling dinantikan oleh para penggemar sepak bola di awal tahun.
Juventus, yang berhasil lolos ke turnamen ini setelah menjuarai Coppa Italia musim lalu, memiliki sejarah panjang dan sukses di Supercoppa Italiana. Dengan sembilan trofi di lemari mereka, Juventus menjadi tim dengan rekor terbaik dalam sejarah kompetisi ini. Meski begitu, mereka juga telah merasakan kekalahan di delapan final, menegaskan bahwa turnamen ini selalu menghadirkan tantangan tersendiri.
Di sisi lain, AC Milan, yang menjadi runner-up Serie A musim lalu, datang dengan semangat baru setelah menunjuk Sergio Conceicao sebagai pelatih kepala. Mantan pelatih FC Porto ini menggantikan Paulo Fonseca, yang dipecat setelah gagal memenuhi ekspektasi klub. Milan, yang telah memenangkan tujuh gelar Supercoppa, berharap memulai era baru di bawah Conceicao dengan meraih trofi bergengsi ini.
Juventus memasuki pertandingan ini dengan modal hasil imbang 2-2 melawan Fiorentina dalam laga Serie A terakhir mereka. Dalam pertandingan tersebut, gelandang Khephren Thuram tampil gemilang dengan mencetak dua gol, namun Juventus tetap tertinggal dari empat besar klasemen. Dengan 18 pertandingan tanpa kekalahan di liga, tim asuhan Thiago Motta masih menghadapi masalah konsistensi dalam meraih kemenangan.
Thiago Motta mengambil alih posisi pelatih dari Massimiliano Allegri pada musim panas lalu dengan harapan membawa perubahan signifikan. Juventus melakukan beberapa pembelian besar untuk menyegarkan skuad yang mulai menua, namun hasil di lapangan belum sesuai harapan. Sepanjang tahun 2024, Juventus mencatatkan 21 hasil imbang di Serie A, hanya terpaut satu dari rekor sepanjang masa yang dipegang Perugia.
Meski begitu, Juventus masih memiliki peluang besar di berbagai kompetisi. Mereka sudah memastikan tempat di babak 16 besar Liga Champions dan juga lolos ke perempat final Coppa Italia. Namun, memenangkan trofi seperti Supercoppa Italiana menjadi target minimal bagi Thiago Motta untuk mempertahankan posisinya.
Kondisi AC MilanDi sisi lain, AC Milan menghadapi tekanan besar setelah musim yang mengecewakan. Klub yang kini berada di peringkat kedelapan Serie A, lima poin di belakang Juventus, mengalami pergantian pelatih setelah Paulo Fonseca gagal memenuhi ekspektasi. RedBird Capital, pemilik klub, menghadapi protes dari para fans, dan menunjuk Conceicao sebagai langkah strategis untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Di tengah performa tim yang kurang konsisten, beberapa pemain Milan tampil menonjol, salah satunya adalah gelandang asal Belanda, Tijjani Reijnders. Pemain ini telah terlibat dalam 11 gol Milan musim ini dan menjadi salah satu pemain kunci dalam sistem baru yang diterapkan Conceicao. Reijnders mencetak gol penyeimbang dalam hasil imbang 1-1 melawan Roma sebelum libur Natal, menunjukkan kemampuannya untuk tampil di momen-momen penting.
Milan memasuki laga ini dengan harapan besar untuk mengakhiri puasa gelar di kompetisi ini sejak 2016. Bagi Conceicao, memenangkan Supercoppa Italiana akan menjadi cara ideal untuk memulai eranya di klub.
Juventus membawa skuad yang relatif lengkap ke Riyadh, dengan hanya tiga pemain yang absen karena cedera: Arkadiusz Milik, Bremer, dan Juan Cabal. Jonas Rouhi dan Timothy Weah telah kembali berlatih, sementara Douglas Luiz pulih tepat waktu untuk masuk dalam daftar skuad.
Namun, mantan kapten Danilo tidak akan tampil karena sedang menyelesaikan proses transfer ke Napoli. Kehilangan Danilo memberikan kesempatan bagi bek muda seperti Pierre Kalulu untuk tampil sejak awal, terutama melawan mantan klubnya, AC Milan. Di lini depan, Dusan Vlahovic akan menjadi andalan utama, didukung Francisco Conceicao, yang akan menghadapi ayahnya, Sergio Conceicao, dalam pertandingan ini.
Di sisi Milan, Conceicao mendapatkan dorongan besar dengan kembalinya Rafael Leao dan Christian Pulisic dari cedera. Kedua pemain ini diharapkan dapat memberikan kreativitas dan ancaman di lini serang Milan. Ruben Loftus-Cheek dan Yunus Musah juga diperkirakan kembali mengisi lini tengah setelah absen di beberapa pertandingan terakhir.
Namun, Milan masih harus bermain tanpa Noah Okafor, Samu Chukwueze, dan Alessandro Florenzi, yang belum pulih dari cedera. Kehadiran pemain-pemain kunci seperti Leao dan Pulisic akan sangat penting untuk memberikan keseimbangan di tengah jadwal yang padat.
Laga ini akan menjadi ajang adu strategi antara Thiago Motta dan Sergio Conceicao, dua pelatih dengan pendekatan taktik yang berbeda. Di lapangan, duel di lini tengah antara Khephren Thuram dan Tijjani Reijnders diperkirakan akan menjadi penentu hasil akhir. Thuram, dengan kemampuannya menyerang dari lini kedua, akan mencoba mengeksploitasi celah di pertahanan Milan, sementara Reijnders harus menjaga stabilitas permainan Milan.
SEE ALSO:
Di sisi lain, pertarungan di sayap juga menarik untuk disimak, dengan Rafael Leao berusaha mengalahkan bek sayap Juventus dan Francisco Conceicao mencoba menciptakan peluang bagi Vlahovic di depan gawang.
Supercoppa Italiana tahun ini memberikan kesempatan bagi Juventus dan AC Milan untuk mengawali tahun 2025 dengan gelar penting. Juventus datang dengan rekor terbaik dalam sejarah turnamen ini, sementara Milan berharap memulai era baru di bawah Sergio Conceicao dengan kemenangan besar.
Dengan kekuatan pemain dan ambisi kedua tim, laga ini menjanjikan duel sengit yang tidak hanya memperebutkan tiket ke final, tetapi juga menjadi ajang pembuktian bagi kedua pelatih dan pemain. Apakah Juventus akan melanjutkan dominasi mereka di Supercoppa, atau Milan akan memberikan kejutan besar di Riyadh?
Prediksi Susunan Pemain
Juventus: Di Gregorio; Savona, Kalulu, Gatti, Cambiaso; Locatelli, Thuram; Conceicao, Koopmeiners, Yildiz; Vlahovic
AC Milan: Maignan; Emerson, Gabbia, Thiaw, Hernandez; Fofana, Reijnders; Pulisic, Morata, Jimenez; Abraham
JAKARTA -Riyadh akan menjadi saksi pertarungan dua raksasa sepak bola Italia, Juventus dan AC Milan, dalam laga semifinal kedua Supercoppa Italiana pada Jumat malam, 3 Januari. Kompetisi ini hadir dengan format baru, menghadirkan empat tim terbaik dari Serie A dan Coppa Italia, menjadikan pertandingan ini salah satu momen paling dinantikan oleh para penggemar sepak bola di awal tahun.
Juventus, yang berhasil lolos ke turnamen ini setelah menjuarai Coppa Italia musim lalu, memiliki sejarah panjang dan sukses di Supercoppa Italiana. Dengan sembilan trofi di lemari mereka, Juventus menjadi tim dengan rekor terbaik dalam sejarah kompetisi ini. Meski begitu, mereka juga telah merasakan kekalahan di delapan final, menegaskan bahwa turnamen ini selalu menghadirkan tantangan tersendiri.
Di sisi lain, AC Milan, yang menjadi runner-up Serie A musim lalu, datang dengan semangat baru setelah menunjuk Sergio Conceicao sebagai pelatih kepala. Mantan pelatih FC Porto ini menggantikan Paulo Fonseca, yang dipecat setelah gagal memenuhi ekspektasi klub. Milan, yang telah memenangkan tujuh gelar Supercoppa, berharap memulai era baru di bawah Conceicao dengan meraih trofi bergengsi ini.
Juventus memasuki pertandingan ini dengan modal hasil imbang 2-2 melawan Fiorentina dalam laga Serie A terakhir mereka. Dalam pertandingan tersebut, gelandang Khephren Thuram tampil gemilang dengan mencetak dua gol, namun Juventus tetap tertinggal dari empat besar klasemen. Dengan 18 pertandingan tanpa kekalahan di liga, tim asuhan Thiago Motta masih menghadapi masalah konsistensi dalam meraih kemenangan.
Thiago Motta mengambil alih posisi pelatih dari Massimiliano Allegri pada musim panas lalu dengan harapan membawa perubahan signifikan. Juventus melakukan beberapa pembelian besar untuk menyegarkan skuad yang mulai menua, namun hasil di lapangan belum sesuai harapan. Sepanjang tahun 2024, Juventus mencatatkan 21 hasil imbang di Serie A, hanya terpaut satu dari rekor sepanjang masa yang dipegang Perugia.
Meski begitu, Juventus masih memiliki peluang besar di berbagai kompetisi. Mereka sudah memastikan tempat di babak 16 besar Liga Champions dan juga lolos ke perempat final Coppa Italia. Namun, memenangkan trofi seperti Supercoppa Italiana menjadi target minimal bagi Thiago Motta untuk mempertahankan posisinya.
Kondisi AC MilanDi sisi lain, AC Milan menghadapi tekanan besar setelah musim yang mengecewakan. Klub yang kini berada di peringkat kedelapan Serie A, lima poin di belakang Juventus, mengalami pergantian pelatih setelah Paulo Fonseca gagal memenuhi ekspektasi. RedBird Capital, pemilik klub, menghadapi protes dari para fans, dan menunjuk Conceicao sebagai langkah strategis untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Di tengah performa tim yang kurang konsisten, beberapa pemain Milan tampil menonjol, salah satunya adalah gelandang asal Belanda, Tijjani Reijnders. Pemain ini telah terlibat dalam 11 gol Milan musim ini dan menjadi salah satu pemain kunci dalam sistem baru yang diterapkan Conceicao. Reijnders mencetak gol penyeimbang dalam hasil imbang 1-1 melawan Roma sebelum libur Natal, menunjukkan kemampuannya untuk tampil di momen-momen penting.
Milan memasuki laga ini dengan harapan besar untuk mengakhiri puasa gelar di kompetisi ini sejak 2016. Bagi Conceicao, memenangkan Supercoppa Italiana akan menjadi cara ideal untuk memulai eranya di klub.
Juventus membawa skuad yang relatif lengkap ke Riyadh, dengan hanya tiga pemain yang absen karena cedera: Arkadiusz Milik, Bremer, dan Juan Cabal. Jonas Rouhi dan Timothy Weah telah kembali berlatih, sementara Douglas Luiz pulih tepat waktu untuk masuk dalam daftar skuad.
Namun, mantan kapten Danilo tidak akan tampil karena sedang menyelesaikan proses transfer ke Napoli. Kehilangan Danilo memberikan kesempatan bagi bek muda seperti Pierre Kalulu untuk tampil sejak awal, terutama melawan mantan klubnya, AC Milan. Di lini depan, Dusan Vlahovic akan menjadi andalan utama, didukung Francisco Conceicao, yang akan menghadapi ayahnya, Sergio Conceicao, dalam pertandingan ini.
Di sisi Milan, Conceicao mendapatkan dorongan besar dengan kembalinya Rafael Leao dan Christian Pulisic dari cedera. Kedua pemain ini diharapkan dapat memberikan kreativitas dan ancaman di lini serang Milan. Ruben Loftus-Cheek dan Yunus Musah juga diperkirakan kembali mengisi lini tengah setelah absen di beberapa pertandingan terakhir.
Namun, Milan masih harus bermain tanpa Noah Okafor, Samu Chukwueze, dan Alessandro Florenzi, yang belum pulih dari cedera. Kehadiran pemain-pemain kunci seperti Leao dan Pulisic akan sangat penting untuk memberikan keseimbangan di tengah jadwal yang padat.
Laga ini akan menjadi ajang adu strategi antara Thiago Motta dan Sergio Conceicao, dua pelatih dengan pendekatan taktik yang berbeda. Di lapangan, duel di lini tengah antara Khephren Thuram dan Tijjani Reijnders diperkirakan akan menjadi penentu hasil akhir. Thuram, dengan kemampuannya menyerang dari lini kedua, akan mencoba mengeksploitasi celah di pertahanan Milan, sementara Reijnders harus menjaga stabilitas permainan Milan.
SEE ALSO:
Di sisi lain, pertarungan di sayap juga menarik untuk disimak, dengan Rafael Leao berusaha mengalahkan bek sayap Juventus dan Francisco Conceicao mencoba menciptakan peluang bagi Vlahovic di depan gawang.
Supercoppa Italiana tahun ini memberikan kesempatan bagi Juventus dan AC Milan untuk mengawali tahun 2025 dengan gelar penting. Juventus datang dengan rekor terbaik dalam sejarah turnamen ini, sementara Milan berharap memulai era baru di bawah Sergio Conceicao dengan kemenangan besar.
Dengan kekuatan pemain dan ambisi kedua tim, laga ini menjanjikan duel sengit yang tidak hanya memperebutkan tiket ke final, tetapi juga menjadi ajang pembuktian bagi kedua pelatih dan pemain. Apakah Juventus akan melanjutkan dominasi mereka di Supercoppa, atau Milan akan memberikan kejutan besar di Riyadh?
Prediksi Susunan Pemain
Juventus: Di Gregorio; Savona, Kalulu, Gatti, Cambiaso; Locatelli, Thuram; Conceicao, Koopmeiners, Yildiz; Vlahovic
AC Milan: Maignan; Emerson, Gabbia, Thiaw, Hernandez; Fofana, Reijnders; Pulisic, Morata, Jimenez; Abraham
JAKARTA -Riyadh akan menjadi saksi pertarungan dua raksasa sepak bola Italia, Juventus dan AC Milan, dalam laga semifinal kedua Supercoppa Italiana pada Jumat malam, 3 Januari. Kompetisi ini hadir dengan format baru, menghadirkan empat tim terbaik dari Serie A dan Coppa Italia, menjadikan pertandingan ini salah satu momen paling dinantikan oleh para penggemar sepak bola di awal tahun.
Juventus, yang berhasil lolos ke turnamen ini setelah menjuarai Coppa Italia musim lalu, memiliki sejarah panjang dan sukses di Supercoppa Italiana. Dengan sembilan trofi di lemari mereka, Juventus menjadi tim dengan rekor terbaik dalam sejarah kompetisi ini. Meski begitu, mereka juga telah merasakan kekalahan di delapan final, menegaskan bahwa turnamen ini selalu menghadirkan tantangan tersendiri.
Di sisi lain, AC Milan, yang menjadi runner-up Serie A musim lalu, datang dengan semangat baru setelah menunjuk Sergio Conceicao sebagai pelatih kepala. Mantan pelatih FC Porto ini menggantikan Paulo Fonseca, yang dipecat setelah gagal memenuhi ekspektasi klub. Milan, yang telah memenangkan tujuh gelar Supercoppa, berharap memulai era baru di bawah Conceicao dengan meraih trofi bergengsi ini.
Juventus memasuki pertandingan ini dengan modal hasil imbang 2-2 melawan Fiorentina dalam laga Serie A terakhir mereka. Dalam pertandingan tersebut, gelandang Khephren Thuram tampil gemilang dengan mencetak dua gol, namun Juventus tetap tertinggal dari empat besar klasemen. Dengan 18 pertandingan tanpa kekalahan di liga, tim asuhan Thiago Motta masih menghadapi masalah konsistensi dalam meraih kemenangan.
Thiago Motta mengambil alih posisi pelatih dari Massimiliano Allegri pada musim panas lalu dengan harapan membawa perubahan signifikan. Juventus melakukan beberapa pembelian besar untuk menyegarkan skuad yang mulai menua, namun hasil di lapangan belum sesuai harapan. Sepanjang tahun 2024, Juventus mencatatkan 21 hasil imbang di Serie A, hanya terpaut satu dari rekor sepanjang masa yang dipegang Perugia.
Meski begitu, Juventus masih memiliki peluang besar di berbagai kompetisi. Mereka sudah memastikan tempat di babak 16 besar Liga Champions dan juga lolos ke perempat final Coppa Italia. Namun, memenangkan trofi seperti Supercoppa Italiana menjadi target minimal bagi Thiago Motta untuk mempertahankan posisinya.
Kondisi AC MilanDi sisi lain, AC Milan menghadapi tekanan besar setelah musim yang mengecewakan. Klub yang kini berada di peringkat kedelapan Serie A, lima poin di belakang Juventus, mengalami pergantian pelatih setelah Paulo Fonseca gagal memenuhi ekspektasi. RedBird Capital, pemilik klub, menghadapi protes dari para fans, dan menunjuk Conceicao sebagai langkah strategis untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Di tengah performa tim yang kurang konsisten, beberapa pemain Milan tampil menonjol, salah satunya adalah gelandang asal Belanda, Tijjani Reijnders. Pemain ini telah terlibat dalam 11 gol Milan musim ini dan menjadi salah satu pemain kunci dalam sistem baru yang diterapkan Conceicao. Reijnders mencetak gol penyeimbang dalam hasil imbang 1-1 melawan Roma sebelum libur Natal, menunjukkan kemampuannya untuk tampil di momen-momen penting.
Milan memasuki laga ini dengan harapan besar untuk mengakhiri puasa gelar di kompetisi ini sejak 2016. Bagi Conceicao, memenangkan Supercoppa Italiana akan menjadi cara ideal untuk memulai eranya di klub.
Juventus membawa skuad yang relatif lengkap ke Riyadh, dengan hanya tiga pemain yang absen karena cedera: Arkadiusz Milik, Bremer, dan Juan Cabal. Jonas Rouhi dan Timothy Weah telah kembali berlatih, sementara Douglas Luiz pulih tepat waktu untuk masuk dalam daftar skuad.
Namun, mantan kapten Danilo tidak akan tampil karena sedang menyelesaikan proses transfer ke Napoli. Kehilangan Danilo memberikan kesempatan bagi bek muda seperti Pierre Kalulu untuk tampil sejak awal, terutama melawan mantan klubnya, AC Milan. Di lini depan, Dusan Vlahovic akan menjadi andalan utama, didukung Francisco Conceicao, yang akan menghadapi ayahnya, Sergio Conceicao, dalam pertandingan ini.
Di sisi Milan, Conceicao mendapatkan dorongan besar dengan kembalinya Rafael Leao dan Christian Pulisic dari cedera. Kedua pemain ini diharapkan dapat memberikan kreativitas dan ancaman di lini serang Milan. Ruben Loftus-Cheek dan Yunus Musah juga diperkirakan kembali mengisi lini tengah setelah absen di beberapa pertandingan terakhir.
Namun, Milan masih harus bermain tanpa Noah Okafor, Samu Chukwueze, dan Alessandro Florenzi, yang belum pulih dari cedera. Kehadiran pemain-pemain kunci seperti Leao dan Pulisic akan sangat penting untuk memberikan keseimbangan di tengah jadwal yang padat.
Laga ini akan menjadi ajang adu strategi antara Thiago Motta dan Sergio Conceicao, dua pelatih dengan pendekatan taktik yang berbeda. Di lapangan, duel di lini tengah antara Khephren Thuram dan Tijjani Reijnders diperkirakan akan menjadi penentu hasil akhir. Thuram, dengan kemampuannya menyerang dari lini kedua, akan mencoba mengeksploitasi celah di pertahanan Milan, sementara Reijnders harus menjaga stabilitas permainan Milan.
SEE ALSO:
Di sisi lain, pertarungan di sayap juga menarik untuk disimak, dengan Rafael Leao berusaha mengalahkan bek sayap Juventus dan Francisco Conceicao mencoba menciptakan peluang bagi Vlahovic di depan gawang.
Supercoppa Italiana tahun ini memberikan kesempatan bagi Juventus dan AC Milan untuk mengawali tahun 2025 dengan gelar penting. Juventus datang dengan rekor terbaik dalam sejarah turnamen ini, sementara Milan berharap memulai era baru di bawah Sergio Conceicao dengan kemenangan besar.
Dengan kekuatan pemain dan ambisi kedua tim, laga ini menjanjikan duel sengit yang tidak hanya memperebutkan tiket ke final, tetapi juga menjadi ajang pembuktian bagi kedua pelatih dan pemain. Apakah Juventus akan melanjutkan dominasi mereka di Supercoppa, atau Milan akan memberikan kejutan besar di Riyadh?
Prediksi Susunan Pemain
Juventus: Di Gregorio; Savona, Kalulu, Gatti, Cambiaso; Locatelli, Thuram; Conceicao, Koopmeiners, Yildiz; Vlahovic
AC Milan: Maignan; Emerson, Gabbia, Thiaw, Hernandez; Fofana, Reijnders; Pulisic, Morata, Jimenez; Abraham
JAKARTA -Riyadh akan menjadi saksi pertarungan dua raksasa sepak bola Italia, Juventus dan AC Milan, dalam laga semifinal kedua Supercoppa Italiana pada Jumat malam, 3 Januari. Kompetisi ini hadir dengan format baru, menghadirkan empat tim terbaik dari Serie A dan Coppa Italia, menjadikan pertandingan ini salah satu momen paling dinantikan oleh para penggemar sepak bola di awal tahun.
Juventus, yang berhasil lolos ke turnamen ini setelah menjuarai Coppa Italia musim lalu, memiliki sejarah panjang dan sukses di Supercoppa Italiana. Dengan sembilan trofi di lemari mereka, Juventus menjadi tim dengan rekor terbaik dalam sejarah kompetisi ini. Meski begitu, mereka juga telah merasakan kekalahan di delapan final, menegaskan bahwa turnamen ini selalu menghadirkan tantangan tersendiri.
Di sisi lain, AC Milan, yang menjadi runner-up Serie A musim lalu, datang dengan semangat baru setelah menunjuk Sergio Conceicao sebagai pelatih kepala. Mantan pelatih FC Porto ini menggantikan Paulo Fonseca, yang dipecat setelah gagal memenuhi ekspektasi klub. Milan, yang telah memenangkan tujuh gelar Supercoppa, berharap memulai era baru di bawah Conceicao dengan meraih trofi bergengsi ini.
Juventus memasuki pertandingan ini dengan modal hasil imbang 2-2 melawan Fiorentina dalam laga Serie A terakhir mereka. Dalam pertandingan tersebut, gelandang Khephren Thuram tampil gemilang dengan mencetak dua gol, namun Juventus tetap tertinggal dari empat besar klasemen. Dengan 18 pertandingan tanpa kekalahan di liga, tim asuhan Thiago Motta masih menghadapi masalah konsistensi dalam meraih kemenangan.
Thiago Motta mengambil alih posisi pelatih dari Massimiliano Allegri pada musim panas lalu dengan harapan membawa perubahan signifikan. Juventus melakukan beberapa pembelian besar untuk menyegarkan skuad yang mulai menua, namun hasil di lapangan belum sesuai harapan. Sepanjang tahun 2024, Juventus mencatatkan 21 hasil imbang di Serie A, hanya terpaut satu dari rekor sepanjang masa yang dipegang Perugia.
Meski begitu, Juventus masih memiliki peluang besar di berbagai kompetisi. Mereka sudah memastikan tempat di babak 16 besar Liga Champions dan juga lolos ke perempat final Coppa Italia. Namun, memenangkan trofi seperti Supercoppa Italiana menjadi target minimal bagi Thiago Motta untuk mempertahankan posisinya.
Kondisi AC MilanDi sisi lain, AC Milan menghadapi tekanan besar setelah musim yang mengecewakan. Klub yang kini berada di peringkat kedelapan Serie A, lima poin di belakang Juventus, mengalami pergantian pelatih setelah Paulo Fonseca gagal memenuhi ekspektasi. RedBird Capital, pemilik klub, menghadapi protes dari para fans, dan menunjuk Conceicao sebagai langkah strategis untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Di tengah performa tim yang kurang konsisten, beberapa pemain Milan tampil menonjol, salah satunya adalah gelandang asal Belanda, Tijjani Reijnders. Pemain ini telah terlibat dalam 11 gol Milan musim ini dan menjadi salah satu pemain kunci dalam sistem baru yang diterapkan Conceicao. Reijnders mencetak gol penyeimbang dalam hasil imbang 1-1 melawan Roma sebelum libur Natal, menunjukkan kemampuannya untuk tampil di momen-momen penting.
Milan memasuki laga ini dengan harapan besar untuk mengakhiri puasa gelar di kompetisi ini sejak 2016. Bagi Conceicao, memenangkan Supercoppa Italiana akan menjadi cara ideal untuk memulai eranya di klub.
Juventus membawa skuad yang relatif lengkap ke Riyadh, dengan hanya tiga pemain yang absen karena cedera: Arkadiusz Milik, Bremer, dan Juan Cabal. Jonas Rouhi dan Timothy Weah telah kembali berlatih, sementara Douglas Luiz pulih tepat waktu untuk masuk dalam daftar skuad.
Namun, mantan kapten Danilo tidak akan tampil karena sedang menyelesaikan proses transfer ke Napoli. Kehilangan Danilo memberikan kesempatan bagi bek muda seperti Pierre Kalulu untuk tampil sejak awal, terutama melawan mantan klubnya, AC Milan. Di lini depan, Dusan Vlahovic akan menjadi andalan utama, didukung Francisco Conceicao, yang akan menghadapi ayahnya, Sergio Conceicao, dalam pertandingan ini.
Di sisi Milan, Conceicao mendapatkan dorongan besar dengan kembalinya Rafael Leao dan Christian Pulisic dari cedera. Kedua pemain ini diharapkan dapat memberikan kreativitas dan ancaman di lini serang Milan. Ruben Loftus-Cheek dan Yunus Musah juga diperkirakan kembali mengisi lini tengah setelah absen di beberapa pertandingan terakhir.
Namun, Milan masih harus bermain tanpa Noah Okafor, Samu Chukwueze, dan Alessandro Florenzi, yang belum pulih dari cedera. Kehadiran pemain-pemain kunci seperti Leao dan Pulisic akan sangat penting untuk memberikan keseimbangan di tengah jadwal yang padat.
Laga ini akan menjadi ajang adu strategi antara Thiago Motta dan Sergio Conceicao, dua pelatih dengan pendekatan taktik yang berbeda. Di lapangan, duel di lini tengah antara Khephren Thuram dan Tijjani Reijnders diperkirakan akan menjadi penentu hasil akhir. Thuram, dengan kemampuannya menyerang dari lini kedua, akan mencoba mengeksploitasi celah di pertahanan Milan, sementara Reijnders harus menjaga stabilitas permainan Milan.
SEE ALSO:
Di sisi lain, pertarungan di sayap juga menarik untuk disimak, dengan Rafael Leao berusaha mengalahkan bek sayap Juventus dan Francisco Conceicao mencoba menciptakan peluang bagi Vlahovic di depan gawang.
Supercoppa Italiana tahun ini memberikan kesempatan bagi Juventus dan AC Milan untuk mengawali tahun 2025 dengan gelar penting. Juventus datang dengan rekor terbaik dalam sejarah turnamen ini, sementara Milan berharap memulai era baru di bawah Sergio Conceicao dengan kemenangan besar.
Dengan kekuatan pemain dan ambisi kedua tim, laga ini menjanjikan duel sengit yang tidak hanya memperebutkan tiket ke final, tetapi juga menjadi ajang pembuktian bagi kedua pelatih dan pemain. Apakah Juventus akan melanjutkan dominasi mereka di Supercoppa, atau Milan akan memberikan kejutan besar di Riyadh?
Prediksi Susunan Pemain
Juventus: Di Gregorio; Savona, Kalulu, Gatti, Cambiaso; Locatelli, Thuram; Conceicao, Koopmeiners, Yildiz; Vlahovic
AC Milan: Maignan; Emerson, Gabbia, Thiaw, Hernandez; Fofana, Reijnders; Pulisic, Morata, Jimenez; Abraham
JAKARTA -Riyadh akan menjadi saksi pertarungan dua raksasa sepak bola Italia, Juventus dan AC Milan, dalam laga semifinal kedua Supercoppa Italiana pada Jumat malam, 3 Januari. Kompetisi ini hadir dengan format baru, menghadirkan empat tim terbaik dari Serie A dan Coppa Italia, menjadikan pertandingan ini salah satu momen paling dinantikan oleh para penggemar sepak bola di awal tahun.
Juventus, yang berhasil lolos ke turnamen ini setelah menjuarai Coppa Italia musim lalu, memiliki sejarah panjang dan sukses di Supercoppa Italiana. Dengan sembilan trofi di lemari mereka, Juventus menjadi tim dengan rekor terbaik dalam sejarah kompetisi ini. Meski begitu, mereka juga telah merasakan kekalahan di delapan final, menegaskan bahwa turnamen ini selalu menghadirkan tantangan tersendiri.
Di sisi lain, AC Milan, yang menjadi runner-up Serie A musim lalu, datang dengan semangat baru setelah menunjuk Sergio Conceicao sebagai pelatih kepala. Mantan pelatih FC Porto ini menggantikan Paulo Fonseca, yang dipecat setelah gagal memenuhi ekspektasi klub. Milan, yang telah memenangkan tujuh gelar Supercoppa, berharap memulai era baru di bawah Conceicao dengan meraih trofi bergengsi ini.
Juventus memasuki pertandingan ini dengan modal hasil imbang 2-2 melawan Fiorentina dalam laga Serie A terakhir mereka. Dalam pertandingan tersebut, gelandang Khephren Thuram tampil gemilang dengan mencetak dua gol, namun Juventus tetap tertinggal dari empat besar klasemen. Dengan 18 pertandingan tanpa kekalahan di liga, tim asuhan Thiago Motta masih menghadapi masalah konsistensi dalam meraih kemenangan.
Thiago Motta mengambil alih posisi pelatih dari Massimiliano Allegri pada musim panas lalu dengan harapan membawa perubahan signifikan. Juventus melakukan beberapa pembelian besar untuk menyegarkan skuad yang mulai menua, namun hasil di lapangan belum sesuai harapan. Sepanjang tahun 2024, Juventus mencatatkan 21 hasil imbang di Serie A, hanya terpaut satu dari rekor sepanjang masa yang dipegang Perugia.
Meski begitu, Juventus masih memiliki peluang besar di berbagai kompetisi. Mereka sudah memastikan tempat di babak 16 besar Liga Champions dan juga lolos ke perempat final Coppa Italia. Namun, memenangkan trofi seperti Supercoppa Italiana menjadi target minimal bagi Thiago Motta untuk mempertahankan posisinya.
Kondisi AC MilanDi sisi lain, AC Milan menghadapi tekanan besar setelah musim yang mengecewakan. Klub yang kini berada di peringkat kedelapan Serie A, lima poin di belakang Juventus, mengalami pergantian pelatih setelah Paulo Fonseca gagal memenuhi ekspektasi. RedBird Capital, pemilik klub, menghadapi protes dari para fans, dan menunjuk Conceicao sebagai langkah strategis untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Di tengah performa tim yang kurang konsisten, beberapa pemain Milan tampil menonjol, salah satunya adalah gelandang asal Belanda, Tijjani Reijnders. Pemain ini telah terlibat dalam 11 gol Milan musim ini dan menjadi salah satu pemain kunci dalam sistem baru yang diterapkan Conceicao. Reijnders mencetak gol penyeimbang dalam hasil imbang 1-1 melawan Roma sebelum libur Natal, menunjukkan kemampuannya untuk tampil di momen-momen penting.
Milan memasuki laga ini dengan harapan besar untuk mengakhiri puasa gelar di kompetisi ini sejak 2016. Bagi Conceicao, memenangkan Supercoppa Italiana akan menjadi cara ideal untuk memulai eranya di klub.
Juventus membawa skuad yang relatif lengkap ke Riyadh, dengan hanya tiga pemain yang absen karena cedera: Arkadiusz Milik, Bremer, dan Juan Cabal. Jonas Rouhi dan Timothy Weah telah kembali berlatih, sementara Douglas Luiz pulih tepat waktu untuk masuk dalam daftar skuad.
Namun, mantan kapten Danilo tidak akan tampil karena sedang menyelesaikan proses transfer ke Napoli. Kehilangan Danilo memberikan kesempatan bagi bek muda seperti Pierre Kalulu untuk tampil sejak awal, terutama melawan mantan klubnya, AC Milan. Di lini depan, Dusan Vlahovic akan menjadi andalan utama, didukung Francisco Conceicao, yang akan menghadapi ayahnya, Sergio Conceicao, dalam pertandingan ini.
Di sisi Milan, Conceicao mendapatkan dorongan besar dengan kembalinya Rafael Leao dan Christian Pulisic dari cedera. Kedua pemain ini diharapkan dapat memberikan kreativitas dan ancaman di lini serang Milan. Ruben Loftus-Cheek dan Yunus Musah juga diperkirakan kembali mengisi lini tengah setelah absen di beberapa pertandingan terakhir.
Namun, Milan masih harus bermain tanpa Noah Okafor, Samu Chukwueze, dan Alessandro Florenzi, yang belum pulih dari cedera. Kehadiran pemain-pemain kunci seperti Leao dan Pulisic akan sangat penting untuk memberikan keseimbangan di tengah jadwal yang padat.
Laga ini akan menjadi ajang adu strategi antara Thiago Motta dan Sergio Conceicao, dua pelatih dengan pendekatan taktik yang berbeda. Di lapangan, duel di lini tengah antara Khephren Thuram dan Tijjani Reijnders diperkirakan akan menjadi penentu hasil akhir. Thuram, dengan kemampuannya menyerang dari lini kedua, akan mencoba mengeksploitasi celah di pertahanan Milan, sementara Reijnders harus menjaga stabilitas permainan Milan.
SEE ALSO:
Di sisi lain, pertarungan di sayap juga menarik untuk disimak, dengan Rafael Leao berusaha mengalahkan bek sayap Juventus dan Francisco Conceicao mencoba menciptakan peluang bagi Vlahovic di depan gawang.
Supercoppa Italiana tahun ini memberikan kesempatan bagi Juventus dan AC Milan untuk mengawali tahun 2025 dengan gelar penting. Juventus datang dengan rekor terbaik dalam sejarah turnamen ini, sementara Milan berharap memulai era baru di bawah Sergio Conceicao dengan kemenangan besar.
Dengan kekuatan pemain dan ambisi kedua tim, laga ini menjanjikan duel sengit yang tidak hanya memperebutkan tiket ke final, tetapi juga menjadi ajang pembuktian bagi kedua pelatih dan pemain. Apakah Juventus akan melanjutkan dominasi mereka di Supercoppa, atau Milan akan memberikan kejutan besar di Riyadh?
Prediksi Susunan Pemain
Juventus: Di Gregorio; Savona, Kalulu, Gatti, Cambiaso; Locatelli, Thuram; Conceicao, Koopmeiners, Yildiz; Vlahovic
AC Milan: Maignan; Emerson, Gabbia, Thiaw, Hernandez; Fofana, Reijnders; Pulisic, Morata, Jimenez; Abraham
Riyadh will witness the battle of two Italian football giants Juventus and AC Milan, in the second semifinal match of Supercoppa Italiana on Friday night, January 3. The competition comes in a new format, presenting the four best teams from Serie A and Coppa Italia, making this match one of the most anticipated moments by football fans at the start of the year.
Juventus, who managed to qualify for this tournament after winning the Coppa Italia last season, have a long and successful history in Supercoppa Italiana. With nine trophies in their closet, Juventus became the team with the best record in the history of this competition. Even so, they have also tasted defeat in eight finals, insisting that this tournament always presents its own challenges.
On the other hand, AC Milan, who was runner-up in Serie A last season, came with renewed enthusiasm after appointing Sergio Conceicao as head coach. The former FC Porto coach replaces Paulo Fonseca, who was sacked after failing to meet the club's expectations. Milan, who has won seven Supercoppa titles, hopes to start a new era under Conceicao by winning this prestigious trophy.
Juventus entered this match with a 2-2 draw against Fiorentina in their last Serie A match. In that match, midfielder Khephren Thuram performed brilliantly by scoring two goals, but Juventus remained behind the top four of the standings. With 18 games without defeat in the league, Thiago Motta's team still faces consistency problems in winning.
Thiago Motta took over from Massimiliano Allegri last summer in hopes of bringing significant changes. Juventus made several big purchases to refresh the aging squad, but the results on the pitch were not as expected. Throughout 2024, Juventus recorded 21 draws in Serie A, only one of Perugia's all-time records.
Even so, Juventus still have great opportunities in various competitions. They have already secured a place in the last 16 of the Champions League and also qualified for the Coppa Italia quarter-finals. However, winning trophies like Supercoppa Italiana became a minimal target for Thiago Motta to maintain his position.
On the other hand, AC Milan faced great pressure after a disappointing season. The club, which is now in eighth place in Serie A, five points behind Juventus, underwent a change of coach after Paulo Fonseca failed to meet expectations. RedBird Capital, the club owner, faced protests from fans, and appointed Conceicao as a strategic step to restore public trust.
In the midst of the team's inconsistent performance, several Milan players stand out, one of whom is Dutch midfielder, Tijjani Reijnders. The player has been involved in Milan's 11 goals this season and has become one of the key players in Conceicao's new system. Reijnders scored a equalizer in a 1-1 draw against Roma before the Christmas holidays, demonstrating his ability to appear in important moments.
Milan entered this match with great hopes of ending their title fast in this competition since 2016. For Conceicao, winning the Italiana Supercoppa will be the ideal way to start his era at the club.
Juventus brought a relatively complete squad to Riyadh, with only three players missing from injury: Arkadiusz Milik, Bremer, and Juan Cabal. Jonas Rouhi and Timothy Weah have returned to training, while Douglas Luiz recovered in time to join the squad list.
However, former captain Danilo will not appear because he is completing the transfer process to Napoli. Losing Danilo provides an opportunity for young defenders like Pierre Kalulu to appear from the start, especially against his former club, AC Milan. On the front lines, Dusan Vlahovic will be the mainstay, supported by Francisco Conceicao, who will face his father, Sergio Conceicao, in this match.
On the Milan side, Conceicao got a big boost with the return of Rafael Leao and Christian Pulisic from injury. These two players are expected to provide creativity and threats in Milan's attacking line. Ruben Loftus-Cheek and Yunus Musah are also expected to return to the midfield after missing in recent matches.
However, Milan still has to play without Noah Okafor, Samu Chukwueze, and Alessandro Florenzi, who have not recovered from injury. The presence of key players such as Leao and Pulisic will be very important to provide balance in the midst of a hectic schedule.
This match will be a strategic battle between Thiago Motta and Sergio Conceicao, two coaches with different tactical approaches. On the pitch, the midfield duel between Khephren Thuram and Tijjani Reijnders is expected to determine the final result. Thuram, with his ability to attack from the second line, will try to exploit the gap in the Milan defense, while Reijnders must maintain the stability of Milan's game.
SEE ALSO:
On the other hand, the fight on the wing is also interesting to watch, with Rafael Leao trying to beat full-back Juventus and Francisco Conceicao trying to create chances for Vlahovic in front of goal.
This year's Supercoppa Italiana provides an opportunity for Juventus and AC Milan to start 2025 with an important title. Juventus came with the best record in the history of the tournament, while Milan hoped to start a new era under Sergio Conceicao with a big win.
With the strength of both players and ambitions of the two teams, this match promises fierce duels that not only fight for tickets to the final, but also as a means of proof for both coaches and players. Will Juventus continue their dominance in Supercoppa, or will Milan give a big surprise at Riyadh?
Prediction Of Lineup
Juventus: Di Gregorio; Savona, Kalulu, Gatti, Cambiaso; Locatelli, Thuram; Conceicao, Koopmeiners, Yildiz; Vlahovic
AC Milan: Maignan; Emerson, Gabbia, Thiaw, Hernandez; Fofana, Reijnders; Pulisic, Morata, Jimenez; Abraham
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)