JAKARTA - Beberapa bulan terakhir dilalui Novak Djokovic dengan sangat buruk. Ia mengalami serangkaian peristiwa mengecewakan baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Pertama, saat olahraga tenis bersiap untuk kembali selama pandemi COVID-19, ia menyelenggarakan Adria Tour. Turnamen ini tidak memperhatikan aturan kesehatan saat para pemain berpesta tanpa jarak sosial dan masker.
Selama turnamen, sembilan orang yang terlibat di dalamnya dinyatakan positif COVID-19, termasuk Djokovic sendiri. Kompetisi kemudian ditangguhkan, membuat Djokovic berkonsentrasi pada target lainnya untuk musim panas.
Di awal US Open pada September, ia mengumumkan ingin mendirikan federasi baru, memisahkan diri dari Association of Tennis Professionals (ATP). Pemain seperti Rafael Nadal dan Roger Federer secara terbuka menentang langkah tersebut selama kemenangan final Cincinnati Masters Djokovic.
SEE ALSO:
Sekarang, hanya seminggu setelah turnamen di Flushing Meadows, petenis 33 tahun didiskualifikasi pada putaran keempat US Open melawan Pablo Carreno Busta. Djokovic memukulkan bola karena emosi, tanpa sengaja mengenai leher hakim garis perempuan.
Hal ini tidak berjalan baik lantaran wasit turnamen Soeren Friemel atau supervisor Grand Slam Andreas Egli mendepaknya dari turnamen, Djokovic meninggalkan New York tanpa hadiah uang - sekitar 211.000 euro - dan tanpa poin peringkat apa pun yang ia dapatkan di US Open.
Lebih buruk lagi, dia bukan lagi favorit untuk memenangkan French Open, yang akan dimulai bulan ini, karena cedera bahu. Nadal, yang tidak ikut US Open demi tampil maksimal di Roland Garros kini menjadi favorit pemenang.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)