JAKARTA - Tidak ada yang meragukan kehebatan Lionel Messi. Bersama Barcelona, ia mempersembahkan puluhan trofi dan mencetak ratusan gol. Sayangnya, pencapaian ini tidak sebanding dengan kiprahnya di tim nasional Argentina.

Khalayak sepak bola boleh saja menjuluki Messi dengan sebutan Alien, menggambarkan kemampuan bermain bolanya yang di atas rata-rata. Bahkan jauh dibandingkan para pemain lain di era sekarang. Tapi faktanya, tidak satu pun gelar yang ia persembahkan untuk timnas senior Argentina.

Messi, tercatat, hanya sanggup membawa Argentina ke tangga juara di tingkat junior yakni, Piala Dunia Junior (U-20) pada 2005 dan medali emas Olimpiade Beijing (2008).

Di tingkat senior, Messi kerap gagal membawa negaranya menjadi yang terbaik. Padahal, di Copa America 2007, 2015, dan 2016 serta Piala Dunia 2014 Argentina selalu melaju ke partai puncak.

Bagaimana dengan jumlah gol? 70 gol dari 138 pertandingan, sungguh luar biasa. Dunia sepak bola bahkan gempar ketika Messi memecahkan rekor gol Argentina yang sebelumnya dipegang Gabriel Omar Batistuta. 

Jumlah 54 gol (dari 77 partai) milik ‘Batigol’ – julukan Batistuta – yang bertahan selama 14 tahun, dikangkangi Alien melalui sebuah gol yang dilesakannya ke gawang Amerika Serikat di perhelatan Copa America Centenario 2016

Membandingan Messi dengan Batistuta memang kurang tepat. Karena meski sama-sama berposisi sebagai penyerang, keduanya memiliki zona invasi yang berbeda. Batigol merupakan centre forward yang kerap berdiri di garis off-side, sedangkan La Pulga – julukan lain Messi – adalah playmaker yang kerap melakukan pergerakan dari kiri ke kanan dan dari depan hingga ke dalam lapangan. Atau sebaliknya. 

Tapi, publik sepak bola kadung membandingkan keduanya hanya karena jumlah gol Messi kini melebihi Batistuta. Jadi, tak ada salahnya juga kita ikut membanding-bandingkannya bukan?

Kita mulai dari rata-rata gol per pertandingan yang dikantongi baik Batistuta maupun Messi sampai saat Alien memecahkan rekor Batistuta. Batigol memiliki rata-rata gol 0,70 per pertandingan. Sedangkan Messi yang mencetak 55 gol dari 113 laga hanya mengantongi rata-rata gol 0,48 per pertandingan. Jomplang kan?

Sekarang, mari kita rinci satu per satu perolehan dan rasio gol kedua pemain ini di ajang resmi internasional. Dimulai dari kualifikasi Piala Dunia di mana Batistuta berhasil mengantongi 11 gol dalam 19 pertandingan, dan Messi dengan 15 gol dalam 37 laga (sebelum Piala Dunia 2018). Artinya, Batistuta memiliki rasio gol 0,57, sedangkan Messi 0,40. Cukup tipis. Tapi, Batistuta masih unggul.

Lalu kita ke Piala Dunia di mana sepanjang partisipasinya di tiga Piala Dunia – 1994, 1998, dan 2002 (12 pertandingan) – total gol yang dicetak Batistuta berjumlah 10 bola. Sedangkan Messi, hanya mampu mendulang 5 gol di Piala Dunia 2006, 2010, dan 2014 (15 pertandingan). Jika dirata-ratakan, rasio gol Batistuta di Piala Dunia adalah 0,83. Sedangkan Messi, hanya 0,33. Jauh sekali bukan? Mengapa jumlah gol Messi di Piala Dunia 2018 tidak dimasukan. Percuma, itu hanya akan mengurangi rasio gol Messi.

Batistuta juga mencatat beberapa rekor gol di Piala Dunia. Di antaranya, menjadi pemain keempat yang mencetak dua kali hat-trick di Piala Dunia (1994, 1998) setelah Sandor Kocsis (Hungaria, 1954), Just Fontaine (Prancis, 1958), dan Gerd Muller (Jerman Barat, 1970) sekaligus menjadi pemain pertama dan satu-satunya yang mencetak hat-trick di dua edisi Piala Dunia berbeda (1994 dan 1998). Messi? Tak sekali pun mencetak trigol di pesta sepak bola terbesar di planet bumi tersebut.

Masih kurang bukti? Oke, Batistuta juga menjadi pemain ketiga yang mencetak gol penalti terbanyak di Piala Dunia (di luar adu penalti) dengan dua gol pada 1994 dan 1998, di bawah Eusébio (Portugal, 4 gol pada 1966), dan Rob Rensenbrink (Belanda, 4 gol pada 1978) serta menempati peringkat ke-8 pencetak gol terbanyak Piala Dunia sepanjang masa (10 gol dalam 3 edisi Piala Dunia: 1994, 1998, 2002). Messi? Saat itu lebih sibuk memikirkan persaingannya dengan Cristiano Ronaldo.

Kita beralih ke Copa America. Di tiga kali keikutsertaannya di Copa America (1991, 1993, dan 1995) Batistuta telah merobek gawang lawan sebanyak 13 kali dalam 16 laga, dan bahkan menyabet gelar top scorer pada edisi 1991 (6 gol) dan 1995 (4 gol). Messi? Di empat edisi Copa America yang pernah dicicipinya (2007, 2011, 2015, dan 2016) hanya mampu mendulang 8 gol dalam 21 laga tanpa sekali pun meraih gelar top scorer. Jadi, rasio gol Batistuta di Copa America 0,81. Sedangkan Messi, lagi-lagi jauh di bawah Batigol. Hanya 0,38!

Terbukti, Messi hanya menjadi Alien di tingkat klub. Di timnas Argentina, dia melempem.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)