YOGYAKARTA – Delegasi Iran dan Amerika Serikat (AS) bertemu di Ibu Kota Oman, Muscat pada Sabtu, 12 April 2025 untuk berunding soal peningkatan program nuklir Iran. Kedua belah pihak menginginkan kesepakatan dan solusi jangka pendek yang adil. Seiring dengan dilangsungkannya negosiasi tersebut, publik pun ingin mengetahui fakta perundingan nuklir Iran-AS.
Sebelum perundingan digelar, pada 7 Maret 2025, Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa ia telah mengirim surat kepada pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, dengan tawaran untuk memulai perundingan terkait kesepakatan nuklir, dikutip dari Antara.
Kemudian pada 30 Maret, Presiden Iran Masoud Pezeshkin menyampaikan bahwa pihaknya menolak untuk berbicara langsung dengan AS, namun terbuka untuk perundingan yang dimediiasi.
Merespon pernyataan tersebut, Trump mengancam Iran dengan tindakan militer jika tidak ada kesepakatan dalam perundingan nuklir tersebut.
Perundingan nuklir Iran-AS merupakan pembiacaraan penting sejak Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir pada dekade lalu selama masa jabatannya.
Perundingan tersebut juga dianggap sebagai langkah pertama yang penting dalam menentukan apakah kesekatan dapat dilakukan.
Fakta Perundingan Nuklir Iran-AS
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta yang terungkap soal negosiasi nuklir Iran-AS di Oman:
- Perundingan Nuklir Iran-AS Berlangsung Selama 2,5 Jam
Perundingan putaran pertama ini berlangsung selama 2,5 jam, dimulai sekitar pukul 15.30 dan berakhir pada 17.50 waktu setempat. Pertemuan ini berlangsung dengan atmosfer membangun yang didasarkan rasa saling hormat.
“Setelah lebih dari 2,5 jam perundingan, para kepala delegasi Iran dan Amerika berbicara selama beberapa menit di hadapan Menteri Luar Negeri Oman saat mereka meninggalkan perundingan. (pertemuan) itu berdasarkan etiket politik kami,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi yang mewakili Iran dalam perundingan tersebut, dikutip dari BBC.
Dari pihak AS, perundingan tersebut dipimin oleh utusan khusus untuk Timur Tengah Steve Witkoff. Kehadiran delegasi AS itu sebagai tindak lanjut dari surat yang dikirimkan Trump kepada Pemimpin Tertinggi Iran melalui Uni Emirat Arab.
Melalui surat tersebut, Trump menyampaikan keinginannya untuk mencapai kesepakatan guna mencegah Iran memiliki senjata nuklir serta menghindari kemungkinan aksi militer dari AS maupun Israel.
- Perundingan Berakhir Positif
Dikutip dari Aljazeera, perundingan nuklir Iran-AS di Oman berlangsung dalam suasana yang positif dan konstruktif. Kedua belah pihak sepakat untuk bertemu kembali pada pekan depan.
“Isu-isu ini sangat rumit, dan komunikasi langsung yang dilakukan oleh Utusan Khusus Witkof merupakan langkah maju untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan,” bunyi pernyataan resmi Gedung putih.
Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Aragahchi. Ia menuturkan, bahwa masing-masing pihak tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas selama pertemuan berlangsung.
“Sebagai pertemuan pertama, itu adalah pertemuan konstruktif yang diadakan dalam lingkungan yang sangat damai dan penuh rasa hormat, karena tidak ada bahasa yang tidak pantas yang digunakan, ujar Araghchi, dikutip dari BBC.
- Topik yang Dibahas
Ada banyak hal yang dibahas dalam perundingan nuklir Iran-AS, beberapa di antaranya, yakni upaya menekan ketegangan regional, pertukaran tahanan, dan perjanjian terbatas terhadap Iran.
“Fokus pembicaraan saat ini adalah meredakan ketegangan regional, pertukaran tahanan, dan perjanjian terbatas untuk meringankan sanksi (terhadap Iran) sebagai imbalan atas pengendalian program nuklir,” ujar sumber Oman kepada Reuters, dikutip Senin, 14 April 2025.
Akan tetapi, kabar ini disanggah oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghei. Dia menegaskan bahwa pihaknya tetap waspada dan skeptis bahwa mereka akan menuju kepada sebuah kesepakatan yang adil.
Tak hanya itu, Iran juga curiga terhadap Trump yang menginginkan program nuklir Teheran berhenti. Pasalnya, hal tersebut dianggap barat sebagai kemungkinan jalur menuju senjata nuklir.
SEE ALSO:
Seperti yang kita tahu, Iran selama ini membantah tentang senjata nuklir, tetapi negara-negara Barat dan Israel meyakini bahwa Iran diam-diam mencoba mengembangkan bom atom.
“Ini adalah awal. Jadi, pada tahap ini, wajar jika kedua pihak saling menyampaikan posisi fundamental,” ujar Baghaei.
Demikian informasi tentang fakta perundingan nuklir Iran-AS. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)