JAKARTA – Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Ali Rif’an menyebut pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto mungkin dimanfaatkan oleh Megawati Soekarnoputri untuk melobi “pengamanan” Kongres PDIP yang direncanakan setelah Lebaran 2025.
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto akhirnya bertemu dengan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, pada Senin (7/4/2025) malam. Pertemuan yang telah lama dinantikan ini berlangsung di rumah Megawati, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Wacana pertemuan Megawati dan Prabowo sebenarnya sudah mencuat sejak tahun 2024, terutama menjelang pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober lalu.
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan, kunjungan tersebut dilakukan Prabowo dalam rangka silaturahmi di tengah momentum Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah. Dalam pertemuan itu, Prabowo didampingi sejumlah petinggi Partai Gerindra seperti Ahmad Muzani, Sugiono, dan Prasetyo Hadi. Sementara Megawati didampingi sejumlah tokoh, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Budi Gunawan.
“Sangat mungkin bahwa pertemuan empat mata itu juga membahas masalah-masalah yang sensitif. Misalnya soal Kongres PDIP ataupun terkait dengan posisi PDIP dalam pemerintahan,” ungkap Ali, Minggu 13 April 2025.
SEE ALSO:
Menurut dia, Megawati bisa saja menyisipkan pembahasan soal potensi gangguan pada Kongres PDIP dengan Prabowo. Lobi terkait pengamanan Kongres PDIP, dapat muncul apabila ada kehendak dari Prabowo untuk mengajak partai banteng moncong putih mendukung pemerintah saat ini.
“Bisa saja PDIP melakukan lobi kepada Prabowo untuk memastikan kongres PDIP tidak ada yang “ganggu”. Termasuk juga, jelang enam bulan pemerintahan Prabowo, mungkin ada deal politik antara keduanya,” tuturnya.
Ali juga mengatakan, pertemuan Prabowo dan Megawati akan memastikan posisi PDIP di pemerintahan. Meski PDIP disebut akan mendukung tanpa bergabung, masih terbuka kemungkinan bila Megawati mengizinkan kadernya untuk menjadi pembantu presiden jika terjadi perombakan Kabinet Merah Putih.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)