JAKARTA - Anggota parlemen Hizbullah Hassan Fadlallah mengatakan pada Kamis, kelompok yang berpihak pada Iran tersebut siap untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Lebanon mengenai strategi pertahanan nasional.

Hizbullah tetap fokus pada upaya memastikan penarikan pasukan Israel dari wilayah Lebanon.

Presiden Lebanon Joseph Aoun yang didukung AS akan memulai pembicaraan dengan Hizbullah mengenai gudang senjatanya, tiga sumber politik Lebanon mengatakan kepada Reuters.

Sebagai salah satu kelompok non-negara yang paling bersenjata di dunia, Hizbullah muncul dalam kondisi sangat lemah akibat konflik tahun 2024 dengan Israel, yang dipicu oleh perang Gaza.

Kelompok tersebut menderita kerugian besar termasuk terbunuhnya para pemimpin utamanya dan ribuan pejuangnya.

Pukulan itu bertambah parah ketika sekutunya Bashar al-Assad digulingkan dari kekuasaan di Suriah, memutus jalur pasokan kelompok itu dari Iran.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Fadlallah mengatakan: "Kami telah menyatakan kesiapan kami untuk berdialog guna menemukan strategi pertahanan bagi Lebanon."

Dia mengatakan setiap diskusi yang berarti harus difokuskan pada penanggulangan "agresi" Israel dan pengusiran pasukan Israel dari Lebanon selatan.

"Kami terus berhubungan dengan Presiden Aoun. Ketika dia menyerukan dialog dan menetapkan dasar nasional untuk itu, kami siap," sambungnya dilansir Reuters, Kamis, 10 April.

Israel yang mengirim pasukan darat ke Lebanon selatan selama perang, sebagian besar telah mundur, meskipun pada bulan Februari memutuskan untuk tidak meninggalkan lima posisi di puncak bukit. Ppihaknya bermaksud untuk menyerahkannya kepada pasukan Lebanon setelah yakin situasi keamanan memungkinkan.

 

Seorang pejabat senior Hizbullah mengatakan kepada Reuters pada Rabu, kelompok itu siap untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Aoun tentang persenjataannya jika Israel menarik diri dari Lebanon selatan dan menghentikan serangan militernya.

Persenjataan Hizbullah, yang diperkirakan sebelum konflik terakhir dengan Israel berjumlah lebih dari 150.000 rudal dan roket menurut CIA World Factbook, telah lama menjadi isu yang diperdebatkan.

Kelompok itu berpendapat persenjataannya diperlukan untuk mencegah ancaman Israel.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)