JAKARTA - Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Iran mengungkap fasilitas bawah tanah apa yang disebut "kota rudal", satu di antara ratusan fasilitas sejenis.

Fasilitas tersebut diresmikan pada Hari Selasa dengan dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri dan Komandan Divisi Dirgantara Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.

Rekaman yang dipublikasikan di berbagai media berita Iran menunjukkan para petinggi sedang menjelajahi pusat yang luas yang menampung ribuan rudal balistik serang bedah seperti Kheybar Shekan, Martyr Haj Qassem, Qadr-H, Sejjil dan Emad, dikutip dari Mehr 27 Maret.

Di antara proyektil tersebut, rudal Kheybar Shekan-1 Iran diyakini mampu mengalahkan sistem rudal THAAD Amerika Serikat yang sangat dibanggakan, sementara Kheybar Shekan-2 telah dikembangkan sehingga dapat menghindari sistem tersebut. Proyektil sistem rudal Amerika tersebut dikatakan memiliki kemampuan destruktif terhadap target yang terletak sejauh 200 kilometer (124 mil).

Ada pula Martir Haj Qassem, rudal yang diberi nama sandi sesuai dengan nama komandan antiteror tertinggi Republik Islam, Jenderal Qassem Soleimani, yang dibunuh pada awal tahun 2020 dalam serangan udara Amerika terhadap Baghdad di tengah peran pentingnya dalam mengalahkan teroris Takfiri yang didukung asing di seluruh wilayah tersebut.

Sedangkan rudal Qadr-H yang dapat terbang sejauh 1.700 kilometer (1.056 mil), sementara rudal Emad dan Sejjil juga dinilai sebagai proyektil balistik jarak menengah yang efektif dalam daya tembak negara tersebut.

"Tangan besi Iran jauh lebih kuat (saat ini) daripada sebelumnya,” kata Mayjen Bagheri, saat berbicara kepada personel fasilitas tersebut selama kunjungan.

"Semua dimensi (pertahanan) yang dibutuhkan untuk menghasilkan kemampuan (militer) yang sepuluh kali [lebih kuat dari] yang dikerahkan selama Operasi True Promise II, telah diciptakan," tandasnya.

Tahun lalu, Teheran menunjukkan kekuatan militernya dengan Operasi True Promise I dan II, serangan balasan yang dilancarkan sebagai respons terhadap agresi Israel.

Operasi tersebut, yang dilakukan dengan menggunakan ratusan rudal balistik dan pesawat nirawak, memamerkan kemampuan Iran untuk menyerang target militer dan intelijen Israel dengan akurasi yang sangat tinggi.

Ketika itu, pejabat Iran telah menggarisbawahi, negara tersebut hanya mengerahkan sebagian kecil dari daya tembaknya selama serangan balasan ganda tersebut.

Mayjen Bagheri lebih lanjut mencatat, kecepatan Iran dalam mengembangkan kekuatan pertahanannya jauh lebih cepat daripada kecepatan pemulihan musuh.

"Musuh pasti akan tertinggal dalam keseimbangan kekuatan ini," tegas pejabat tersebut, memuji Angkatan Bersenjata Iran tetap berada di jalur pengembangan, peningkatan, dan pemberdayaan lebih lanjut.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)