JAKARTA - Polres Metro Jakarta Timur menggelar pra rekonstruksi kasus kematian mahasiswa Fisipol Universitas Kristen Indonesia (UKI) bernama Kenzha Walewangko (22) di area kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, Rabu, 26 Maret 2025.

Reka adegan pra rekonstruksi dilakukan hingga puluhan kali oleh peran pengganti korban dan saksi. Pra rekonstruksi tersebut dilakukan dari awal korban berpesta miras ke sejumlah tempat lainnya.

Kemudian pra rekonstruksi dilakukan hingga korban memegang pagar di dekat saluran air parkiran motor yang digoyangkan korban. Kejadian diketahui oleh sekuriti UKI yang berada di sekitar payungan.

Pra rekontruksi kematian mahasiswa UKI tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly. Hadir pula Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto di lokasi pra rekontruksi.

Pra rekonstruksi dilakukan mulai pukul 13.00 WIB. Dari pantauan VOI di lokasi, saat dilakukan pra rekonstruksi di pagar dekat korban masuk ke selokan air, sempat terjadi perdebatan keterangan antara saksi dari pihak sekuriti kampus dengan mahasiswa yang juga mengaku melihat kejadian tersebut.

Menurut keterangan mahasiswa tersebut, di lokasi pagar yang roboh terlihat banyak orang ramai.

Sedangkan dari keterangan saksi sekuriti UKI, dia hanya melihat keberadaan korban, saksi dan sekuriti.

"Ada lihat korban, saksi dan Pak Rudi," ucap sekuriti di lokasi kejadian ketika ditanya Kapolres Jaktim.

Meski demikian, pra rekontruksi tersebut terus berlanjut hingga korban ditemukan sudah terkapar ke dalam selokan air yang berada di sisi pagar dan payungan.

Hingga pukul 16.54 WIB, pra rekontruksi masih terus berlanjut. Sudah adegan ke-43 di TKP pagar yang roboh, tempat korban Kenzha Walewangko masuk ke dalam selokan.

Hingga pukul 17.00 WIB, pra rekonstruksi masih berlangsung. Adegan ke-45 adalah ketika korban masuk ke dalam saluran air. Selanjutnya adegan terakhir diperagakan pada adegan ke-50 disaat korban Kenzha Walewangko hendak dibawa ke Rumah Sakit UKI menggunakan motor.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, dari keterangan saksi, semua bersesuaian.

"Keterangan saksi sudah banyak, sudah 39 (orang saksi), keterangan saksi rata-rata secara garis besar itu bersesuaian, hanya 1 yang tidak bersesuaian," kata Kombes Nicolas kepada wartawan.

Saksi yang tidak bersesuaian berinisial S. Saksi inisial S dinilai kurang berkesesuaian dengan keterangan saksi lainnya.

"Nanti kita dalami lagi, kita akan panggil lagi supaya kita perjelas. Karena dia menyatakan bahwa si korban dipukul, saksi yang lain bilang tidak. Itu yang tidak bersesuaian dengan keterangan saksi yang lain. Hanya 1 saksi yang bilang seperti itu. Sudah pendalaman lagi, tapi tidak bisa meyakinkan kita," ujarnya.

Adapun pra rekontruksi kematian Kenzha dilakukan polisi untuk menentukan bahwa kasus tersebut ada tindak pidana atau tidak.

"Hari ini kami lakukan pra rekontruksi, kasusnya masih di tahap penyelidikan. Dimana penyidik mengumpulkan alat bukti terkait ada atau tidaknya pidana.

Kita menentukan ini pidana atau bukan," katanya.

Sementara pra rekontruksi dilakukan sebanyak 50 adegan dengan 70 peragaan kejadian.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)