JAKARTA - Sebanyak dua armada pesawat mulai diterbangkan untuk melaksanakan operasi modifikasi cuaca guna mengendalikan intensitas hujan yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi di selatan Jawa Barat.

Operasi modifikasi cuaca yang diinisiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tersebut dimulai pada Rabu siang ini.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah mengatakan kondisi cuaca yang labil dengan intensitas sedang hingga tinggi di wilayah selatan Jawa Barat diharapkan dapat dikendalikan setelah dilakukan modifikasi cuaca ini.

BNPB menilai pengendalian cuaca penting sehingga penanganan darurat dampak bencana di kawasan tersebut, salah satunya wilayah Kabupaten Sukabumi dan sekitanya bisa berjalan secara lebih optimal dan efisien.

Sebanyak 39 kecamatan di Kabupaten Sukabumi dilanda bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, cuaca eksterem yang dipicu oleh tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut 3-4 Desember 2024.

Bencana tersebut menimbulkan dampak signifikan berdasarkan data BNPB kondisi terkini ada penambahan jumlah warga terdampak yang sebelumnya 10.160 warga menjadi 10.237, dan 2.988 orang warga mengungsi. Kemudian sebanyak 10 orang meninggal dunia, dan dua orang warga dinyatakan hilang setelah 7x24 jam dilakukan pencarian.

"Dua armada yang diterbangkan, dan operasi modifikasi cuaca ini diharapkan bisa mempercepat penangan tanggap darurat," kata Lukmansyah dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Antara, Rabu, 11 Desember. 

Sementara itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam kesempatan terpisah menambahkan bahwa setiap armada pesawat dalam operasi tersebut akan menaburkan zat natrium klorida (NaCl) ke awan potensial di wilayah selatan Jawa Barat.

Gumpalan awan penghujan yang ada di langit selatan Jawa Barat seperti Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran hingga ke Banten bagian selatan akan dipecah dan diarahkan ke laut sehingga hujan di kawasan tersebut dapat dikurangi intensitasnya.

Berdasarkan analisa BMKG kawasan tersebut masih berpotensi besar untuk diguyur hujan berintensitas deras disertai dengan badai berupa angin kencang mencapai 33 kilometer per jam (18 knot) pada lapisan permukaan karena dipengaruhi beberapa fenomena atmosfer.

Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga dua pekan ke depan atau setidaknya sampai 15 Desember 2024 sebagaimana peringatan dini yang diumumkan BMKG pada Selasa (10/12).


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)