Bandung City Government, MAtikan aplikasi layananan darurat atau "Bandung Panic Button" masih jalan saja kurang sosialisasi. Hal itu sekaligus menjawab pernyataan anggota DPRD yang menyebut layananan Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan aplikasi itu masih berjadi dioptimalkan lagi."Dapa, masih bisa, tinggal diunduh saja. Ada call center dan lainnya," kata Ema di Bandung, kepada Antara Jumat 20 Januari.Dapat aplikasi bernama Bandung Panic Button itu masih terlihat di Play Storere. Namun warganet yang mengaku kesulitan untuk melakukan aplikasi itu di tengah banyaknya aksi kriminitas Bandung beberapa waktu sebelumnya. Berdakan catatan Polrestabes Bandung selama dua bulan terakhir, ada sebanyak 60 kasus kripada pencurian, hinggal. Dari angka itu, ada sebanyak 72 pelaku yang diamankan.Sementara itu, Anggota DPRD Kota Bandung Andri Rusmana menyebut aplikasi Panic Button itu sudah tidak ak aktif lagi lagi. Padah, kata dia, aplikasi itu digadang-gadang menjakundang utif bagi Kota Bandung untuk bistif.Menyapatnya, aplikasi itu diluncurkan pada masa Ridwan Kamil menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Namun ia ia menyangkan sejak tahun 2018, aplikasi itu sudah tidak aktif.Kini menurut menurutnya Pemerintnya Pemerin Bandung bergalkan layan darah dengan dengan dengan dengan dengan
If necessary, he as the legislator admits that he is ready to encourage budgeting for the procurement of the application back. For that, he also asked the Bandung City Government to review the needs of the Panic Button application. "We encourage it in terms of the budget, as long as it is carried out and functioned properly, so that it is really useful," said Andri.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)