JAKARTA - Proses pemindahan pesawat N250 Gatotkaca telah rampung. Kini, pesawat tersebutb mendarat di Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta untuk jadi salah satu koleksinya.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsma Fajar Adriyanto mengatakan, dipindahkannya pesawat N250 Gatotkaca ke tempat peristirahatan terakhir, maka masyarakat dapat melihat secara langsung maha karya asli Indonesia ini. 

"Pesawat kebanggaan Republik Indonesia itu akan dijadikan monumen yang bisa dilihat masyarakat sebagai pertanda bahwa bangsa Indonesia mampu membuat pesawat terbang dengan teknologi canggih, yakni fly by wire," ucap Fajar dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 21 Agustus.

Selain itu, Fajar menyebut, proses pemindahan pesawat itu pun bukanlah perkara mudah. Sebab, dengan ukuran Fuselage (badan pesawat) yang besar membutunkan waktu lama untuk sampai ditujuan.

Ukuran pesawat yang besar justru menarik perhatian masyarakat selama dalam perjalanan. Tak jarang, masyarakat yang berada di kendaraannya masing-masing melirik hingga reka membuka kaca mobil hanya untuk melihat pesawat N250 Gatotkaca dari dekat.

"Perjalanan sang Gatotkaca ini akan menempuh jarak kurang lebih 567 km, yang menarik dari perjalanan tersebut adalah banyak dari pemudik yang melintas di jalan tol, membuka kaca jendela, karena merasa penasaran, dengan apa yang di bawa oleh truk tersebut," kata Fajar.

Pesawat N250 Gatotkaca merupakan buah karya BJ Habibie yang mulai dirancang pada 1986. Dalam proses pembuatannya pun melibatkan tidak kurang dari 4.000 sarjana teknik.

Selain itu, pesawat ini pun dibuat oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini bernama PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Nama N250 juga memiliki arti yang besar. N adalah Nusantara, 2 adalah dua mesin turboprop, dan 50 adalah jumlah nominal penumpang.

Selain itu, prototipe N250 pertama yang diberi nama Gatotkaca melakukan uji terbang perdananya selama 56 menit dengan lancar pada 10 Agustus 1995.

Bahkan, dengan keberhasilan penerbangan prototipe N250 tersebut, hari itu ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HARTEKNAS).

Pesawat kebanggan Indonesia ini sempat menjadi idola setelah tampil di beberapa International Air Show, salah satunya di Le-Bourge, Paris Air Show 1997. Pesawat N250 dikagumi karena kehebatan dan kecanggihan karena menggunakan teknologi paling canggih, yakni fly by wire.

Bahkan, pada rencana awal N250 akan diproduksi di tiga tempat, yakni Bandung, Alabama (Amerika Serikat) dan Stutgart (Jerman). Namun rencana tersebut tak pernah terlaksana karena Indonesia diterpa krisis moneter pada 1998.

Sehingga, pesawat Gatotkaca ini tak pernah lagi mengudara dan terpakir di salah satu hanggar kawasan PTDI di Bandung, Jawa Barat. Hingga akhirnya, di tempatkan di Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)