JAKARTA - Plt Juru Bicara KPK bidang penindakan Ali Fikri saat menjelaskan kronologi cekcok antara Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango dan anak Amien Rais yang juga anggota DPR RI Fraksi PAN, Mumtaz Rais saat menumpang pesawat Garuda Indonesia dengan rute Gorontalo-Makassar-Jakarta pada Rabu, 12 Agustus yang lalu.

Awalnya teguran ini diberikan oleh pramugari Garuda Indonesia. Saat transit dan mengisi bahan bakar di Makassar, Mumtaz kedapatan menggunakan telepon genggamnya untuk menghubungi seseorang.

Padahal di saat yang bersamaan, pramugari berkali-kali menyampaikan imbauan agar penumpang tak menggunakan alat telekomunikasi mereka. Namun, bukannya menuruti, Mumtaz justru mengabaikan imbauan pramugari tersebut.

"Nawawi saat itu melihat penumpang yang bersangkutan tidak mengindahkan imbauan pramugari hingga sekitar 3 kali. Karena yang masih terus bicara melalui telpon, sementara Nawawi melihat dari jendela di samping tempat duduknya ada kendaraan pengisi bahan bakar di sekitar pesawat," kata Ali dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 14 Agustus.

Dengan pertimbangan keselamatan seluruh penumpang, Ali menyebut, Nawawi kemudian mengingatkan mengingatkan anak Amien Rais itu untuk mematuhi aturan yang berlaku di penerbangan. Termasuk tidak menggunakan telepon selular.

Hanya saja, Mumtaz tidak merespon dan tetap bicara melalui telepon genggamnya. Setelah menegur, Nawawi kemudian kembali ke kursinya.

"Nawawi kemudian kembali ke tempat duduknya namun dikejutkan ketika penumpang yang diingatkan tadi justru kemudian mengatakan 'kamu siapa?'. Hal ini dijawab Nawawi: 'saya penumpang pesawat ini dan oleh karenanya wajib mengingatkan sesama demi keselamatan bersama'," ujar Ali menirukan pernyataan Nawawi saat cekcok tersebut terjadi.

Merasa tak terima, berdasarkan kronologi tersebut, Mumtaz kemudian kembali menjawab pernyataan itu dengan mengatakan dia terbang bersama Wakil Ketua Komisi III DPR RI dan menunjuk dua kursi di belakang tempat duduk Nawawi.

Cekcok pun terus terjadi karena Nawawi merasa perlu mengingatkan Mumtaz yang membahayakan orang lain. Adu mulut ini baru selesai ketika seorang penumpang yang disebut sebagai Pimpinan Komisi III DPR RI menyadari bahwa Nawawi adalah Wakil Ketua KPK.

Selanjutnya, Nawawi menegaskan dirinya akan menginformasikan kejadian tersebut pada petugas di Bandara Soekarno-Hatta, Banten. "Setelah turun di bandara Nawawi lalu memberikan informasi adanya kejadian tersebut kepada Kapospol Terminal 3F," ujar Ali.

Usai pelaporan tersebut pihak Garuda Indonesia telah menghubungi Nawawi dan memberikan apresiasi. Selain itu, Polres Bandara Soetta juga telah menemui Nawawi di kantornya.

"Perlu kami tegaskan, insiden yang terjadi di penerbarangan tersebut seharusnya tidak perlu terjadi jika seluruh penumpang memiliki kesadaran bersama dan bersedia diingatkan jika melakukan kekeliruan," kata Ali.

"Apapun jabatan kita bukan berarti membuat kita dikecualikan dari kewajiban etik dan hukum agar patuh pada peraturan yang berlaku. Justru pejabat publik wajib memberikan contoh integritas dalam hal apapun," pungkasnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)