JAKARTA - Polri berjanji mengusut tuntas kasus-kasus yang terkait dengan pelarian Djoko Tjandra. Pemeriksaan bakal dilakukan dalam kasus yang berkaitan dengan Brigjen Prasetyo Utomo.
“Tetap diusut,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Minggu, 2 Agustus.
Djoko Tjandra saat ini ditempatkan di sel Rutan Salemba cabang Bareskrim Polri usai dieksekusi Kejaksaan Agung pada Jumat, 31 Juli. Penempatan sementara ini untuk memudahkan pemeriksaan Djoko Tjandra.
“Penyidik masih menunggu pengacaranya,” kata Argo.
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo sebelumnya mengatakan Polri bakal memeriksa Djoko Tjandra kasus surat jalan palsu buatan Karo Korwas PPNS Bareskrim Brigjen Prasetyo Utomo yang kini berstatus tersangka.
“Kita akan lanjutkan pemeriksaan berkaitan dengan kasus yang berkaitan dengan surat jalan, rekomendasi, kemungkinan lidik (penyelidikan) terkait dengan aliran dana,” ujar Listyo dalam jumpa pers proses administrasi eksekusi Djoko Tjandra di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat 31 Juli.
SEE ALSO:
Bareskrim Polri menetapkan Brigjen Prasetyo Utomo sebagai tersangka kasus pembuatan surat jalan yang digunakan buronan Djoko Tjandra. Brigjen Prasetyo dijerat pasal berlapis. Menyusul kemudian pengacara Djoko Tjandra, saat itu, Anita Kolopaking juga ditetapkan sebagai tersangka.
Surat yang diterbitkan Brigjen Prasetyo bernomor: SJ/82/VI/2020/Rokorwas, pada 18 Juni 2020 menuliskan Djoko Tjandra berangkat ke Pontianak, Kalimantan Barat. Djoko Tjandra berangkat dari Jakarta pada 19 Juni dan kembali pada 22 Juni.
Sementara itu, pengacara Djoko Tjandra, Otto Hasibuan mengatakan pihaknya akan menyiapkan langkah hukum terkait kasus yang tengah menjerat kliennya.
"Kami sedang mempertimbangkan langkah-langkah hukum untuk membela kepentingan klien kami," kata Otto.
Menurut dia, dalam putusan kliennya tidak ada perintah penahanan. "Isinya hanya salah satu, hukum dia dua tahun penjara, bayar sejumlah uang," kata Otto.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)