JAKARTA - Pepita baru saja merilis video klip Island Sun pada Jumat, 27 Oktober. Lagu ini merupakan single keduanya bersama Wonderland Records.Berbeda dengan video klip Tides yang punya kesan lebih gloomy, Pepita yang kembali bekerja sama dengan Nocturnal Projects hadir lebih colorful.Jessy Sylviani dan Bobby Adrian, sebagai sosok di balik layar dua video klip tersebut, mengatakan bahwa musik Pepita yang punya irama lebih ceria lebih cocok dengan visual yang lebih berwarna.“Kalau dilihat dari lagu Pepita yang sebelumnya itu kan lebih gloomy, kalau di sini lebih colorful. Karena akan lebih sesuai dengan beat-nya,” kata Jessy Sylviani saat ditemui di Sudirman, Jakarta Pusat pekan lalu.“Jenis lagu ini kan lebih ceria, jadi lebih cocok kalau berwarna. Tapi kalau lagu Pepita yang Tides itu kan lebih galau, jadi nggak sekeluar itu warnanya,” timpal Bobby Adrian.Dalam video klip Island Sun, Pepita bertindak sebagai cupid (dewa dan dewi asmara) di antara sepasang manusia yang mencari cinta.“Secara vibes emang bubbly, tapi bukan kayak yang falling in love banget sih. Sebenarnya mood yang ingin dibawa, karakter cewek dan cowoknya itu belum falling in love gitu,” Jessy Sylviani.“Di akhir, ketika Pepita turut andil dalam hubungan mereka, baru ada gesture pasangan itu pegangan tangan,” lanjutnya.Video klip Island Sun menampilkan kompleksitas antara mencintai seseorang dan harapan untuk kembali dicintai. Suatu hal yang sangat dekat dengan mereka yang sedang jatuh cinta.

Terdapat kontras antara pantai yang menjadi latar video klip dan ekspresi yang dihadirkan karakter wanita. Visual yang ditampilkan, menggambarkan dua sisi mencintai dengan cara yang unik sekaligus menyenangkan untuk dilihat.“Jadi, ini tentang having a crush tapi nggak tahu cara ekspresiinnya. Makanya dari emosinya terlihat agak frustrated, karena dia suka sama cowoknya tapi nggak tahu cowoknya suka balik apa nggak,” kata Pepita.“Kita syuting di Bali emang karena vibes-nya kan pantai. Dan di liriknya ada jalan ceritanya seperti jalan di pantai, makan es krim di pantai, dan baca-baca buku. Dan memang lokasi pas nulis lagunya itu di pantai juga,” pungkasnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)