YOGYAKARTA - Jenis halusinasi dan penyebabnya memang amat menarik untuk diperbincangkan, oleh karenanya kali ini kita akan membahasnya di sini, simak sampai selesai ya!
Halusinasi merupakan istilah yang cukup familiar ditelinga kita. Halusinasi diketahui sebagai kondisi ketika seseorang, melihat, merasakan atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tak nyata/tidak terjadi.
Pasalnya, halusinasi biisa dipicu dengan kondisi medis tertentu, baik itu berupa gangguan fisik maupun mental. Kondisi ini bisa pula disertai dengan delusi atau keyakinan terhadap sesuatu yang sebenarnya tak ada. Baik delusi maupun halusinasi adalah bagian dari gejala psikosis.
Apa itu Halusinasi?
Halusinasi merupakan gangguan persepsi panca indra yang memunculkan sensasi nampak nyata pada hal-hal yang sesungguhnya tidak ada. Keadaan ini bisa mempengaruhi seluruh panca indra, mulai dari indra penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, serta sentuhan.
Sensasi palsu pada seorang yang berhalusinasi diciptakan atau berasal dari pikirannya sendiri, sampai mempengaruhi pada panca indra. Butuh diketahui kalau halusinasi berbeda dengan imajinasi. Halusinasi terjadi tanpa disadari serta tidak bisa dikendalikan, sebaliknya imajinasi dilakukan secara sadar.
Orang dengan gangguan kejiwaan cenderung alami halusinasi, sehingga penderitanya kerap berbicara sendiri, tertawa sendiri, ketakutan tanpa alasan, serta sebagainya. Keadaan ini pula dapat jadi indikasi dari penyakit skizofrenia.
Penyebab Munculnya Halusinasi
Halusinasi bisa timbul akibat bermacam aspek. Berikut ini merupakan beberapa sebab paling universal yang bisa menimbulkan halusinasi:
- Gangguan kejiwaan, semacam skizofrenia, demensia, serta tekanan mental berat dengan indikasi psikosis
- Gangguan saraf serta otak, semacam penyakit Parkinson, sakit kepala sebelah dengan aura, delirium, stroke, epilepsi, serta penyakit Alzheimer
- Banyak mengkonsumsi alkohol serta obat-obatan terlarang, semacam kokain, amfetamin, serta heroin
- Demam, terutama pada anak ataupun lansia
- Gangguan tidur, semacam narkolepsi
- Penyakit berat, semacam gagal ginjal ataupun gangguan hati stadium lanjut, HIV/AIDS, kanker otak
- Cedera kepala berat
- Gangguan elektrolit, misalnya hiponatremia serta hipomagenesemia
- Kelainan asam basa
- Efek samping obat-obatan
SEE ALSO:
Jenis Halusinasi dan Penyebabnya
I. Halusinasi pengecapan (gustatorik)
Halusinasi pengecapan mengaitkan indra perasa yang menimbulkan seorang merasakan sensasi kalau suatu yang dimakan ataupun diminumnya mempunyai rasa yang aneh.
Misalnya, seorang mengeluh sebab merasakan ataupun mengecap rasa logam saat makan ataupun minum, sementara itu makanan ataupun minuman yang dia konsumsi mempunyai rasa yang normal. Tipe halusinasi ini ialah salah satu indikasi yang kerap terjadi pada pengidap epilepsi.
II. Halusinasi penciuman (olfaktorik)
Halusinasi penciuman mengaitkan indra penciuman. Pada keadaan ini, seorang dapat mencium aroma wewangian ataupun malah bau yang tidak enak ataupun merasa kalau badannya berbau busuk, sementara itu nyatanya tidak.
III. Halusinasi sentuhan (taktil)
Halusinasi taktil ataupun sentuhan melibatkan kontak fisik ataupun gerakan di area badan. Misalnya, seorang merasa seakan dijamah ataupun digelitik oleh orang lain, sementara itu tidak ada orang lain di sekitarnya.
Tidak hanya itu, seorang dengan keadaan ini pula dapat merasa kalau terdapat serangga yang lagi merayap di kulit ataupun dalam badan, ataupun merasa seakan ada semburan api yang membakar mukanya.
IV. Halusinasi pendengaran (audio)
Halusinasi pendengaran ialah tipe halusinasi yang menimbulkan seorang mendengar suara-suara yang tidak didengar orang lain. Suara tersebut bisa berbentuk instruksi, obrolan, alunan musik, ataupun bahkan langkah kaki.
Misalnya, seorang seakan dapat mendengar orang lain lagi berjalan di loteng, sementara itu tidak ada siapa-siapa. Keadaan ini merupakan indikasi yang biasa terjadi pada pengidap skizofrenia, gangguan bipolar, ataupun demensia.
V. Halusinasi penglihatan (visual)
Halusinasi visual mengaitkan indra penglihatan yang membuat pengidapnya seakan melihat sesuatu, namun barang tersebut sesungguhnya tidak ada. Halusinasi visual dapat berbentuk objek, pola visual, manusia, ataupun cahaya.
Misalnya, seseorang bisa melihat orang lain yang sesungguhnya tidak berada di ruangan ataupun melihat lampu berkedip yang tidak bisa dilihat orang lain.
Tidak hanya karena keadaan berat yang menimbulkan halusinasi kerap kali menetap, terdapat pula halusinasi sementara yang tidak bersifat kronis. Misalnya, halusinasi yang timbul pada saat salah satu anggota keluarga baru saja meninggal dunia.
Pada keadaan ini, seorang seolah- olah mendengar suara dari keluarganya yang baru meninggal ataupun melihatnya sekilas. Tipe halusinasi ini umumnya bakal menghilang pada saat rasa duka serta sedih sirna secara perlahan.
Gangguan halusinasi ialah keadaan medis serius yang perlu lekas memperoleh pemeriksaan serta penindakan psikiater. Tidak hanya itu, pengidap gangguan halusinasi tidak dianjurkan tinggal ataupun bepergian sendiri.
Dengan penindakan yang pas serta cepat, kondisi halusinasi diharapkan bisa lekas teratasi supaya tidak sampai membahayakan diri penderita serta orang lain di sekitarnya.
Selain itu Kemenkes menyebutkan kalau “Banyak Pasien Gangguan Jiwa Terlambat Penanganannya”.
Jadi setelah mengetahui jenis halusinasi dan penyebabnya, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)