Mengenal Penyakit Hipotonia pada Bayi, Awas Perkembang Motorik Lambat
Mengenal penyakit hipotonia (Freepik)

YOGYAKARTA - Penyakit hipotonia perlu diwaspadai oleh orang tua karena menjadi salah satu penyebab gangguan motorik anak. Gejala hipotonia dapat mengakibatkan keterlambatan motorik anak selama tumbuh kembang hingga beranjak dewasa. 

Meski hipotonia sering dikaitkan dengan bayi atau anak-anak, kondisi ini juga bisa dialami oleh orang dewasa. Dalam dunia medis, hipotonia merujuk pada kondisi otot yang melemah atau tonus otot menurun. 

Jika kemampuan otot atau tonus melemah, seseorang akan kesulitan melakukan gerakan dan menopang tubuhnya. Apabila ini terjadi pada anak-anak maka akan menyebabkan kesulitan tersendiri bagi si kecil. 

Sebagai orang tua, pastinya ingin buah hati Anda tumbuh dengan optimal seperti normalnya. Demi menghindari gangguan perkembangan motorik si kecil, orang tua perlu mengenal apa itu penyakit hipotonia dan cara menyembuhkannya. 

Apa Itu Hipotonia?

Hipotonia merupakan istilah medis untuk menyebut penurunan tonus otot tubuh. Kasus hipotonia yang cukup kerap terjadi dialami oleh bayi yang baru lahir. Kondisi ini merupakan gejala dari gangguan kesehatan yang lebih serius. 

Tonus otot berperan penting dalam menjaga tubuh tetap tegak dan melakukan pergerakan. Ketika tonus otot menurun maka ketegangan atau resistensi terhadap gerakan otot pun berkurang. Pada kasus hipotonia, ketahanan otot berkurang sehingga membutuhkan usaha lebih agar bisa bergerak dengan wajar. 

Hipotonia pada bayi bisa menyebabkan si kecil cenderung lemas atau tampak lunglai. Kelemahan bisa dialami di bagian kepala, lengan, dan tungkai yang lemas. Jika tubuh buah hati Anda terlihat layu dan pergerakan yang buruk di area tubuh tersebut maka bisa menjadi tanda hipotonia. 

Gejala Hipotonia 

Tanda-tanda hipotonia bisa berbeda pada masing-masing penderitanya. Gejala hipotonia yang muncul akan tergantung dari penyebabnya. Namun secara umum, hipotonia menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

Kesulitan bergerak dan mempertahankan postur tubuh berdiri maupun duduk

  • Kesulitan dalam bernapas
  • Reflek tubuh yang buruk
  • Gangguan ligamen dan sendi
  • Otot terasa lembek
  • Kesulitan membangunan tubuh dari posisi berbaring atau duduk
  • Sering terjatuh atau kadang ceroboh
  • Tubuh sangat lentur di bagian pinggul, dengkul, sikut

Tanda-Tanda Hipotonia pada Bayi

Kasus hipotonia pada bayi biasanya terdeteksi di masa-masa awal kehidupannya. Gejala hipotonia mungkin sudah terlihat sebelum buah hati menginjak usia 6 bulan. Penyakit ini menjadi faktor yang sering mempengaruhi kemampuan motorik anak. 

Berikut ini gejala-gejala hipotonia pada bayi yang perlu dipahami oleh orang tua:

  • Kepala, Lengan, dan tungkai terlihat layu atau terkulai
  • Kesulitan menelan atau mengisap
  • Tubuh terasa lunglai ketika digendong
  • Tulang punggung tampak terlalu melengkung ke depan
  • Suara tangisan lirih atau terdengar lemah
  • Perut terlalu menonjol
  • Mulut menganga dengan lidah menonjol keluar

Pada anak yang mengalami penurunan kemampuan otot, perkembangan motoriknya biasanya cenderung lebih lambat. Hipotonia yang menyebabkan kemampuan otot menurun pada bayi bisa dilihat dari tanda-tanda berikut:

  • Lemah dalam mengangkat kepala
  • Sering terjatuh atau berguling
  • Kesulitan makan sendiri
  • Tidak bisa duduk tanpa bantuan
  • Terlambat bisa berjalan

Pengobatan Hipotonia

Pengobatan hipotonia bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatan otot. Umumnya metode pengobatan hipotonia dilakukan dengan fisioterapi pediatri. Jenis fisioterapi yang diterapkan menyesuaikan dengan usia, kondisi secara menyeluruh, penyebab, dan kebutuhan anak. 

Berikut ini beberapa terapi yang dapat dipilih untuk mengobati penyakit hipotonia:

  • Terapi fisik dan okupasi yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan motorik
  • Terapi wicara-bahasa untuk mengatasi kesulitan bicara, bernapas, dan menelan
  • Stimulasi sensorik untuk membantu meningkatkan daya sensorik

Demikianlah ulasan mengenal penyakit hipotonia yang sering menjangkiti bayi. Gejala hipotonia seringkali mudah terdeteksi ketika pemeriksaan bayi yang baru lahir. Namun gangguan tonus otot ini terkadang juga baru terlihat saat anak dalam tumbuh kembang. Oleh karena itu, orang tua perlu selalu mendamping dan memperhatikan kesehatan si kecil. Baca juga ciri-ciri bayi tidak cocok susu formula

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)