Macet dan Penuh Antrean saat Lebaran, Gapasdap Harap Pemerintah Tambah Dermaga Baru penyeberangan Merak-Bakauheni

JAKARTA - Guna mencegah ada antrean dan kepadatan penumpang lagi ketika di momen arus mudik Lebaran, Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) berharap pemerintah mau membangun dermaga baru di rute penyeberangan Merak-Bakauheni.

“Gapasdap sekali lagi mohon kepada pemerintah maupun yang ditugaskan yaitu PT ASDP Indonesia Ferry untuk dapat segera menambah jumlah dermaga di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni maupun lintasan komersil strategis yang lain,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gapasdap Khoiri Soetomo dalam acara Malam Puncak HUT ke-48 Gapasdap di Jakarta, Rabu, dilansir dari ANTARA, Kamis, 9 Mei.

Soetomo memaparkan secara umum angkutan penyeberangan tahun 2024 dibandingkan di tahun 2023, dua lintas penyeberangan komersial utama di Indonesia yaitu Merak-Bakauheni jumlah penumpang mengalami kenaikan 2,28 persen, kendaraan roda dua mengalami kenaikan sebesar 14,99 persen, kendaraan pribadi turun 0,21 persen dan kendaraan barang naik 7,30 persen.

Sedangkan pada lintas Ketapang-Gilimanuk jumlah penumpang mengalami kenaikan sebesar 20,46 persen, kendaraan roda dua mengalami kenaikan 18,29 persen, kendaraan pribadi turun 0,44 persen, dan kendaraan barang mengalami kenaikan sebesar 8,18 persen.

Meskipun mengalami kenaikan pada angkutan Lebaran tahun 2024, tetapi melalui kerjasama yang baik antara operator pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait, pelaksanaan angkutan Lebaran tahun ini secara umum berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kecelakaan (zero accident).

Namun demikian sempat diwarnai dengan kemacetan panjang selama beberapa hari di lintas Merak-Bakauheni. Terjadinya kemacetan pada saat angkutan Lebaran tahun 2024, sebenarnya telah beberapa kali terjadi pada saat penyelenggaraan angkutan Lebaran.

“Gapasdap sebenarnya telah sering memberikan evaluasi ataupun masukan guna perbaikan penyelenggaraan angkutan Lebaran. Namun masih belum direalisasikan sehingga permasalahan ini terjadi secara berulang setiap tahunnya,” ujar Soetomo.

Beberapa evaluasi terkait dengan penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun 2024 yang dilakukan Gapasdap antara lain, pertama permasalahan infrastruktur dermaga.

“Seperti yang sering kita sampaikan pada berbagai kesempatan bahwa kondisi dermaga di beberapa lintas penyeberangan komersial strategis, jumlah dermaga sangat kurang dan perlu segera dilakukan penambahan,” ujar Soetomo.

Penambahan dermaga penting dilakukan agar dapat mengantisipasi beroperasinya kapal-kapal yang memiliki izin operasi di lintasan tersebut. Apalagi utilitas kapal yang beroperasi hanya pada kisaran antara 30 hingga 40 persen saja dalam satu bulan.

Saat ini jumlah kapal yang off menunggu giliran jadwal beroperasi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kapal yang beroperasi setiap harinya.

“Sehingga kesimpulannya tidak ada tidak terjadi kekurangan armada kapal di hampir seluruh lintasan komersil di Indonesia,” ucap Soetomo.

Sementara pada saat angkutan Lebaran 2024 di lintas Merak-Bakauheni, untuk menambah kapasitas muat beberapa kapal dioperasikan melalui pelabuhan milik PT Pelindo dengan rute Ciwandan menuju Bakauheni pada saat arus mudik yang dikhususkan untuk mengangkut kendaraan barang dan sepeda motor.

Akan tetapi, lanjut Soetomo, pengoperasian tersebut kurang efektif dikarenakan dermaga pasangan dari pelabuhan Ciwandan adalah menggunakan dermaga di Pelabuhan Bakauheni yang juga menjadi pasangan dari kapal-kapal yang beroperasi melalui Pelabuhan Merak di Pelabuhan Bakauheni.

“Ini harus melayani poligami, jadi dari Ciwandan maupun dari Merak, akibatnya kenaikan jumlah trip tidak signifikan jika dibandingkan dengan kondisi operasional normal. Selain itu, pada saat angkutan Lebaran kemarin jumlah kapal yang beroperasi di dermaga reguler atau ekonomi dilakukan penambahan untuk setiap dermaga,” kata Soetomo pula.

Ia menuturkan kondisi tersebut mengakibatkan masing-masing kapal tidak mampu beroperasi pada target trip yang telah ditetapkan.

“Oleh karena itu kembali di sini kami tegaskan bahwa penyebab kemacetan di lintas Merak-Bakauheni adalah tidak berhasilnya dalam mengoptimalkan kapasitas muat karena kurangnya jumlah dermaga, bukan dikarenakan kekurangan kapal,” tegas Soetomo.

Kondisi tersebut menurut Soetomo mengakibatkan banyak anggota Gapasdap yang sama sekali tidak merasakan angkutan mudik Lebaran yang padahal telah ditunggu-tunggu karena kapal-kapalnya tidak bisa beroperasi.

“Kami terpaksa menerima kondisi-kondisi tersebut dengan harapan kondisi operasional di lapangan menjadi lebih baik dan masyarakat dapat terlayani dengan baik tanpa ada antrean,” Soetomo mengatakan.