Tangkap Peluang Investasi di 2024, Bank Mandiri Ungkap Sejumlah Tantangan
JAKARTA - Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, ekonomi Indonesia selama 2023 masih sangat resilien di tengah berbagai gejolak global yang terjadi.
Pasalnya, ekonomi global saat itu terkendala inflasi dan suku bunga tinggi di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Andry menambahkan, perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 5 persen didukung stabilnya permintaan domestik, meski harus berjuang di tengah risiko global.
"Ini mencerminkan tertahannya konsumsi masyarakat, terutama pada kelas menengah ke bawah. Menurut Mandiri Spending Index (MSI), tabungan masyarakat berpendapatan rendah terus menurun sehingga mengurangi aktivitas konsumsi," ujar Andry di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024.
Oleh karena itu, pemerintah berperan dalam memastikan daya beli konsumen tetap terjaga, misalnya melalui percepatan pengeluaran untuk stimulus ekonomi atau insentif pajak.
“Secara keseluruhan, dengan fundamental perekonomian domestik yang kuat, kami perkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,06 persen di tahun ini,” imbuhnya.
Kendati demikian, terdapat beberapa tantangan dalam mencapai pertumbuhan positif tahun 2024.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Eka Fitria mengatakan isu-isu strategis seperti manufaktur dan pertanian berkaitan dengan prospek ekonomi tahun ini.
Maka dari itu, Bank Mandiri bersama anak perusahaan Mandiri Sekuritas akan kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 dari tanggal 4 Maret 2024 hingga 8 Maret 2024 dengan rangkaian acara yang terdiri dari Macro Day, Investment Day, Site Visit, dan Corporate Day.
Selain itu, event utama Macro Day akan diadakan pada tanggal 5 Maret 2024 yang diselenggarakan secara hybrid, dengan perkiraan peserta mencapai lebih dari 20.000 peserta.
SEE ALSO:
Dalam gelaran MIF 2024, mengusung tema Thriving Through Transition MIF 2024 akan membahas isu-isu strategis yang berkaitan dengan prospek ekonomi Indonesia di tengah tahun pemilu global atau super election year.
“MIF kali ini membahas sumber-sumber pertumbuhan yang penting bagi Indonesia salah satunya sektor manufaktur dan pertanian,” tuturnya.
Riset Tim Ekonom Bank Mandiri menyebut, sektor manufaktur memiliki kontribusi yang terbesar terhadap PDB, namun kontribusinya cenderung menurun dari kisaran 20 persen sebelum pandemi menjadi 18 persen.
“Revitalisasi sektor manufaktur sangat penting karena sebagian industri pada sektor ini dapat menghasilkan nilai tambah yang signifikan dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar,” lanjut Eka.
Sementara sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar kedua pada pertumbuhan ekonomi.
“Dengan risiko perubahan iklim yang semakin tinggi, ketahanan pangan menjadi isu yang penting untuk mencapai keberlanjutan ekonomi,” tutur Eka.
MIF juga akan membahas mengenai tren terkini dalam digitalisasi yaitu perkembangan Artificial Intelligence (AI). Eka bilang, pesatnya teknologi AI menciptakan peluang efisiensi ekonomi namun juga menciptakan risiko tergantikannya beberapa jenis pekerjaan di mana dampaknya terhadap ekonomi perlu diantisipasi.
“Melalui tema yang relevan dengan situasi ekonomi saat ini, ribuan investor lokal dan internasional juga akan turut menghadiri MIF 2024 secara offline maupun daring,” jelas Eka.
Sementara itu, Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Silva Halim berharap, MIF 2024 dapat menjadi akses informasi strategis yang lengkap serta kesempatan mengembangkan bisnis dan investasi bagi para klien dan investor.
Adapun MIF 2024, Mandiri Sekuritas melalui Site Visit dan Corporate Day akan menghadirkan 200 investor, yang berasal dari berbagai negara, seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat dengan total dana kelolaan sekitar 12 triliun dolar AS.
““Sebagai Investment Forum terbesar di Indonesia kami melihat MIF sebagai salah satu ajang pendukung pertumbuhan investasi lokal maupun asing di Indonesia, dan perekonomian nasional secara umum di tengah perkembangan lingkungan bisnis domestik serta global yang dinamis,” tegas Silva.
Andry menambahkan, topik dan pembicara pakar yang hadir di MIF 2024 akan dapat memberikan gambaran positif mengenai peluang yang bisa dicapai di tahun ini. Apalagi, MIF 2024 akan menghadirkan pembicara-pembicara global terkemuka di bidang geopolitik.
Adapun pembicara global terkemuka diantaranya seperti Oriana Skylar Mastro, Center Fellow at the Freeman Spogli Institute for International Studies and Courtesy Assistant Professor of Political Science at Stanford University dan James Robinson, Professor at Harris School of Public Policy, University of Chicago.
Di bidang makroekonomi, MIF 2024 juga menghadirkan pembicara internasional seperti Professor of Economics, University of California Maurice Obstfeld, Adjunct Professor of Economics serta London Business School Linda Yueh dan Head of APAC Credit and Fixed Income Research BlackRock Manjesh Verma.