Chainlink (LINK) Melonjak 41% dalam Sebulan, Ada Apa?
JAKARTA - Chainlink (LINK) adalah salah satu aset kripto yang menarik perhatian pasar belakangan ini. Harga LINK, token asli dari jaringan Chainlink, telah meningkat 41% dalam sebulan terakhir, mencapai level tertinggi sejak Oktober 2021. Apa yang menyebabkan kenaikan ini?
Salah satu faktor yang diduga berkontribusi terhadap kenaikan harga LINK adalah akumulasi besar-besaran oleh entitas misterius yang disebut "paus" atau institusi. Paus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan investor atau pedagang yang memiliki jumlah besar aset kripto. Institusi adalah lembaga keuangan, perusahaan, atau organisasi yang berinvestasi atau beroperasi di ruang kripto.
Menurut data dari firma analitik blockchain Lookonchain, ada 47 dompet baru yang menarik 2.237.504 LINK, senilai US$ 42,38 juta (Rp 667,8 miliar), dari bursa kripto terbesar di dunia Binance dalam dua hari terakhir. Ini menunjukkan bahwa ada entitas yang secara agresif mengumpulkan LINK, dengan harapan bahwa harga akan naik di masa depan.
Ini bukanlah kasus akumulasi LINK yang pertama. Sehari sebelumnya, Lookonchain juga melaporkan ada delapan dompet baru yang menarik 227.350 LINK, senilai sekitar US$ 4,12 juta (Rp 64,9 miliar), dengan rata-rata US$ 18,1 (Rp 285.000) per LINK, dari Binance. Dompet-dompet ini hanya memegang token LINK, yang menunjukkan bahwa mereka adalah investor khusus yang fokus pada aset ini.
SEE ALSO:
Mengapa LINK Menarik Bagi Investor?
Chainlink adalah jaringan Oracle terdesentralisasi yang menyediakan data aset-aset nyata untuk smart contract di blockchain. Informasi saja, smart contract adalah protokol yang menjalankan perjanjian secara otomatis dan transparan, tanpa perlu pihak ketiga yang dipercaya. Meski begitu, smart contract tidak dapat mengakses data dari luar blockchain, seperti harga, cuaca, berita, atau acara. Inilah di mana Chainlink berperan.
Chainlink menghubungkan smart contract dengan sumber data eksternal melalui jaringan node yang disebut operator Oracle. Operator Oracle ini memberikan data kepada kontrak pintar dengan imbalan token LINK. Dengan demikian, Chainlink memungkinkan kontrak pintar untuk berinteraksi dengan dunia nyata, dan memperluas kemungkinan aplikasi blockchain.
Chainlink telah menjadi salah satu jaringan Oracle terkemuka di ruang kripto, dengan lebih dari 700 proyek yang mengintegrasikan solusinya, termasuk platform DeFi (keuangan terdesentralisasi), game, NFT (non-fungible token), dan lainnya. Chainlink juga mendukung berbagai blockchain, seperti Ethereum, Binance Smart Chain, Polygon, Solana, dan lainnya.
Dengan permintaan yang tinggi dan pasokan yang terbatas, token LINK menjadi aset yang menarik bagi investor dan pedagang. Harga LINK saat ini adalah US$ 19,09 (Rp 300.000), dengan kapitalisasi pasar sekitar US$ 8,6 miliar (Rp 135,5 triliun). Volume perdagangan LINK dalam 24 jam terakhir adalah US$ 941,5 juta (Rp 14,8 triliun).