BI Siapkan Insentif Likuiditas Kredit untuk Program Hilirisasi
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) disebut telah menyiapkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi penyaluran kredit ke sektor hilirisasi.
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan bahwa sektor hilirisasi bukan hanya meningkatkan nilai tambah namun juga dapat memperbaiki struktur perekonomian serta memperbaiki neraca pembayaran Indonesia.
“Peran penting inilah yang kemudian menjadi pertimbangan Bank Indonesia menetapkan sektor tersebut sebagai salah satu sektor yang mendapat insentif,” ujarnya melalui pernyataan tertulis, dikutip Kamis, 14 September.
Menurut Juda, KLM ditempuh sebagai upaya meningkatkan kontribusi perbankan untuk memperkuat kegiatan dunia usaha dengan lima prinsip utama. Pertama, memberi daya ungkit pertumbuhan ekonomi, melalui peningkatan/penguatan nilai tambah, backward-forward linkages, struktur ekonomi, lapangan kerja, peluang usaha, dan ketahanan pangan.
“Kedua, mendukung momentum pemulihan sektor-sektor tertentu yang masih membutuhkan dukungan,” tuturnya.
Ketiga, mendukung pembiayaan inklusif dan berwawasan lingkungan. Keempat, mengimplementasikan pembiayaan secara targeted ke sektor/komoditas tertentu.
“Serta yang terakhir adalah sinergi kebijakan dan program pemerintah untuk memperkuat struktur ekonomi, selaras dengan upaya pengendalian inflasi termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang menjadi salah satu fokus utama di tingkat pusat dan daerah,” katanya.
SEE ALSO:
Juda menambahkan, untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut diperlukan dukungan pemerintah dan otoritas terkait untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan penguatan inovasi strategi bisnis dari para pelaku bisnis sangat penting untuk memperkuat sisi permintaan.
Dia menyebut melalui penguatan sisi penawaran dan permintaan secara simultan, diharapkan akan efektif memperkuat struktur ekonomi nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Juda mengingatkan jika langkah bank sentral ini selaras dengan upaya menjaga momentum pertumbuhan di tengah kinerja ekspor yang menurun karena melemahnya perekonomian global dan menurunnya harga komoditas.
“Dalam konteks tersebut, bagaimana agar sumber-sumber pertumbuhan ekonomi domestik dapat terus diperluas, termasuk melalui dukungan dari pembiayaan perbankan utamanya di sektor hilirisasi,” tegasnya.