Imbauan Presiden Jokowi Agar Para Politikus Tidak Ngebut Urusan Pilpres 2024 Perlu Dicermati
JAKARTA - Hasil Survei terbaru Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan ada enam nama menteri di Kabinet Indonesia Maju yang masuk bursa calon presiden pada Pilpres 2024.
Survei CPCS yang dilakukan pada 22-27 Juli 2022 tersebut menempatkan Prabowo Subianto dengan elektabilitas tertinggi mencapai 23,1 persen. Sedangkan menteri lain jauh di bawahnya,
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 4,3 persen, Menteri BUMN Erick Thohir 1,8 persen, Menteri Sosial Tri Rismaharini 1,3 persen, Menko Polhukam Mahfud MD 1,1 persen, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto hanya 1 persen.
Nama lain yang menempel ketat elektabilitas Prabowo adalah para gubernur. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 20,4 persen dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 20 persen.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 5,6 persen, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hanya 2,8 persen.
“Peluang ketiganya (Prabowo, Anies, Ganjar) diusung sebagai capres semakin besar, lebih-lebih jika elektabilitas terus bergerak naik,” kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta dalam keterangannya pada 4 Agustus 2022 seperti dilansir dari Antara.
Total, ada 13 nama yang tertera dalam Survei CPCS. Nama lainnya adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 3,3 persen, Ketua DPR Puan Maharani 2 persen, dan Panglima TNI Andika Perkasa 1,5 persen.
“Survei melibatkan 1.200 responden mewakili 34 provinsi yang diwawancara secara tatap muka. Menggunakan multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen,” tambah Okta.
Fokus Bekerja
Sejatinya, survei hanya angka. Politik selalu berjalan dinamis, bisa saja nantinya muncul sosok-sosok lain di luar survei saat ini yang berhasil memikat hati rakyat untuk menjadi bakal calon presiden 2024.
Itulah mengapa, Presiden Jokowi selalu mengingatkan menteri dan para gubernur fokus bekerja. Menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Mampu mengatasi semua permasalahan yang muncul pasca Pandemi COVID-19.
"Semuanya harus fokus bekerja, utamanya yang berkaitan dengan energi dan pangan. Ini penting. Terus, urusan yang berkaitan dengan BBM, urusan yang berkaitan dengan energi, misalnya batu bara, semuanya karena dunia terdisrupsi di energi dan pangan, sehingga kita harus konsentrasi dan jangan sampai terpeleset di dua bidang ini," tegas Presiden Jokowi seusai menyerahkan bantuan sosial di Pasar Sukamandi, Kabupaten Subang, pada 12 Juli 2022.
Presiden Jokowi bahkan sempat menegur Zulkifli Hasan (Zulhas) yang kedapatan ‘aji mumpung’.
Saat membagikan minyak goreng gratis sambil meninjau pasar murah yang diadakan PAN di Telukbetung Timur, Bandar Lampung pada 9 Juli 2022, Zulhas terang-terangan mengampanyekan anaknya, Futri Zulya Savitri yang akan maju sebagai calon legislatif dalam Pemilu 2024. Padahal, belum genap sebulan Zulhas dilantik sebagai Menteri Perdagangan.
“Uang sepuluh ribu sudah bawa? Uangnya dikantongin. Sepuluh ribu yang nanggung Futri. Tuh Futri. Kasih uangnya, kasih, kasih tuh sama tuan rumah. Tapi nanti milih Futri ya, oke? Kalau milih Futri, entar tiap dua bulan ada deh ginian,” ucap Zulhas.
Presiden Jokowi mengingatkan Zulhas agar selalu ingat posisinya sebagai menteri.
“Kalau menteri perdagangan yang paling penting urus seperti yang saya tugaskan kemarin bagaimana menurunkan harga minyak goreng menjadi 14 ribu atau di bawah 14 ribu. Paling penting itu, tugas dari saya itu," tegas Jokowi.
Ojo Kesusu
Tak hanya kepada menteri, di hadapan para relawannya, Presiden Jokowi juga kerap mengingatkan agar jangan melulu fokus ke urusan politik. Prioritas pemerintah saat ini adalah membangun perekonomian.
“Banyak yang bisik-bisik ke saya, Pak niki ndukung sinten, nggih pak nggih? Dukung sinten nggih? Jangan tergesa-gesa, jangan terburu-buru. Ojo nganti keliru, leres mboten? Ojo kesusu, nggih? Santai-santai mawon urusan politik, yang paling penting urusan ekonomi kita ini kita selesaikan bersama-sama. Setuju mboten, nggih? Pun,” ucap Presiden Jokowi saat menemui ribuan relawannya di Gelora Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, Minggu pada 21 Agustus 2022.
Jokowi sudah berulangkali mengucap hal sama kepada para relawannya. Begitupun saat Rapimnas relawan Perkumpulan Pejuang Bravo 5 di Ancol pada 26 Agustus 2022. Presiden kembali mengingatkan agar jangan tergesa-gesa.
Sesuai konstitusi, presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. Sehingga, meski memiliki elektabilitas tinggi, tanpa dukungan partai, sama saja bohong.
“Artinya apa? Bapak ibu jangan mendukung kandidat itu sekarang. Misalnya kita dukung Pak Fachrul Razi, pertanyaan saya yang mengajukan partai apa,” kata Presiden Jokowi.
“Belum tentu yang elektabilitasnya tinggi diajukan oleh partai atau gabungan partai, kalau mereka enggak mau gimana? Sebab itu, sekali lagi ojo kesusu, tidak usah tergesa-gesa,” Jokowi menambahkan.
Relawan Bravo 5 merupakan perkumpulan purnawirawan TNI yang terbentuk sejak 2014. Diinisiasi oleh Letjen (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina. Sedangkan ketua umum adalah Fachrul Razi.
Multitafsir
Pernyataan Presiden Jokowi tersebut menurut sejumlah pengamat memiliki multitafsir. Bisa saja hanya sebagai sindiran untuk para menteri dan gubernur agar terus fokus bekerja. Atau hanya jawaban normatif agar situasi politik Tanah Air tetap stabil.
Namun, menurut pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira, Marianus Kleden, pernyataan Jokowi tersebut sebagai sikap santun terhadap Megawati. Jokowi tentu menyadari keinginan Megawati mencalonkan Puan Maharani pada Pilpres 2024. Di sisi lain, Megawati juga tak bisa menyangkal elektabilitas Puan Maharani di berbagai survei masih sangat rendah.
Jika akhirnya, Megawati tidak mengajukan Puan Maharani sebagai calon presiden, maka kemungkinan besar pilihan mengarah ke Ganjar Pranowo yang masih tercatat sebagai kader PDIP Perjuangan.
SEE ALSO:
"Ini bisa terjadi karena dari puncak pimpinan PDI Perjuangan juga menegaskan bahwa Megawati adalah nasional sejati yang tidak akan mengorbankan negara demi keluarga," katanya seperti dilansir dari Antara, Minggu (28/8).
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago justru menilai pernyataan Presiden Jokowi saat Rakernas Bravo 5 merupakan bentuk dukungannya untuk Puan Maharani sekaligus peringatan untuk Ganjar Pranowo.
"Jangan lupa juga mungkin Jokowi memberikan kode sinyal bahwa Mas Ganjar jangan terlalu kepedean, terlalu confidence tinggi sebab PDI Perjuangan belum tentu mengusung capres yang elektabilitasnya moncer," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach & Consulting ini.