Luhut Minta Bio Farma Kebut Produksi Vaksi COVID-19
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta Bio Farma sebagai produsen farmasi nasional untuk mempercepat produksi vaksi COVID-19. Salah satu opsi yang disusulkan agar produksi obat dapat dipercepat dengan Remdesivir.
"Harus diupayakan untuk segera produksi dalam negeri. Kita cari bahan-bahannya itu nanti, jadi jangan ada hambatan," kata Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Minggu, 27 September.
Dalam keterangan tertulisnya, Luhut juga meminta Bio Farma sebagai produsen farmasi nasional segera mengambil langkah yang cepat dan tepat agar bahan baku untuk produksi nasional dapat segera dilakukan, demi kepentingan nasional.
"Strateginya untuk kepentingan emergency dan kepentingan nasional. kita harus cepat dan jangan terlalu kaku karena ini untuk kemanusiaan," kata Luhut.
SEE ALSO:
Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti mengatakan pihaknya telah mengurus izin untuk memproduksi Remdesivir. Dia menyebut, ada dua cara yang mereka lakukan yakni mengadakan kerja sama dengan India
"Ada dua cara yang kami lakukan yakni mengadakan kerja sama dengan India. Sementara kami akan melakukan uji klinis nanti kerja sama dengan BUMN. Kedua, di samping izin impor, kami juga sedang riset untuk produksi dalam negeri," ujarnya.
Bio Farma, menurut Honesti, juga telah melakukan uji klinis skala pilot untuk produksi remdesivir dalam negeri. Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam rakor tersebut mengatakan pihaknya akan mendukung semua riset yang dilakukan untuk memproduksi remdesivir dalam negeri.
"Saya back up untuk kebutuhan obat apapun pasti akan kami dukung karena kami tinggal ajukan dan adakan bersama dengan BUMN dan bersama dengan BPOM kami akan koordinasi supaya segala sesuatu tepat sasaran, tepat waktu dan kita tidak membuat kebijakan yang justru kita tidak bisa menyelamatkan (pasien COVID-19) seperti apa yang Bapak (Menko Luhut) sampaikan," ingatnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan pihaknya telah memproses izin uji klinis untuk Remdesivir. Dia pun mengatakan pihaknya sudah mencatat bahan baku dari China dan akan mencari jalan yang terbaik dengan tetap menjaga aspek keamanan dan mutu.