Bagikan:

JAKARTA - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau BTP melakukan kunjungan kerja ke sejumlah titik yang menjadi wilayah hilir Migas PT Pertamina di Papua, guna memantau dan mengawasi kinerja perusahaan PT Pertamina di kawasan timur Indonesia.

Kunjungan kerja sepekan di tanah Papua, digunakan Basuki Tjahaja Purnama untuk meninjau salah satu aset Pertamina di Sorong, yakni Fuel Terminal Sorong dan Depot Pengisian Pesawat Udara Bandara Domine Esok Sorong.

Dalam kunjungan di Sorong, BTP berkesempatan menyapa para pekerja. Dia mendorong para pekerja untuk selalu menjunjung tinggi integritas, serta memberikan kemampuan yang terbaik dalam bekerja.

Basuki Tjahaja Purnama juga meninjau DPPU Bandara Domine Eduard Osok Sorong. Dalam kunjungan tersebut, Ia berdiskusi dengan jajaran Subholding Commercial and Trading Regional Papua-Maluku.

BTP dalam diskusi tersebut menyampaikan bahwa Pertamina diberikan amanat oleh Pemerintah untuk mampu mendistribusikan minyak dan LPG kepada masyarakat secara proporsional, adil dan merata, sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan minyak dan gas, khususnya di wilayah timur Indonesia.

Ia juga berpesan agar Pertamina terus berinovasi meningkatkan pembukaan channel distribusi produk seperti Bahan Bakar Umum (SPBU), Pertashop serta keagenan LPG. Dalam prosesnya, BTP juga menekankan agar Pertamina meratakan lapangan tanding dan transparansi bagi siapapun yang berminat menjadi mitra Pertamina. Mengingat, Regional Papua-Maluku menghadapi tantangan geografis di wilayah Papua dalam mendistribusikan produk untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Dia yakin Papua akan semakin maju dengan mudahnya akses pelayanan Minyak dan Gas LPG. Kita harus terus berinovasi untuk eksekusi program One Village One Outlet (OVOO).

"Termasuk kita juga harus pikirkan cara distribusi produk Pertamina yang paling efisien setiap distrik di Papua untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya di Sorong, dikutip dari Antara, Jumat 29 Oktober.

Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku, Yoyok Wahyu Maniadi di Sorong, Jumat, menerangkan pelayanan yang dilakukan untuk 4 Provinsi untuk 7,4 juta jiwa, penyaluran BBM pertahunnya 2.06 juta kiloliter, Kerosene 292 kiloliter per tahun, penyaluran LPG Non Subsidi 9,7 MT per tahun, dan Avtur 157 ribu kiloliter per tahun dengan revenue bisnis Rp15 triliun per tahunnya.

"Kami diberi amanat mendistribusikan BBM dan Gas LPG untuk 4 Provinsi, yakni di Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, penyaluran per tahunnya untuk BBM 2.06 juta kiloliter, Kerosene 292 ribu kiloliter, LPG subsidi 9.7 ribu MT, dan Avtur 157 ribu kilolitre," ungkap Yoyok

Pelayanan BBM dan gas ini, infrastruktur yang tersedia 20 Fuel Terminal, 1 Jobber, 12 DPPU tersebar di Papua dan Maluku, dimana 347 SPBU dapat dijangkau dengan moda transportasi darat, 153 SPBU dijangkau dengan Multimoda Air, dan 19 SPBU dapat dijangkau dengan Multimoda Udara.

Yoyok menyampaikan untuk menjangkau pelanggan BBM Pertamina, dan memudahkan distribusi BBM dilakukan pengembangan Pertashop dengan target 2022 sebanyak 221 outlet Pertashop, 129 outlet Pertashop telah beroperasi, dan 106 outlet Pertashop sedang dalam proses.

"Total rencana operasional 235 outlet Pertashop, untuk pengembangan Pertashop wilayah Papua mencapai 76 persen sehingga ditargetkan kedepan pelayanan BBM akan semakin optimal" katanya.

Edi Mangun, Area Manager Communication Relation and CSR Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku yang memberikan keterangan terpisah, menambahkan bahwa kehadiran Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama lebih pada pemantauan kinerja operasional perusahaan dalam kegiatan supply hingga distribusi, dan memberikan solusi terhadap hambatan yang ditemukan terkait tugas pokok Pertamina sebagai BUMN yang diberikan penugasan oleh Negara untuk mendistribusikan Energi sampai ke pelosok negeri.