Hadapi Musim Penghujan Lebih Awal, Begini Strategi Kementan Amankan Sektor Pertanian
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi (Foto: Tangkap layar Youtube DPR RI)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengatakan bahwa telah menyiapkan sejumlah langkah strategis guna mengamankan sektor pertanian di tengah musim penghujan yang datang lebih awal pada September ini.

“Curah hujan yang tinggi seringkali berdampak pada banjir dan bencana alam lainnya. Untuk itu, Kementerian Pertanian mengambil langkah antisipatif,” ujarnya ketika menghadiri rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Pertama, kata Harvick, adalah mapping wilayah rawan banjir. Kedua, early warning system dan pemantauan rutin informasi iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Ketiga, penyiapan bantuan benih bagi petani. Empat, penyiapan gerakan Brigade La Nina. Kelima, penyiapan pompanisasi in-out dari sawah dan rehabilitasi jaringan irigasi.

Enam, sosialisasi benih tahan genangan. Ketujuh, sosialisasi Asuransi Usaha Tani Pada (AUTP), serta yang kedelapan adalah penyiapan optimalisasi pasca panen dengan menggunakan pengeringan.

“Selain persiapan pengamanan pertanaman di lapangan, Kementerian Pertanian secara rutin juga memantau ketersediaan pangan pokok yang dilakukan secara periodik mingguan,” tuturnya.

Adapun sampai dengan pekan kedua September 2021, Harvick mengungkapkan jika stok beras nasional mencapai 7,62 juta ton. Kemudian jagung 2,30 juta ton, cabai besar 16.000 ton, cabai rawit 17.000 ton, bawang merah 35.000 ton, dan komoditas lainnya diklaim dalam kondisi surplus dan aman.

Namun demikian, sambung Harvick, ada beberapa provinsi yang mengalami defisit untuk sejumlah komoditas, seperti jagung, cabai besar dan rawit, bawang merah, telur ayam, dan daging ayam.

“Dalam rangka menjamin ketersedian pangan merata di seluruh wilayah Indonesia, Kementerian Pertanian telah menyiapkan bantuan transportasi pengiriman barang dari wilayah surplus ke wilayah defisit,” ucap dia.

Untuk diketahui, untuk periode 2022 pemerintah menargetkan produksi 22,5 juta ton beras, 20,1 juta ton, kedelai 200.000 ton, bawang merah 1,64 juta ton, cabai 2,87 juta ton, bawang putih 91.000 ton.

Lalu, kakao 780.000 ton, kopi 795.000 ton, gula tebu 2,3 juta ton, kelapa 2,86 juta ton, dan daging sapi/kerbau 444.550 ton.

Sebagai informasi, pagu anggaran Kementerian Pertanian untuk periode 2021 adalah sebesar Rp15,8 triliun yang disebar ke 11 eselon I. Sedangkan untuk rencana anggaran 2022 diketahui sebesar Rp14,4 triliun.