Bukaka, Produsen Garbarata Milik Keluarga Jusuf Kalla Ini Optimis Raup Pendapatan Rp4,7 Triliun di 2021
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) menargetkan kinerja tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya. Perusahaan milik keluarga Jusuf Kalla ini optimis dapat mencatat pendapatan sebesar Rp4,7 triliun di 2021, atau lebih tinggi dibanding pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp3,91 triliun.

"Jika target pendapatan yang kami targetkan itu tercapai, maka diperkirakan BUKK akan membukukan laba sebesar Rp629,46 miliar pada tahun ini, atau tumbuh dari laba tahun sebelumnya sebesar Rp493,17 miliar,"kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) Teguh Wicaksana Sari, dalam paparan publik yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip VOI, Kamis 27 Mei.

Ia menjelaskan, kontribusi pendapatan perusahaan pada tahun ini masih didominasi dari unit usaha konvensional. Kemudian disusul lini bisnis lainnya seperti Pembangunan Listrik Tenaga Air (PLTA) dan lain-lain.

"Kami perkirakan tahun ini, pendapatan dari unit usaha konvensional akan sebesar Rp3 triliun dengan laba sekitar Rp287 miliar, disusul dari lini PLTA berkontribusi sekitar Rp1,7 triliun dengan laba Rp340 miliar,"jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Bukaka, Afifuddin Suhaeli Kalla, menambahkan bahwa dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) kali ini, pemegang saham sepakat untuk menahan laba bersih BUKK pada tahun buku 31 Desember 2021, untuk peningkatan modal dalam rangka pengembangan usaha.

"Sebagian besar untuk pengembangan usaha dan sisanya kami bukukan untuk dana cadangan,"tuturnya.

Kontrak Rp303 miliar dari India

Sebelumnya, PT Bukaka Teknik Utama (BUKK) memperoleh kontrak senilai Rp303 miliar untuk pengadaan 36 unit garbarata kaca termasuk instalasi dan perawatan dari Airports Authority of India (AAI). Kontrak tersebut memiliki durasi selama 365 hari terhitung sejak ditekennya kontrak.

Pada kontrak ini, BUKK bakal mengirimkan garbarata untuk tujuh bandara di India, yakni Dehradun, Patna, Chennai, Trichy, Port Blair, Jabalpur dan Surat.

"Ini merupakan kontrak kerja sama kelima antara kami dan AAI sejak 2001," ujar Direktur Operasional Bukaka, Saptiastuti Hapsari.

Produsen garbarata seperti Tyssenkruoo dari Jerman, Adelte dari Spanyol dan beberapa produsen lainnya menjadi kompetitor BUKK di India. Namun, BUKK masih mampu menguasai pasar garbarata dengan total garbarata terpasang sebanyak 148 unit di berbagai bandara di India.

Saptiastuti menambahkan, sesuai dengan kesepakatan, BUKK memiliki kesempatan untuk mendapatkan tambahan 50 persen atau sebanyak 18 unit sehingga totalnya akan menjadi 54 unit setelah BUKK melakukan pengiriman batch pertama yang direncanakan dilakukan dalam waktu lima bulan setelah penandatanganan kontrak.

Setelah seluruh 36 unit terkirim, AAI akan memberikan penawaran tambahan 36 unit sehingga total akhirnya akan menjadi 90 unit.

"Dengan pengalaman dan kemampuan produksi, kami optimistis dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan kualitas yang baik," ujar Saptiastuti.