JAKARTA - Pemerintah Indonesia memilih jalur negosiasi untuk menyikapi tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan meningkatkan impor dibandingkan menurunkan tarif impor.
Sebagai informasi, Trump menetapkan tarif resiprokal sebesar 32 persen untuk Indonesia, 46 persen untuk Vietnam, 24 persen untuk Malaysia, 26 persen untuk India, 24 persen untuk Jepang, dan 17 persen untuk Korea Selatan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah Indonesia memilih jalur negosiasi dengan menawarkan akan peningkatkan impor barang dari AS.
“Jadi, Vietnam yang minta (tarif impor AS) di 0 persen kan tidak direspons karena mereka tidak berkomitmen untuk membalance (impor) AS. Jadi presiden mengarahkan bahwa kita akan meningkatkan produk impor dari AS,” imbuhnya dalam sarasehan ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia, memperkuat daya tahan ekonomi Indonesia di tengah gelombang perang tarif perdagangan, Selasa, 8 April.
Airlangga menyampaikan peluang untuk meningkatkan impor dari AS ini juga didorong oleh data neraca perdagangan AS dengan Indonesia yang masih mengalami defisit sebesar 17,88 miliar dolar AS pada tahun 2024.
Menurutnya, pemerintah berencana meningkatkan impor produk-produk agrikultur dari AS, seperti kedelai dan gandum, yang tidak diproduksi di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga akan memperluas impor engineering product serta minyak dan gas (migas) dari AS.
"Pembicaraan dengan Menteri ESDM sesuai arahan Pak Presiden, kita juga disiapkan untuk membeli LPG dan Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair, agar ada peningkatan (impor) dari Amerika," ucapnya.
Airlangga memastikan peningkatan impor ini tidak akan menambah alokasi pembelian barang, melainkan hanya akan beralih dari negara lain ke produk AS.
Dengan demikian, hal ini tidak akan membebani anggaran APBN.
"Ini tidak menambah (pembelian) tetapi realokasi pembelian, switch. Jadi tidak mengganggu APBN," pungkasnya.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Dewan Ekonomi Nasional, top 10 impor Indonesia dari AS adalah, (HS: 120190) kacang kedelai, pecah atau tidak dengan tarif, (HS: 271112) propana, cair sebesar, (HS: 290110) hidrokarbon asiklik jenuh, (HS: 999999) komoditas tidak di tempat lain ditentukan.
Kemudian, (HS: 270112) batu bara bitumen, baik atau tidak dihancurkan, tidak diaglomerasi dengan tarif, (HS: 230330) menyeduh atau menyuling ampas dan sampah, (HS: 271113) butana, cair, (HS: 470321) bubur kayu kimia, soda atau sulfat, selain mutu larut, diputihkan atau diputihkan, konifer, (HS: 880240) Pesawat terbang dan tenaga lainnya pesawat dengan berat tanpa muatan diatas 15.000 kg, (HS: 851762) Mesin untuk resepsi, konversi dan transmisi.