Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono beserta jajaran melakukan pertemuan dengan pihak World Bank pada Rabu sore, 15 Januari.

Hal tersebut terungkap setelah Trenggono mengunggah foto dirinya bersama dengan Country Director for Indonesia and Timor Leste, East Asia and Pacific World Bank Carolyn Turk di akun Instagram resminya @swtrenggonono.

"Sore ini, saya bertemu dengan Direktur World Bank - Mrs. Carolyn Turk beserta jajarannya di kantor KKP, Rabu, 15 Januari," tulis Trenggono dalam unggahan fotonya yang dikutip pada Kamis, 16 Januari.

Dalam kesempatan tersebut, Trenggono mengaku, bahwa dirinya memaparkan rencana revitalisasi pembangunan 78.000 hektare tambak udang yang tidak terpakai alias idle di sepanjang Serang, Provinsi Banten hingga Banyuwangi di Jawa Timur.

"Semoga dengan adanya dukungan dari World Bank, rencana revitalisasi tambak idle yang akan dijadikan budi daya ikan nila salin tersebut dapat berjalan dengan baik. Sehingga, target swasembada pangan pada 2027 cepat terwujud," imbuhnya.

Sebelumnya, pemerintah berencana merevitalisasi tambak di Pantai Utara (Pantura) Jawa dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Adapun lokasinya tersebar di empat provinsi, yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menteri Trenggono mengatakan, total luasan lahan yang bisa dipakai di empat provinsi tersebut mencapai 78.550 hektare.

Rinciannya, lahan di Provinsi Banten ada 2.480 hektare, di Jawa Barat sebanyak 33.740 hektare, Jawa Tengah ada 14.490 hektare dan Jawa Timur mencapai 27.840 hektare.

"Di Pantura itu ada 78.000 hektare eks tambak udang yang sudah 30 tahun lebih tidak berfungsi dengan baik. Beberapa wilayah bahkan menjadi daerah kawasan industri, tapi masih ada 78.000 (hektare) yang nganggur. Ini akan kami revitalisasi," ujar Trenggono dalam agenda Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2024 yang dipantau secara virtual, Rabu, 11 November 2024.

Berdasarkan paparan yang ditampilkan, rencana aksi revitalisasi itu akan dilakukan mulai 2025 hingga 2029 mendatang.

Pertama, mulai 2025 ini akan dilakukan revitalisasi untuk 13.000 hektare terlebih dahulu. Lalu, pada 2026 sebanyak 15.000 hektare.

Berikutnya, di 2027 sebanyak 20.000 hektare. Kemudian pada 2028 mencapai 15.000 hektare dan di 2029 dilakukan revitalisasi untuk 15.550 hektare.