Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menerima kunjungan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada hari ini.

Agus menyebut, ada beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Pertama, bagaimana pemerintah bisa menciptakan lapangan kerja dari sektor manufaktur.

"Kedua, yang kami bicarakan bagaimana kami berdua bisa memberikan pelatihan berkaitan dengan apa yang disebut produktivitas tenaga kerja," ujar Agus di kantor Kemenperin, Jakarta, Senin, 6 Januari.

Terlebih, kata Agus, Menaker Yassierli telah ditunjuk sebagai ketua Tim pengarah berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 123 tentang Lembaga Produktivitas Nasional.

"Ada beberapa studi yang mengatakan kalau labour productivity di Indonesia harus ditingkatkan agar kami bisa lebih menarik para calon (investor) ke Indonesia. Saya tidak mengatakan bahwa labour productivity kami jelek, tapi kalau kami bisa tingkatkan itu akan lebih bagus," kata dia.

"Misalnya rata-rata negara produksi ini 2 hari 1 unit, kalau bisa kami dorong jadi 1 hari. Artinya, efisiensi dari proses produksi melalui labour productivity kami bisa tercapai. Labour productivity juga bagian penting untuk menciptakan competitiveness dan daya saing," sambungnya.

Ketiga, pembahasan mengenai sektor-sektor industri yang rentan terhadap tekanan ke depan dan sektor-sektor yang mempunyai potensi tumbuh lebih tinggi.

"Kami juga memetakan dari 40 perusahaan yang menyerap tenaga kerja terbanyak di Indonesia. Itu akan menjadi perhatian kami, termasuk per sektor sudah kami petakan. Sektor ini siapa saja dan sektor mana yang memang menjadi ujung tombak penyerapan tenaga kerja di Indonesia," tuturnya.

Sementara itu, Menaker Yassierli mengaku bahwa pertemuan ini sudah direncanakan sejak tahun lalu. Sebab, kata dia, pertemuan tersebut penting bagi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk mengelola ketenagakerjaan di Indonesia.

"Sepeti disampaikan tadi bahwa kami Kemnaker sebenarnya butuh data terkait kondisi industri manufaktur dan kami lihat tadi data-data tersedia lengkap, bagaimana progres per bulan terhadap industri-industri dan mana yang ekspansi dan kontraksi," ungkap Yassierli.

Lebih lanjut, kata Yassierli, pihaknya juga memiliki permintaan agar membentuk lembaga produktivitas nasional. Ini merupakan bagian dari amanah Perpres Nomor 123 tentang Lembaga Produktivitas Nasional.

"Jadi, kami butuh dukungan dan pembicaraan lebih teknis bagaimana kami bisa menggagas, menggiatkan dan menggulirkan gerakan peningkatan produktivitas nasional, terutama dalam konteks manufaktur," jelas Yassierli.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga meminta dukungan kepada Kemenperin agar memberikan gambaran kepada Kemnaker terkait sektor manufaktur Indonesia ke depan.

"Karena kami di Kemnaker punya tanggung jawab untuk menyiapkan tenaga kerja ke depan seperti apa dan kami butuh insight Kemenperin untuk profilnya seperti apa. Sehingga, bagian mana yang gap kompetensi itu besar, kami jadikan itu fokus," ucap Yassierli.

"Insyaallah kami sering bertemu, sehingga ini menjadi sebuah kinerja yang luar biasa di Kabinet Merah Putih," pungkasnya.