Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengumpulkan tiga maskapai pelat merah, Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airport dan AirNav. Salah satu yang dibahas adalah kecelakaan pesawat sepanjang 2024.

Dalam rapat tersebut hadir Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Wamildan Tsani Panjaitan; Direktur Utama Citilink, Dewa Kadek Rai; Direktur Utama Pelita Air Service, Dendy Kurniawan; Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana Banguningsih Pramesti; dan Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia (API), Faik Fahmi.

Adapun kecelakaan pesawat sepanjang 2024 tercatat ada sebanyak 19, dan terbanyak di bulan Desember. Teranyar, kecelakaan maskapai Jeju Air pada 29 Desember lalu. Peristiwa tersebut menewaskan 179 orang.

“Tentu hari ini saya rapat bersama Garuda, Citilink, Pelita, airport, dan AirNav untuk tiga hal. Satu kita tahu hampir 10 hari terakhir ini banyak sekali terjadi kecelakaan pesawat terbang yang bahkan korbannya sangat tinggi. Seperti yang ada di Korea kemarin. Lalu kalau kita lihat ada lagi beberapa kecelakaan di Kanada, di Norwegia,” katanya dalam konferensi pers di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 2 Januari.

Selain itu, Erick juga meminta setiap maskapai memberikan laporan terkait kondisi terkini pesawat-pesawat yang dimiliki. Termasuk juga dari aspek bandara dan navigasi penerbangan.

“Tadi kita reviu memastikan bagaimana kondisi pesawat-pesawat terbang yang dimiliki masing-masing maskapai ini. Supaya benar-benar kita jaga, dan juga tingkat kelelahan kru juga direviu,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Erick meminta AirNav agar memberikan peringatan dini atau early warning kepada maskapai untuk mengantisipasi kecelakaan.

“Tadi ada beberapa mungkin antisipasi, karena beberapa kecelakaan juga itu karena extraordinary. Ya ada udara, ada burung yang masuk ke mesin. Tadi kita juga sampaikan ke AirNav untuk juga early warning kalau memang ya ada hal-hal yang kita bisa antisipasi,” katanya.

Kemudian, Erick juga meminta pengelola bandara, InJourney Airport untuk memastikan aspek keamanan guna menghindari potensi kecelakaan pesawat.

“Saya juga mengingatkan tadi untuk airport Kita pastikan safety-nya seperti apa di beberapa airport yang bisa kita dorong. Selama ini alhamdulillah kalau Jakarta-Bali compliance-nya sangat tinggi dari internasional, tetapi beberapa airport sedang di-review lagi,” jelasnya.