JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, penerimaan negara sepanjang 2024 mengalami fluktuasi.
Sri Mulyani menjelaskan, pada semester I mengalami tekanan dan kontraksi yang luar biasa.
Meski Begitu, lanjutnya, pada semester II sudah mulai pulih dan mencatatkan pertumbuhan yang meskipun tidak tinggi, namun cukup signifikan mengingat situasi ekonomi yang sulit.
"Semester 1 mengalami tekanan dan kontraksi luar biasa di semester 2 sudah mulai pulih dan pada akhir tahun bahkan masih tumbuh meskipun tidak tinggi tapi cukup decent untuk situasi yang begitu tidak mudah," ujarnya dalam pembukaan perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia tahun 2025, Kamis, 2 Januari.
Sri Mulyani menyampaikan, penerimaan negara sepanjang 2024 mengalami pertumbuhan dibandingkan dari tahun sebelumnya meskipun tidak tercapai target 2024 lantaran waktu itu target dibuat cukup tinggi.
"Tumbuh dari tahun lalu meskipun tidak tercapai target karena target 2024 waktu itu dibuat cukup tinggi," ucapnya
Sri Mulyani menjelaskan, belanja negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 juga mengalami perubahan signifikan, dengan banyak belanja seperti untuk pemilu, pilkada, pembangunan IKN yang dipercepat, serta penambahan bantuan sosial untuk menangani dampak El Nino, termasuk belanja untuk ketahanan pangan seperti pupuk dan pompa air.
"Sehingga belanja atau APBN turut memitigasi dampak dan tekanan di dalam masyarakat," tuturnya.
BACA JUGA:
Dengan demikian, kata Sri Mulyani, APBN turut memitigasi dampak dan tekanan di masyarakat sehingga belanja kementerian dan lembaga tumbuh tinggi, bahkan mencapai angka double digit, dengan pertumbuhan keseluruhan melebihi 6 persen.
Untuk diketahui berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi penerimaan negara hingga November 2024 telah mencapai Rp1.688,93 triliun atau setara 84,92 persen dari target yang ditetapkan.