Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyinggung soal kemungkinan besar Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID melakukan penawaran saham perdana atau intial public offering (IPO).

Namun, Tiko sapaan akrab Kartika menekankan bahwa rencana IPO tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.

“Sementara ini belum ada ya. Belum ada yang kita lihat jangka pendek. Tapi jangka menengah menurut kami yang paling bagus untuk IPO itu di grup MIND ID,” tuturnya di Unit Induk Pusat Pengaturan Beban (UIP2B) PLN, Depok, Jawa Barat, Kamis, 27 Desember.

Tak hanya MIND ID yang berpeluang IPO, Tiko juga membuka kemungkinan untuk membawa anak usaha MIND ID, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) untuk IPO secara bersamaan.

“Bisa diholdingnya, bisa di Inalum. Bisa dua-duanya, jadi kita kaji,” ujarnya.

Saat ini, sambung Tiko, pihaknya sedang fokus menjalankan proses penggabungan atau merger sejumlah BUMN. Salah satunya, di sektor kontruksi yang melibatkan tujuh perusahan pelat merah.

Adapun tujuh BUMN tersebut yakni PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero), PT PP (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) atau Wika, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).

Tiko menjelaskan rencannya Waskita Karya akan dilebur dengan Hutama Karya (HK). Nantinya, Hutama Karya yang akan menjadi induk usaha.

Lalu, sambung dia, Wijaya Karya akan dilebur dengan PT PP. Sedangkan, Brantas Abipraya akan melebur dengan Adhi Karya dan PT Nindya Karya. Namun, dia bilang, khusus kedua peleburan perusahaan tersebut masih dalam kajian untuk mencari skema yang tepat.

“Integrasi karya itu yang sedang kita dorong awal ini yang Waskita untuk masuk di bawah HK. Nah untuk WIKA dengan PP, dan antara Adhi Karya Brantas sedang kita kaji strukturnya," ujarnya.

Tiko juga menjelaskan khusus untuk Waskita dan HK saat ini sedang dalam proses penerbitan Peraturan Pemerintah (PP). Sementara, untuk dua pelebuaran sisanya masih dalam kajian. Meski begitu, Tiko mengatakan proses peleburan ditargetkan bisa rampung segera, setidaknya pada Maret 2025 mendatang.

“Mungkin akhir triwulan satu lah (target rampung). Kalau Wastika Karya-HK sudah dalam proses penerbitan PP. WIKA-PP, Brantas-Adhi masih dalam kajian, mungkin triwulan satu (2025) akhir kita putuskan nanti,” tuturnya.