JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sejak Januari hingga November 2024 Indonesia diketahui telah mengimpor beras sebesar 3,85 juta ton beras.
"Sepjang Januari hingga November 2024, Indonesia telah mengimpor 3,85 juta ton beras," ujarnya dalam konferensi pers, Senin, 16 Desember.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, beras yang diimpor sebagian besar merupakan beras setengah giling atau digiling seluruhnya pada kode HS 10063099 sebanyak 3,39 juta ton atau kira-kira 88,20 persen dari total impor beras.
Selain itu terdapat beras lain seperti beras basmati dan beras pecah yang juga diimpor dengan nilai yang sangat kecil dibandingkan kode HS sebelumnya.
Amalia bilang, sepanjang Januari sampai November 2024, asal impor beras Indonesia terutama berasal dari Thailand dengan volume 1,19 juta ton atau kira2 mencakup 30.97 persen dari total impor beras. Negara pengimpor kedua adalah Vietnam dengan impor sebesar 1,12 juta ton atau 29,10 persen. Disusul Myanmar dengan impor sebesar 663,41 ribu ton atau 17,24 ton,
"Pakistan sebesar 642,14 ribu ton atau 16,69 persen dan India sebesar 205,80 ribu ton atau 5,35 persen," beber dia.
BACA JUGA:
Berikut jenis beras yang diimpor Indonesia sejak Januari:
Semi-milled or wholly milled rice (HS 10063099): 3.393,53 ribu ton (88,20 persen)
Broken rice (HS 10064090): 434,82 ribu ton (11,30 persen)
Basmati rice (HS 10063050): 7,45 ribu ton (0,19 persen)
Rice in the husk for sowing (HS 10061010): 0,02 ton (0,00 persen)
Rice in the husk, not for sowing (HS 10061090): 0 ton (0,00 persen)
Lainnya: 11,81 ribu ton (0,31 persen)