Bagikan:

JAKARTA - PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) optimistis mampu memenuhi target ekuitas minimum sebesar Rp1 triliun pada tahun 2028.

Hal tersebut sejalan dengan keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah menetapkan untuk menaikkan modal minimum dan ekuitas minimum perusahaan asuransi.

Direktur Utama PT Great Eastern General Insurance Indonesia Aziz Adam Sattar menyampaikan syarat tersebut merupakan bagian dari upaya penguatan industri asuransi di Indonesia.

Adapun, penetapan tersebut tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 23 Tahun 2023. OJK akan mengelompokkan perusahaan asuransi berdasarkan tingkat modal atau tiering.

Untuk perusahaan asuransi yang memenuhi ekuitas minimum Rp1 triliun masuk dalam Kelompok Perusahaan Perasuransian Berdasarkan Ekuitas (KPPE) II.

Sementara perusahaan asuransi yang memenuhi ekuitas minimal Rp500 miliar masuk KPPE I.

Adapun, pertumbuhan premi GEGI pada kuartal II 2024 sebesar 17,9 persen sudah mendekati rata-rata industri.

Di sisi lain, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pertumbuhan premi industri asuransi sebesar 18,4 persen year on year (YoY) per kuartal II 2024.

Begitu pula, Risk Based Capital (RBC) GEGI mencapai 329 persen pada kuartal III 2024, jauh di atas ketentuan minimum OJK sebesar 120 persen.

“Ini menunjukkan kesehatan keuangan GEGI sangat kuat. Menurut hasil laporan keuangan terakhir, ekuitas GEGI sudah mencapai Rp550 miliar, dimana sudah memenuhi ketentuan minimum modal pada tahun 2026 sesuai dengan POJK 23/2023 mengenai perizinan usaha dan kelembagaan asuransi,” terangnya dalam keterangannya, Selasa, 29 Oktober.

Sebagaimana diketahui, ekuitas perusahaan asuransi harus mencapai Rp250 miliar di tahun 2026 dan Rp500 miliar pada tahun 2028 untuk KPPE I.

Serta dengan ekuitas perusahaan asuransi minimum sebesar Rp1 triliun untuk KPPE II.

Dengan demikian, GEGI sudah memenuhi persyaratan ekuitas minimum pada tahun 2028 untuk KPPE I.

Aziz menyampaikan, GEGI optimistis bisa masuk KPPE II dengan komitmen kuat dari para pemegang saham dan pertumbuhan premi secara organik.

Selain itu, Aziz menyampaikan, para pemegang saham GEGI berkomitmen penuh untuk dapat memenuhi persyaratan ekuitas Rp1 triliun agar dapat terus tumbuh untuk menghadirkan solusi perlindungan asuransi yang komprehensif untuk masyarakat Indonesia.

"Para pemegang saham percaya dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan akan sangat menjanjikan,” ungkapnya.

Aziz menegaskan, GEGI belum memiliki rencana untuk menggandeng perusahaan lain. Dengan masuk menjadi perusahaan asuransi KPPE II, GEGI dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan menawarkan produk-produk unggulan yang lebih komprehensif.

Namun demikian, Aziz menyampaikan sektor asuransi individual, ritel, dan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) tetap menjadi fokus pertumbuhan utama.

Menurutnya, permodalan yang besar penting untuk penguatan industri asuransi, meskipun bukan segalanya.

Sebab, bisnis asuransi sangat unik dengan terdapat mekanisme seleksi risiko dan penyebaran risiko melalui mekanisme reasuransi.

Perusahaan harus memiliki struktur reasuransi yang kuat agar bisa memenuhi kewajibannya untuk membayar klaim dengan baik.

Aziz menyampaikan Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik melalui manajemen risiko yang baik akan membuat perusahaan asuransi menjadi kuat.

Adapun, rata-rata pertumbuhan industri asuransi berkisar 10-18 persen per tahun. Peluang tersebut sangat menjanjikan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi ke depan yang diperkirakan akan tumbuh 5 persen.

Selain itu, Direktur Marketing PT Great Eastern General Insurance Indonesia Linggawati Tok menyampaikan perusahaan mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp643 miliar pada September 2024.

Angka tersebut tumbuh sekitar 28 persen dari pendapatan premi periode yang sama tahun lalu.

Linggawati menjelaskan, perolehan premi terbesar disumbang dari bisnis Asuransi Properti (harta benda), Marine Cargo (pengangkutan), Rekayasa, Liability (tanggung gugat) dan Affinity (afinitas).

“Great Eastern optimis dapat mencapai target premi sampai akhir tahun ini sebesar Rp760 miliar,” ucapnya.

Linggawati menyampaikan GEGI optimis bisa tumbuh di atas rata-rata industri dan tahun ini sudah tumbuh 28 persen dan meyakini bisa terus bertumbuh 20 persen tahun depan.

"Kami percaya bahwa tingkat literasi dan inklusi masyarakat akan terus bertumbuh, Indonesia akan menjadi pasar asuransi yang besar yang terus bertumbuh,” jelasnya.