Bagikan:

JAKARTA - ID FOOD telah merealisasikan penyaluran bantuan pangan pengentasan stunting sebanyak 8,6 juta paket sepanjang tahun 2024. Jumlah tersebut sesuai dengan target penyaluran yang ditugaskan Badan Pangan Nasional kepada ID FOOD.

Direktur Utama ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengatakan dengan 100 persen tersalurkannya bantuan pangan stunting di tahun ini, artinya ID FOOD telah berhasil menjalankan penugasan pemerintah terkait ketahanan pangan dan gizi ini sesuai target selama dua tahun berturut-turut.

“Kontribusi ID FOOD dalam program ini dimulai tahun 2023. Secara total ID FOOD telah menyalurkan lebih dari 15 juta paket bantuan pangan stunting dalam periode 2 tahun berturut-turut,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat, 18 Oktober.

Sepanjang 2024, Sis Apik mengatakan seluruh paket bantuan yang terdiri dari 1 kg daging ayam dan 10 butir telur ayam tersebut didistribusikan kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) sebagai kelompok penerima manfaat. 

“1,4 juta KRS tersebut tersebar di 7 provinsi, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT),” ujarnya.

Sis Apik mengatakan, pendistribusian bantuan stunting ini dilakukan dalam dua tahap secara proporsional dengan menyasar penerima yang berada di wilayah perkotaan hingga ke daerah 3T, sesuai data KRS yang diperoleh dari BKKBN.

Rinciannya, untuk Sumatera Utara terdapat 137.000 penerima (KRS), Banten 92.000 KRS, Jawa Barat 403.000 KRS, Jawa Tengah 345.000 KRS, Jawa Timur 374.000 KRS, Sulawesi Barat 20.000 KRS, dan NTT 73.000 KRS.

“Masing-masing KRS mendapatkan bantuan sebanyak tiga kali dalam setiap tahapan, atau enam kali dalam satu tahun. Dengan asupan protein hewani secara berkala bagi anak, ibu hamil dan ibu menyusui, diharapkan dapat mengurangi potensi stunting di masa depan,” jelasnya.

Keberhasilan seluruh penyaluran paket bantuan pangan ini, menurut Sis Apik, tidak terlepas dari dukungan stakeholders dari mulai kementerian dan lembaga terkait, pemerintah daerah dan dinas ketahanan pangan dan pertanian, perbankan, asosiasi, koperasi, mitra peternak, serta transporter yang menjadi ujung tombak penyaluran.

Untuk percepatan realisasi, ID FOOD juga mengerahkan tiga anak perusahaannya yaitu PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Berdikari, dan PT Rajawali Nusindo yang bertugas sebagai penyedia produk telur ayam dan daging ayam.

“Tahun ini ID FOOD juga berkolaborasi dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN dalam kerja sama dukungan penanganan pencegahan stunting, sehingga terjadi percepatan realisasi penyaluran. Dukungan perbankan juga sangat penting dalam program ini,” terangnya.

Lebih lanjut, Sis Apik mengatakan, untuk mengapresiasi kontribusi para stakeholders dalam menyukseskan program ini, ID FOOD berkolaborasi dengan Badan Pangan Nasional dan BTN, menggelar Appreciation Night Program Penyaluran Bantuan Pangan Pengentasan Stunting Tahun 2024.

Pada malam apresiasi tersebut diserahkan apresiasi kepada Provinsi/Daerah Penyalur Bantuan Pangan, Best Supplier, Perwakilan KRS, Public Service Obligation (PSO) Hero, Transporter yang diberikan kepada PT Pos Indonesia (Persero) dan PT BGR Logistik Indonesia, serta Asosiasi yang diwakili Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) dan Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN). Apresiasi diberikan langsung oleh Kepala Badan Pangan Nasional sebagai lembaga yang menjadi inisiator program.

“Melalui kegiatan apresiasi ini, kita ingin mengajak publik dan para pemangku kepentingan untuk kolaborasi hand in hand dalam upaya pengentasan stunting di Indonesia. ID FOOD siap terus berkontribusi mendukung pemerintah dalam tugas penting pengentasan stunting di Indonesia. Untuk penerus bangsa yang lebih baik,” ungkap Sis Apik.

Sementara itu, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy mengapresiasi kolaborasi yang dibangun untuk menyukseskan program ini. Menurutnya, dukungan pendanaan perbankan dapat berdampak signifikan bagi pelaksanaan program bantuan pangan yang dijalankan ID FOOD.

“Langkah baik ini dapat menjaga terpenuhinya kebutuhan pangan serta gizi masyarakat, khususnya keluarga risiko stunting. Hal ini tentunya akan berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan,” terangnya.

Ke depannya, pelaksanaan program penanganan stunting ini dapat terus ditingkatkan. Mengingat program ini bersifat strategis, baik dari sisi pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat khususnya untuk mempersiapkan generasi penerus, maupun sebagai bentuk hilirisasi hasil produksi peternakan, sehingga dapat turut menjaga stabilitas telur ayam dan daging ayam di tingkat peternak.

Sarwo mengatakan, program penanganan stunting ini akan sangan massif dan efektif apabila kolaborasi lintas sektor dapat dilaksanakan lebih luas lagi, sehingga dapat mengcover berbagai aspek, baik dari sisi pendanaan, regulasi, maupun produksi.