JAKARTA - Direktur Retail Banking PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) Corina Leyla Karnalies membagikan tips berinvestasi sesuai dengan profil risiko masing-masing individu.
“Profil risiko menjadi panduan dasar untuk menentukan keseimbangan antara toleransi risiko dan imbal hasil yang diharapkan,” kata Corina mengutip Antara.
Pertama, investor perlu mengetahui cash flow atau aliran kas, yakni besarnya pemasukan dan pengeluaran rutin sehingga alokasi dana untuk setiap pos investasi dapat ditentukan dengan tepat.
Kemudian, pengetahuan mengenai jenis instrumen investasi juga menjadi kunci. Corina menyarankan agar investor terlebih dahulu memastikan besarnya dana yang dianggarkan sebelum menentukan jenis produk yang sesuai.
“Setelah semua faktor tersebut teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih produk investasi berdasarkan kebutuhan dana dan profil risiko masing-masing,” ujarnya.
Corina memberikan panduan untuk memilih produk investasi sesuai jangka waktu dan tujuan finansial. Bagi kebutuhan dana kurang dari satu tahun, produk seperti tabungan, deposito, forex trading, dan reksa dana pasar uang menjadi pilihan yang tepat. Untuk jangka waktu satu hingga tiga tahun, dia merekomendasikan instrumen seperti obligasi ritel negara, reksa dana campuran, dan reksa dana.
Sedangkan bagi mereka yang memiliki horizon investasi tiga hingga lima tahun, reksa dana saham dan emas menjadi opsi yang dapat dipertimbangkan. Untuk investasi jangka panjang di atas lima tahun, properti, tanah, obligasi, serta saham disebut dapat menjadi pilihan yang menguntungkan.
Dia juga memaparkan panduan alokasi dana berdasarkan profil risiko investor.
Bagi investor dengan profil konservatif, Corina menyarankan alokasi 10 persen untuk asuransi murni, 30 persen untuk kas atau deposito, 30 persen pada reksa dana pasar uang, dan 30 persen di reksa dana pendapatan tetap untuk investasi jangka pendek kurang dari tiga tahun.
BACA JUGA:
Untuk investor dengan profil risiko moderat, alokasi bisa dilakukan dengan membagi dana ke dalam asuransi murni 10 persen, kas/deposito 20 persen, reksa dana pasar uang 20 persen, reksa dana pendapatan tetap 20 persen, dan saham 20 persen untuk investasi jangka menengah antara tiga hingga lima tahun.
Sementara bagi mereka yang memiliki profil risiko agresif, alokasi yang disarankan adalah 10 persen untuk asuransi murni, 10 persen untuk kas/deposito, 20 persen di reksa dana pendapatan tetap, dan 60 persen di reksa dana saham atau saham langsung untuk investasi dalam jangka tiga hingga lima tahun.
“Setiap investasi memiliki risiko. Oleh karena itu, penting bagi setiap investor untuk menyesuaikan pilihan instrumen investasi dengan profil risiko masing-masing,” tutur dia.