Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut program Gerai Maritim berperan penting menurunkan harga barang kebutuhan pokok (bapok), barang penting, dan barang lainnya. Serta memperkuat konektivitas logistik nasional.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Moga Simatupang mengatakan Gerai Maritim juga berperan vital menurunkan harga barang di luar Pulau Jawa dalam satu dekade terakhir periode 2015 hingga 2024.

“Gerai Maritim yang memanfaatkan keberadaan tol laut dan jembatan udara mampu menurunkan harga barang- barang lebih baik dibandingkan dengan jalur komersial. Melihat hal tersebut, Gerai Maritim telah menjadi aspek penting dalam memperkuat logistik nasional,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu, 9 Oktober.

Moga mengatakan efektivitas Gerai Maritim terlihat dari pergerakan disparitas dan stabilitas harga bapok dalam sepuluh tahun terakhir. Ia menjelaskan, disparitas harga bapok dan stabilitas harganya makin menunjukkan hasil yang baik.

Berdasarkan laporan dinas yang membidangi perdagangan di daerah yang dihimpun dalam Sistem Informasi Gerai Maritim (SIGM), sambung Moga, disparitas harga semakin turun dan harga-harga semakin terjaga stabil.

Moga menjelaskan secara umum terjadi penurunan nilai koefisien variasi harga bapok antarwaktu dan antarwilayah selama periode 2015 hingga 2024. Dia bilang hal ini menunjukan terjadinya penurunan disparitas harga antarwilayah dan peningkatan stabilitas harga.

Meskipun demikian, sambung dia, terdapat kenaikan disparitas pada 2022 dan 2023 akibat fenomena commodity supercycle pasca COVID-19, kondisi tersebut kembali membaik pada 2024.

“Selama sepuluh tahun terakhir, tren koefisien variabel antarwilayah menunjukkan disparitas harga yang semakin membaik. Hal ini terindikasi dari angka koefisien variasi antarwilayah yang terus turun dari 14,02 pada 2015 menjadi 10,15 pada kurtal II 2024,” ujarnya.

Sementara itu, Moga mengatakan tren koefisien variabel antarwaktu selama sepuluh tahun terakhir menunjukkan stabilitas harga bapok semakin baik, terindikasi dari angka koefisien variabel antarwaktu yang terus menurun dari 6,3 pada 2015 menjadi 3,23 pada kuartal II-2024.

Menurut Moga, kinerja itu turut didukung pertumbuhan jumlah trayek tol laut, juga perkembangan jembatan udara dari tahun ke tahun.

“Pada 2015, tol laut diluncurkan dengan enam trayek. Kini, pada 2024, tol laut tercatat memiliki 39 trayek yang tersebar ke Indonesia Barat, Tengah, dan Timur,” urai Moga.

Berdasarkan data periode 2022 hingga 2024, harga bapok, barang penting, dan barang lainnya di kota-kota yang dilalui trayek tol laut menunjukkan tren penurunan yang konsisten dan signifikan.

“Daerah dengan rata-rata persentase penurunan harga tertinggi untuk bapok adalah Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan penurunan harga 23,30 persen,” ujarnya.

Sekadar informasi, Gerai Maritim adalah program Kemendag yang bertujuan untuk memfasilitasi distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting ke daerah terpencil, terluar, dan perbatasan.

Program ini merupakan salah satu upaya Kemendag menjaga ketersediaan barang, mengurangi fluktuasi harga antarwaktu, memperkecil disparitas harga antarwilayah, serta meningkatkan kelancaran arus barang.

Pemanfaatan tol laut dan jembatan udara dijalankan melalui koordinasi kementerian dan lembaga seperti Kemendag, Kementerian Perhubungan, serta pemerintah daerah yang menjadi bagian dari jalur perlintasan.