JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) blak-blakan soal deflasi lima bulan beruntun yang dialami Indonesia.
Dia mengatakan, menjaga kondisi perekonomian agar tetap terkendali dan seimbang bukan hal yang mudah.
“Menjaga keseimbangan itu yang tidak mudah dan kita akan berusaha terus,” katanya Jokowi usai kegiatan Fun RUN HUT TNI di IKN Kalimantan Timur, Minggu, 6 Oktober.
Jokowi juga mengatakan pentingnya memahami penyebab deflasi untuk memastikan kondisi perekonomian nasional tetap terkendali dan stabil.
“Coba di cek betul deflasi itu karena penurunan harga-harga barang karena pasokannya baik, karena distribusinya baik, karena transportasi engga ada hambatan atau karena memang ada daya beli yang berkurang,” ucapnya.
Meski begitu, Jokowi menekankan inflasi maupun deflasi keduanya memang harus dikendalikan. Dengan begitu, tidak merugikan produsen maupun konsumen.
“Tetapi, apapun yang namanya deflasi maupun inflasi itu duaduanya harus dikendalikan, sehingga harga stabil tidak merugikan produsen, bisa petani bisa nelayan, bisa UMKM, bisa pabrikan tapi juga dari sisi konsumen, supaya harga juga tidak naik,” jelasnya.
Jokowi mengatakan inflasi tahunan atau year on year (yoy) masih berada di tingkat cukup baik sekitar 1,8 persen. Meski begitu, dia mengingatkan agar angka tersebut tidak terlalu rendah.
“Pengendalian itu yang diperlukan, keseimbangan itu yang diperlukan dan kita saat ini kalau terakhir inflasi year on year itu kira-kira 1,8. baik, tapi jangan sampai itu terlalu rendah juga, supaya produsen tidak dirugikan, supaya petani yang produksi tidak dirugikan,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini deflasi yang dialami Indonesia secara lima bulan berturut-turut merupakan hal yang positif.
Lantaran deflasi yang terjadi disebabkan dari harga bergejolak atau volatile food dimana harga bahan makanan berada dalam kondisi stabil.
"Jadi, kalau deflasi lima bulan terakhir terutama dikontribusikan oleh penurunan harga pangan, itu menurut saya merupakan suatu perkembangan yang positif, terutama terhadap daya beli masyarakat, terutama di masyarakat konsumen, yang terutama kelompok menengah bawah," ujar kepada wartawan, Jumat, 4 Oktober.
BACA JUGA:
Sri Mulyani menyampaikan jika berdasarkan dari sisi komposisi inflasi. Pemerintah terus berupaya untuk menjaga inflasi tetap rendah karena menentukan daya beli.
Lantaran, inflasi sebelumnya dipengaruhi oleh volatile food.
"Kenaikan inflasi yang tinggi semenjak tahun lalu itu karena banyak sekali dipengaruhi oleh food atau makanan,” ujarnya.
Menurut Sri Mulyani jika volatile food tidak ditangani dengan baik, akan sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, karena rata-rata uang yang digunakan untuk konsumsi.
“Jadi kalau harga pangan stabil atau bahkan menurun karena waktu itu memang sempat meningkat, itu adalah hal yang positif,” ucapnya.