Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Said Salim mengungkapkan pihaknya menghadapi beberapa tantangan dalam melakukan eksplorasi minyak dan gas dalam negeri.

Terbaru, kata dia, tantangan yang dihadapi adalah terkait perizinan dengan Kementerian/Lembaga (K/L) seperti Kementerian Pertanian.

"Kemudian isu baru dengan Kementerian Pertanian. Kita katakan beririsan dengan lahan sawah, sementara ke depan ada ketahanan pangan dan ketahanan energi. Ini kita harus melihat secara mutual," ujarnya di Jakarta, Rabu, 11 September.

Lebih lanjut Chalid mengatakan pihaknya secara akrif terus melakukan eksplorasi dan eksploitasi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas dalam negeri. Sebagai gambaran, produksi minyak dan gas RI dari lapangan di dalam negeri dari tahun ke tahun mengalami peningkatan 2 persen. Sementara apalbila digabung dengan aset PHE dari luar negeri, tercatat pertumbuhan sebesar 6 hingga 7 persen.

"Usaha yang dilakukan kira-kira sama, eksplorasi terus jalan. Ada beberapa temuan kami yang sekarang sudah berproses. Kita percepat eksplorasi sampai fase produksi sehingga produksinya bisa dinikmati dalam kurun waktu yang tidak lama," sambung dia.

Tak hanya itu, Chalid juga menyebut PHE secara aktif menggunakan teknologi mutakhir dalam menggenjot produksi migas salah satunya dengan pemanfaatan Enhanced Oil Recovery (EOR).

"Memang impact ke produksi tidak dalam waktu singkat, semua berproes, tapi kami berharap dalam perjalanannya dalam 2-3 tahun ke depan bisa berikan impact produksi yang signifikan," imbuh dia.

Ia memproyeksikan peran EOR sudah bisa memiliki peran sekitar 25 hingga 29 persen terhadap total produksi pada tahun 2029 atau tahun 2030.

Selain EOR, Chalid juga mengatakan PHE masih melakukan pengeboran terhadap migas non konvensional (MNK). Sejauh ini PHE telah melakukan pengeboran terhadap dua sumur di Blok Rokan.

"Walau masih jangka panjang tapi minimal membuktikan ada potensi baru untuk menyumbang ke kedaulatan energ," tandas dia.

Asal tahu saja, PHE menyumbang produksi minyak sebesar 69 persen dari total produksi nasional. Sementara untuk salur gas, menyumban setidaknya 34 persen dari total produksi gas nasional.