JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN) mulai pekan ini hingga purnatugas. Selaras dengan agenda tersebut, akan digelar Sidang Kabinet Paripurna pada Jumat, 13 September mendatang.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri PUPR sekaligus Plt Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 9 September.
"Kalau berita terakhir Kamis (Jokowi ke IKN), kalau undangannya untuk Sidang Kabinet hari Jumat. Saya baru terima (informasi) Sidang Kabinet Paripurna hari Jumat besok," katanya.
Di sisi lain, Basuki menjamin kesiapan IKN jelang kepindahan Jokowi ke sana.
Menurutnya, persiapannya jauh lebih matang ketimbang saat gelaran HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus lalu.
"Saya kira kalau 17 Agustus kemarin (infrastruktur) kami sudah bisa, sekarang ini sudah lebih siap. Mudah-mudahan bandara sudah bisa didarati, saya Rabu ke sana," ujarnya.
Untuk Bandara IKN, Basuki bilang progres pembangunan landasan pacu (runway) sudah melebihi 2.100 meter dari total kebutuhan 2.200 meter.
Ditargetkan pada malam ini, pembangunan bisa menembus target tersebut.
"Mudah-mudahan sore ini atau nanti malam sudah 2.200, markanya sudah dibikin 3 hari yang lalu, taxiway dan apronnya sudah selesai," ucap Basuki.
Begitu pula dengan kawasan perkantoran. Basuki menuturkan, Menko PMK Muhadjir Effendy sudah pernah menggelar rapat koordinasi (Rakor) di Kantor Kemenko 1.
Meski belum rampung 100 persen, tetapi sejumlah lantai sudah bisa difungsikan.
"Apartemen ASN juga, gitu, sekarang sudah lebih siap. Saya kira 14 tower sudah selesai untuk 600 hunian. Kalau satu (unit) hunian untuk jomblo tiga, berarti sudah 1.800 orang. Kalau yang berkeluarga satu apartemen, air minum sudah siap. Saya kira minimal kebutuhan untuk administrasi pemerintahan sudah siap," tuturnya.
Sekadar informasi, rencana Jokowi berkantor di IKN selama 40 hari dikonfirmasi oleh Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi.
BACA JUGA:
Terhitung sejak 10 September hingga 19 Oktober, rencananya Jokowi bakal kerja, menerima tamu, hingga mengadakan rapat-rapat penting di ibu kota baru.
"Istana Garuda tempat presiden bekerja sebagai kepala pemerintahan sudah bisa digunakan. Jadi, wajar jika presiden ingin merasakan bekerja di Istana Garuda sebelum estafet pemerintahan diserahkan kepada presiden berikutnya. Bagaimana pun ini legacy-nya beliau," jelas Hasan dalam keterangan tertulis, Senin 9 September.
"Presiden tetap bisa melakukan kunjungan kerja ke daerah lain dengan berangkat dari IKN. Namun, mendelegasikan beberapa agenda ke wakil presiden juga dimungkinkan," ucapnya.