JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Indonesia harus terus melanjutkan reformasi struktural, menjaga kebijakan fiskal yang sehat dan kredibel, dan meningkatkan kolaborasi kebijakan fiskal, moneter, dan keuangan.
"Desain belanja dan pendapatan serta pembiayaan perlu dirancang fleksibel, dengan menyediakan ruang fiskal untuk mengantisipasi ketidakpastian, serta mendukung keberlanjutan pembangunan dalam transisi peralihan pemerintahan," ujarnya dalam pidato penyampaian RAPBN 2025 dan Nota Keuangan, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat, 16 Agustus.
Jokowi menyampaikan berdasarkan hal tersebut trategi kebijakan jangka pendek akan difokuskan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi menguatkan kesejahteraan dan pemerataan antar-daerah.
Jokowi menyampaikan yang pertama yaitu, Makan Bergizi Gratis (MBG) diarahkan untuk meningkatkan gizi anak sekaligus memberdayakan UMKM, dan meningkatkan ekonomi masyarakat kecil di daerah.
"Program Makan Bergizi Gratis dilakukan secara bertahap, diselaraskan dengan kesiapan teknis dan kelembagaan, serta tata kelola yang akuntabel," ujarnya.
Selanjutnya kedua, yaitu program percepatan renovasi sekolah untuk meningkatkan akses, kualitas, dan link and match pendidikan dengan dunia usaha, serta pembangunan sekolah unggulan. Ekosistem pendidikan yang kondusif juga akan dikembangkan.
BACA JUGA:
"Ketiga, untuk mendorong produktivitas, menjaga pasokan, dan keterjangkauan harga pangan diperlukan penguatan lumbung pangan dan jaringan irigasi," tuturnya.
Jokowi menyampaikan selanjutnya yang keempat yaitu, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, diperlukan peningkatan pembiayaan rumah murah untuk rakyat. Kelima, peningkatan permodalan bagi UMKM.
Sebelumnya, Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Adapun Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program andalan Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.