JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni meminta Kementerian Perhubungan untuk memperbolehkan Pelni memuat kapal 150 persen melebihi kapasitas yang ada.
Direktur Utama PT Pelni Tri Andayani mengatakan, saat ini minat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi laut atau kapal milik semakin tinggi.
“Melihat juga dari tren saat ini sepanjang tahun itu kami meminta tepatnya ke Kementerian Perhubungan dispensasi penumpang sebesar 150 persen dari kapasitas penumpang kapal. Karena memang jumlah permintaan atau demand dari masyarakat saat ini sangat besar atau tinggi,” katanya kepada wartawan, di Jakarta, ditulis Jumat, 2 Agustus.
Perempuan yang akrab disapa Anda ini mengatakan hingga semester I-2024 jumlah penumpang yang telah dilayani Pelni mencapai 2,6 juta orang. Ia pun optimistis jumlah penumpang Pelni tahun ini akan tembus lebih dari 5 juta orang.
“Saya proyeksikan di akhir tahun bisa mencapai 5,4 sampai 5,5 juta orang dengan adanya libur panjang dan Nataru,” ujarnya.
Anda mengatakan jumlah penumpang Pelni sendiri sebelum pandemi COVID-19 kurang lebih 5,4 juta dalam satu tahun.
“Kemudian kita lihat menurun tajam di tahun 2020 dan 2021, kemudian meningkat lagi seiring PPKM dibuka dan di akhir tahun 2023 kami membukukan jumlah penumpang sebanyak 5,3 juta penumpang,” jelasnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Anda menyampaikan, peningkatan jumlah penumpang akan mendongkrak kinerja keuangan perusahaan.
Dia bilang, laba Pelni yang sempat anjlok ke angka Rp30 miliar dan Rp40 miliar pada era pandemi di 2021 hingga 2022.
Kemudian, sambung Anda, laba Pelni kembali mengalami lonjakan hingga Rp173 miliar dan Rp201 miliar pada 2022 dan 2023.
“Peningkatan jumlah penumpang bisa dibilang menjadi resep kenaikan laba perusahaan. Kami optimistis laba akan tumbuh positif mengingat hingga semester I-2024 sudah mencapai Rp110 miliar,” jelasnya.