JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meresmikan pengaliran gas bumi pertama kali ke Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang ditandai dengan pembukaan valve untuk mengalirkan gas bumi ke PT KCC Glass asal Korea Selatan di Batang, Jawa Tengah, pada Jumat 26 Juli.
Adapun gas yang mengalir tersebut bersumber dari Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru, Wilayah Kerja Blora dan Long Term Plan Wilayah Kerja Cepu (Lapangan Cendana - Alas Tua) dan Wilayah Kerja Tuban (Lapangan Sumber-2) yang melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) Pipa Gas Cirebon-Semarang (CISEM) Tahap 1 Ruas Semarang-Batang.
"Dengan memanfaatkan infrastruktur Pipa Gas Cisem, benefit yang akan didapatkan industri adalah Harga gas akan lebih terjangkau dengan toll fee pengangkutan gas yang lebih rendah," ujar Arifin yang dikutip Sabtu 27 Juli.
BACA JUGA:
Selain itu akan memenuhi kebutuhan gas dalam negeri untuk industri, pembangkit listrik, komersial dan rumah tangga. Kemudian akan mengurangi konsumsi elpiji 3 KG melalui jaringan gas (jargas) rumah tangga (SR) sehingga akan mengurangi subsidi elpiji Rp0,21 triliun per tahun dan menghemat devisa dari impor elpiji sebesar Rp0,33 triliun per tahun.
"Selain itu akan terjadi penghematan biaya masak elpiji ke Jargas sebesar Rp0,05 triliun per tahun untuk 300 ribu SR, pendapatan hulu migas Rp0,44 triliun per tahun, dan PNBP iuran BPH Migas sebesar Rp0,006 triliun per tahun," kata dia.
Sebagai informasi, pada hari yang sama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan operasional KITB yang memiliki luas lahan dalam perencanaan sekitar 4.300 hektar yang akan terbagi dalam beberapa fase. Sebelum peresmian, Presiden juga akan meninjau sejumlah pabrik yang ada di KITB. Sementara, pemerintah juga menargetkan KITB bisa membuka lapangan pekerjaan untuk 250.000 pekerja.