Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga melakukan pertemuan bisnis dengan ritel Magnit, salah satu jaringan ritel makanan teratas di Rusia guna mendorong ekspor Indonesia.

Jerry menyampaikan, toko ritel merupakan salah satu wadah untuk dapat memasarkan produk-produk asal Indonesia.

"Kami meyakini, Indonesia masih dapat meningkatkan ekspor ke Rusia mengingat tren ekspor Indonesia ke Rusia selama lima tahun terakhir (2019-2023) meningkat sebesar 4,71 persen. Ritel Magnit yang memiliki 30 ribu cabang di Rusia memiliki potensi besar untuk menerima dan mendistribusikan produk Indonesia," ujar Jerry melalui keterangan di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 24 Juli.

Jerry memandang penting peningkatan ekspor Indonesia ke Rusia. Dalam pertemuan tersebut, Ia juga mengunjungi salah satu cabang Magnit dan berdiskusi dengan sejumlah buyer Rusia.

Magnit adalah salah satu jaringan ritel makanan teratas di Rusia berdasarkan jumlah toko dan cakupan geografis. Magnit menggunakan model multiformat, yang mencakup toko serba ada dan toko obat, supermarket, dan apotek.

Jerry juga menekankan, Indonesia mendukung kerja sama jaminan produk halal dengan Rusia. Hal ini mengingat Rusia cukup aktif pada kegiatan promosi produk halal, seperti Russia Halal Expo pada Kazan Forum pada 2023 silam.

"Kemitraan ini bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga tentang membina hubungan ekonomi yang lebih dalam yang dapat teruji waktu dan pergeseran ekonomi global," katanya.

Sebelumnya, Jerry bertemu dengan perwakilan perusahaan teknologi Yandex. Yandex memiliki mesin pencari terbesar di internet di Rusia merupakan mesin pencari terbesar ke-5 di dunia setelah Google, Baidu, Bing, dan Yahoo!.

Wamendag melakukan konsultasi dan penjajakan dalam mempromosikan produk Indonesia di Rusia melalui mesin pencari Yandex.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke Rusia pada 2023 mencakup minyak sawit senilai 632,6 juta dolar AS, suku cadang mesin 26,71 juta dolar AS, karet 21,43 juta dolar AS, olahan makanan 19,39 juta dolar AS, dan lemak coklat 10,8 juta dolar AS.

Di sisi lain, impor Indonesia dari Rusia menunjukkan pertumbuhan 22,24 persen 2019-2023. Adapun impor utama Indonesia dari Rusia pada 2023 meliputi batu bara bituminus senilai 495,6 juta dolar AS, besi baja 389,6 juta dolar AS, pupuk 338,1 juta dolar AS, serealia 274,8 juta dolar AS, dan asbestos 45,03 juta dolar AS.

Sementara data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan, Rusia adalah negara sumber investasi langsung (foreign direct investment/FDI) ke-23 Indonesia.

Rusia memiliki 3.965 proyek di Indonesia pada 2023 atau meningkat 719,2 persen dibandingkan pada 2022. Sektor investasi tersebut mencakup perumahan, kawasan industri dan perkantoran, jasa lainnya, serta hotel dan restoran.