JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui joint study area (JSA) Buton kepada 3 perusahaan migas antara lain Pertamina, Petrochina dan Petronas.
Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Dadan Kusdiana menyampaikan Kementerian ESDM akan mempercepat pelaksanaan kegiatan tersebut. Hal ini merupakan upaya pemerintah dalam peningkatan produksi minyak bumi dari lapangan lepas pantai Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dengan total potensi awal lebih dari 1 miliar barel minyak.
"Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas sudah menyetujui pelaksanaan Joint Study Area Buton kepada Pertamina, Petrochina, dan Petronas. Upaya yang kita lakukan saat ini adalah mempercepat penyelesaian Joint Study, supaya nantinya area tersebut bisa segera dilakukan direct offer dan dikembangkan," ujar Dadan di Jakarta, Selasa, 23 Juli.
Sebelumnya Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan Indonesia masih memiliki potensi minyak yang bisa dikembangkan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Salah satu ladang minyak yang prospektif terletak di Buton, Sulawesi Tenggara yang dimiliki oleh Pertamina dan memiliki potensi hingga 5 miliar barel minyak.
BACA JUGA:
"Satu lagi berprospek itu di Buton, offshore Sulawesi Tenggara milik Pertamina, waktu awal 2019-2020 kita bikin geoseismik, itu salah satunya menemukan mapping-mapping itu," ujar Arifin saat ditemui awak media di Gedung Ditjen Migas, dikutip Sabtu, 20 April.
Arifin menyebut pihaknya telah mendorong Pertamina untuk segera mengembangkan blok migas tersebut karena memiliki kandungan minyak berat atau heavy oil.
"Minyaknya minyak berat, tapi jumlahnya gede, potensinya bisa 5 miliar barel, tapi kalau bisa diambil 20 persennya aja sudah 1 miliar barel. nanti kita dorong supaya ini bisa dipercepat," beber Arifin.