Bagikan:

JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan upaya pemerintah dalam menjaga dan mengendalikan inflasi, khususnya di sektor pangan, bisa terlihat dari menurunnya inflasi.

Lebih lanjut, Arief bilang upaya pengendalian inflasi yang dilakukan secara sinergis bersama kementerian/lembaga melalui berbagai langkah strategis stabilisasi pangan menjadi salah satu kunci terjaganya laju inflasi pada Mei 2024 sesuai target pemerintah di 2,5 persen plus minus 1 persen.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan inflasi nasional secara tahun ke tahun (yoy) dari 3,00 persen di bulan April 2024 menjadi 2,84 persen di Mei 2024. Sementara secara bulanan (mom), mengalami deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03 persen.

Di samping itu, tingkat inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) berkontribusi besar terhadap deflasi di angka 0,69 persen dengan andil deflasi sebesar 0,12 persen. Komoditas pangan yang dominan memberikan andil deflasi pada komponen jenis harga bergejolak antara lain beras, daging ayam ras, tomat, dan cabai rawit.

"Sinergi dan kolaborasi kementerian dan lembaga, pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota serta berbagai stakeholder terkait lainnya, berkontribusi menjaga laju inflasi sehingga tetap terkendali,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa, 4 Juni.

“Kita bisa melihat bentuk komitmen bersama melalui monitoring dan evaluasi rutin setiap minggu bersama Kementerian Dalam Negeri dengan mengumpulkan seluruh Pemda, instansi, dan stakeholder terkait,” sambungnya.

Arief juga bilang Badan Pangan Nasional berkomitmen untuk menjaga stabilitas pangan dan memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Bukan hanya di aspek hilir yang berkaitan dengan konsumen, pemerintah juga memperhatikan dari sisi hulu yakni bagaimana kesejahteraan produsen dalam hal ini petani peternak. Sebab harga di hulu tentu berkaitan erat dengan stabilitas harga di hilir,” jelasnya.

Lebih lanjut, Arief bilang salah satu indikator yang bisa dilihat adalah Nilai Tukar Petani (NTP), dan berdasarkan laporan BPS pada Mei 2024 NTP masih terjaga di atas 100 poin meskipun mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.

Ia juga menyebut kebijakan penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah atau beras dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras menjadi salah satu upaya untuk menjaga keseimbangan harga hulu hilir.

“Ini memang tidak mudah namun menjadi challenge yang harus kita sama-sama dengan menggandeng seluruh stakeholder terkait,” ujarnya.

Selain itu untuk menjaga stabilitas pangan, Bapanas juga melakukan berbagai upaya strategis antara lain melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), dan penyaluran Bantuan Pangan Pemerintah. Selain itu juga penguatan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 125 tahun 2022.

Dalam pelaksanaan GPM sampai 31 Mei, telah terlaksana 3.881 kali di 401 kabupaten/kota selama kurun Januari hingga Mei. Selanjutnya, realisasi FDP berbagai jenis komoditas telah menyentuh angka 101 ton yang terdiri dari bawang merah 49,2 ton, cabai merah keriting 24,9 ton, daging ayam ras 15 ton, dan beras 12,5 ton.

Pada pelaksanaan bantuan pangan beras tahap kedua per 31 Mei, NFA melalui Perum Bulog telah merealisasikan sebanyak 44,95 persen. Sementara bantuan pangan beras tahap pertama di 99,37 persen.