JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana melaporkan transformasi penyaluran elpiji tiga kilogram (kg) tepat sasaran tahap I dan peningkatan pengawasannya mampu menekan overkuota di tahun 2023.
“Tren realisasi elpiji 3 kg pada tahun 2019 sampai dengan 2022 rata-rata mengalami kenaikan sekitar 4,5 persem per tahun. Perbandingan penyaluran elpiji year on year dari 2022 ke 2023 sebesar 3,2 persen. Penurunan persentasi kenaikan sebesar 1,3 persen dipengaruhi oleh transformasi tahap I dan peningkatan pengawasan sehingga overkuota 2023 dapat ditekan,” jelas Dadan yang dikutip Kamis, 30 Mei.
Dadan mengungkapkan, saat ini sudah ada 42,4 juta NIK yang terdaftar sebagai konsumen elpiji 3 kg.
Menurutnya, Ditjen Migas berusaha memastikan Rumah Tangga yang perlu mendapat subsidi pasti akan mendapatkan haknya, namun bagi Rumah Tangga desil 8 sampai dengan 10 tidak akan dapat membeli elpiji tabung 3 kg.
Dikatakan Dadan, kuota volume elpiji 3 Kg tahun 2024 sebesar 8,03 juta MT, dengan realisasi sampai 30 April 2024 sebesar 2,68 juta Mton atau sudah mencapai 33,38 persen dari kuota, sedangkan outlook sampai akhir tahun 2024 sebesar 8,121 juta MT
“Di tahun 2024 kami sekarang masih on track masih sesuai APBN, ini bukti bahwa upaya transformasi tepat sasaran elpiji 3 kg sudah mulai terlihat,” imbuh Dadan.
Dadan memaparkan, kebijakan tersebut dilakukan diantaranya dengan pendataan pengguna elpiji 3 kg berbasis teknologi.
Sejalan dengan itu, pengguna elpiji 3 kg adalah pengguna elpiji 3 kg yang telah terdata dan tercantum dalam data by name by address sesuai ketentuan yang berlaku.
Pelaksanaan transformasi ini dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan data, infrastruktur, serta kondisi ekonomi dan sosial masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Dadan juga menjabarkan berbagai upaya yang dilakukan Ditjen Migas dalam peningkatan elpiji Tepat Sasaran lainnya, pertama pelaksanaan transformasi pendistribusian elpiji 3 kg tepat sasaran, dengan pencatatan calon konsumen tepat sasaran.
Status pencatatan per tanggal 19 Mei 2024, terdapat 42,4 Juta NIK yang telah terdaftar dalam sistem Merchant Apps Pangkalan Pertamina.
Kedua, dengan melaksanaan sidak horeka (hotel, restoran, kafe) bulan April 2024 di DKI, Bogor, Depok, Bali dalam rangka pengawasan penyaluran elpiji 3 kg. Ditemukan harga elpiji tabung 12 Kg dan 50 Kg jauh dibawah harga elpiji tabung 3 kh, adanya indikasi oplosan.
“Terdapat harga beli konsumen elpiji tabung 50 Kg sebesar Rp600.000, sedangkan harga dari Pertamina sekitar Rp900.000,” jelas Dadan.
Ketiga, melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum dalam rangka pemberian keterangan ahli atas perkara penyalahgunaan penyaluran elpiji 3 kg yang meningkat setiap tahun.
Sejak dua tahun terakhir, terdapat 23 kasus pelanggaran Administrasi dan 149 kasus pidana berupa pemindahan tabung isi gas.
Upaya yang keempat adalah melakukan pengawasan dan verifikasi penyaluran isi ulang elpiji 3 kg setiap bulan.
BACA JUGA:
Setiap bulan dilakukan stok opname untuk menghitung gain dan losses di Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), verifikasi ke Agen, Pangkalan dan Konsumen untuk menjadi faktor koreksi.
“Terakhir, kami sedang melakukan proses revisi Perpres 104/2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram dalam rangka pengaturan kriteria pengguna isi ulang elpiji Tabung 3 Kg. Saat ini sedang menunggu persetujuan Izin Prakarsa,” tandas Dadan.