Bagikan:

JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga atau BI-Rate akan bergantung pada kondisi pasar global yang dapat mempengaruhi stabilitas rupiah.

"Apabila data ekonomi dan inflasi AS mereda, kondisi ini dapat mengurangi tekanan penguatan Dolar AS, sehingga BI tidak perlu menaikkan suku bunga," ujar Portfolio Manager Fixed Income MAMI Laras Febriany dalam keterangannya, Minggu, 26 Mei.

Laras menyampaikan selain dari tekanan Rupiah, pihaknya melihat tidak ada faktor lain yang dapat memicu BI untuk menaikkan suku bunga, terutama karena inflasi domestik masih terjaga.

Adapun, saat ini pasar masih memperkirakan ada potensi pemangkasan Fed Funds Rate satu hingga dua kali. Sehingga, MAMI memperkirakan BI Rate dapat berada di kisaran 5,75 persen - 6,25 persen di akhir tahun 2024.

Menurut Laras BI mengambil langkah tepat dengan menaikkan suku bunga untuk menjaga stabilitas Rupiah. Adapun depresiasi Rupiah yang signifikan dapat menyebabkan risiko imported inflation yang membebani dunia usaha dan daya beli masyarakat dalam jangka pendek.

Selain itu, Laras menyampaikan stabilitas Rupiah juga penting untuk menarik dana investor asing masuk ke pasar Indonesia.

Laras melihat pasar juga mengapresiasi keputusan BI, terlihat dari nilai tukar Rupiah yang membaik dan stabil di kisaran Rp16.000, imbal hasil SBN 10 year berhasil turun dari puncaknya di 7,25 persen ke level saat ini di bawah 7 persen, dan investor asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi di bulan Mei.

Menurut Laras kuartal kedua 2024 memang akan diawali perubahan-perubahan ekspektasi, yang kemudian diikuti dengan volatilitas tinggi dan sentimen pasar yang kurang kondusif. Namun dengan berjalannya waktu, pasar pun melakukan penyesuaian, volatilitas terlihat mereda, dan sentimen mulai pulih.

Secara keseluruhan perekonomian global tahun ini diperkirakan masih bertumbuh, dan inflasi global pun dalam tren menurun. Di Indonesia sendiri, fundamental ekonomi masih terjaga kuat, dan katalis-katalis penopang dan potensi pasar finansial pun masih sangat cukup.

“Mari kita fokus pada peluang jangka menengah panjang, dan jadikan volatilitas jangka pendek sebagai peluang yang belum tentu datang kembali, terutama dengan pandangan pemangkasan suku bunga yang masih dapat terjadi,” ujarnya.

Laras optimistis terhadap pasar surat utang seiring potensi pemangkasan suku bunga ke depan. Namun memang perlu dicermati dalam jangka pendek volatilitas masih dapat terjadi karena faktor ketidakpastian suku bunga The Fed.

“Oleh karena itu, kami selalu mengelola portofolio secara aktif, bergerak dinamis antara defensif dan agresif untuk membentuk portofolio yang optimal,” ucap dia.

Strategi portofolio reksadana kelolaan MAMI akan disesuaikan berdasarkan tinjauan makroekonomi terkini serta fokus pada manajemen durasi, kas dan pemilihan efek untuk membentuk portofolio yang dapat bergerak dengan lincah.