Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas memastikan pihaknya akan serius memberantas praktik kecurangan pengurangan volume elpiji 3 kg. Zulhas mengatakan, izin usaha pelaku nakal yang mengurangi volume gas elpiji 3 kg bakal dicabut bila tak mengindahkan peringatan yang diberikan.

"Ya, jelas mereka, kan, nipu. Ini pelaku usahanya (menipu), enggak sesuai kan yang SPBE-nya ini. Nah, ini bisa dicabut izinnya kalau tidak diindahkan sekali diingatkan," ujar Zulhas kepada wartawan di Patra Trading SPBE Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu, 25 Mei.

"Ini juga menjadi perhatian bagi Pertamina dan Kementerian ESDM. Pengusaha-pengusaha yang nakal diingatkan, ya, kalau tidak dicabut (izin usahanya) karena itu memang aturannya. Diingatkan sekali, tidak diindahkan maka harus dicabut izin usahanya," sambungnya.

Zulhas meminta pengawasan terhadap praktik kecurangan itu terus dilakukan. Dia pun meminta agar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) nakal segera menghentikan praktik kecurangan yang dilakukan lantaran merugikan masyarakat.

"Jadi, kami akan terus melakukan pengawasan dan ini juga saya minta teman-teman diberitakan agar SPBE-SPBE tahu dan menghentikan kegiatan yang ilegal, culas dan merugikan masyarakat banyak. Kalau tidak, kami akan awasi seluruh Indonesia dan juga mengajak para bupati untuk melakukan hal yang sama," tuturnya.

Adapun peringatan pencabutan izin usaha itu disampaikan Zulhas saat mengungkap praktik kecurangan pengurangan volume elpiji 3 kg di 11 SPBE yang tersebar di Jakarta, Tangerang hingga Bandung. Dia mengatakan, volume elpiji 3 kg berkurang menjadi 2.200 hingga 2.800 gram atau hanya 2,2-2,8 kg.

"Ya, namanya kalau usaha nakal, ya, nakal saja. Nanti, kami ingatkan agar Pertamina tahu, pemerintah tahu kalau SPBE berbuat nakal, culas, curang, mengurangi ukuran. Maka akan diingatkan agar segera hentikan perbuatannya yang merugikan masyarakat dan itu, kan, termasuk pencurian. Jualnya 3 kg kok isinya 2,2, itu kan namanya culas, maling juga itu. Nah, hentikan," ungkap Zulhas

"Ya, sudah ditemukan 11 titik itu rata-rata satu hari dihitung kerugiannya hampir 2 miliar (per tahun). Jadi, kalau 11 bayangin banyak apalagi kalau seluruh Indonesia," imbuhnya.