JAKARTA - Kereta Api (KA) Pandalungan relasi Gambir-Jember mengalami kelambatan 150 menit atau 2,5 jam dari jadwal seharusnya. Keterlambatan tersebut terjadi karena kereta terlibat kecelakaan dengan satu unit mobil di Kabupaten Pasuruan.
Sekadar informasi, Kecelakaan yang melibatkan Kereta Api (KA) Pandalungan dengan satu unit mobil terjadi di JPL 146 kilometer 70+8/9 Desa Patuguran, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan pada pagi tadi.
Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember Cahyo Widiantoro mengatakan KA Pandalungan dari Stasiun Gambir dijadwalkan tiba di Stasiun Jember pada pukul 10.45 WIB.
“KA Pandalungan dari Stasiun Gambir tiba di Stasiun Jember pukul 13.15 WIB atau mengalami kelambatan 150 menit dari jadwal seharusnya pukul 10.45 WIB,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa, 7 Mei.
“PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan kedatangan KA Pandalungan di Stasiun Jember,” sambungnya.
Atas keterlambatan tersebut, Cahyo mengatakan para penumpang KA Pandalungan telah diberikan service recovery sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selain itu, yang juga terdampak atas insiden tersebut adalah KA Logawa dari Jember tujuan Stasiun Purwokerto yang seharusnya bersilang dengan KA Pandalungan di Stasiun Rejoso. KA Logawa berangkat dari Stasiun Pasuruan menuju Purwokerto mengalami kelambatan sebanyak 140 menit.
“Meski terjadi kelambatan, KA Pandalungan dari Jember tujuan Gambir hari ini Selasa, 7 Mei, dapat diberangkatkan kembali tepat pukul 14.55 WIB dari Stasiun Jember,” terang Cahyo.
Cahyo bilang akibat dari insiden yang terjadi antara KA Pandalungan dengan mobil di Pasuruan tersebut mengakibatkan empat korban meninggal dan tiga korban mengalami luka-luka. Sedangkan untuk bangkai mobil sudah diamankan menjauh dari rel, sehingga rel kembali aman dilalui kereta api.
BACA JUGA:
“Informasi yang kami terima, para korban merupakan keluarga besar dari Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan. KAI mengucapkan duka cita yang mendalam kepada para korban, baik yang meninggal dan korban luka serta keluarga yang ditinggalkan. KAI Daop 9 juga menyesalkan atas terjadinya insiden ini,” kata Cahyo.
Dia juga bilang KAI Daop 9 Jember akan melakukan komunikasi yang intensif dengan para pemangku kepentingan, baik dari Dinas Perhubungan (Dishub), Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), Kepolisian dan masyarakat sekitar terkait perlintasan sebidang agar hal serupa tidak terulang lagi.
“KAI Daop 9 Jember mengimbau dan mengajak masyarakat untuk lebih berhati-hati saat berada di perlintasan sebidang, mematuhi rambu dan memberikan kesempatan kepada kereta api untuk lebih dulu melintas, demi keselamatan bersama,” tutup Cahyo.