Bagikan:

JAKARTA - Pasokan beras yang telah diamankan Perum Bulog mencapai 1,63 juta ton per awal Mei 2024.

Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2020.

Adapun stok tersebut merupakan hasil serapan dalam negeri dan pengadaan impor.

Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan 1,63 juta ton beras menjadi yang tertinggi dalam empat terakhir.

Dia bilang, sebelumnya stok beras yang diamankan perusahaan selalu di bawah volume saat ini.

“Jadi alhamdulillah, baik melalui manajemen pengadaan luar negeri maupun usaha yang sangat insentif di daerah, dengan berbagai macam program termasuk program Jemput Gabah Beras, sekarang kita punya stok lebih dari 1,6 juta ton,” katanya saat ditemui wartawan di kelurahan Pela Mampang, Jakarta Selatan, Jumat, 3 Mei.

Bayu mengatakan pasokan beras tersebut memenuhi kebutuhan pangan secara nasional, serta untuk program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) alias operasi pasar hingga bantuan sosial (bansos) beras 10 Kg tahap kedua.

“Dan ini sangat mencukupi untuk mendukung program seperti bantuan pangan dan nanti juga mendukung program SPHP,” katanya.

Bayu menjelaskan, per 2 Mei 2024, Bulog sudah melakukan pengadaan beras dalam negeri sebanyak 560.000 ton setara gabah kering panen (GKP), atau 273.000 ton setara beras.

Secara harian, Bayu bilang Bulog mampu menyerap 30.000 ton setara GKP, jumlah tersebut mengalami kenaikan dari sebelumnya yang berada di level 10.000 ton.

“Pengadaan Bulog sampai saat ini sudah 30.000 ton per hari. Jauh lebih besar dari rata-rata pengadaan yang biasa dilakukan bulog di 10.000 ton,” tuturnya.

Lebih lanjut, Bayu mengatakan realisasi impor beras yang masuk ke gudang Bulog berkisar 1,2 sampai 1,3 juta ton di kuartal I-2024. Sedangkan, kuota impor beras yang dimiliki Bulog adalah 3,6 juta ton.

“Stok masuk impor saat ini mungkin sudah 1,2 hingga 1,3 dari kuota 3,6 (juta ton),” ujarnya.